Pemerintah Kota (Pemkot) Bandung tengah menyiapkan pelonggaran pembelajaran tatap muka di sekolah, khususnya untuk sekolah inklusi serta berbagai pelatihan yang memerlukan praktikum, namun dengan menerapkan protokol kesehatan yang ketat

Wali Kota Bandung, Oded M Danial mengatakan persiapan tersebut merupakan hasil evaluasi setelah angka transmisi COVID-19 Bandung terus menurun.

"Dari laporan Kepala Dinas Pendidikan, bahwa memang ada beberapa sekolah yang meminta untuk dibuka, tapi kita masih tetap bertahap, tadi yang kita sepakat diberikan relaksasi baru pendidikan inklusi, tata boga, tata busana, dan pelatihan-pelatihan," kata Oded di Balai Kota Bandung, Jumat.

Menurutnya, sektor tersebut bakal diizinkan untuk kembali aktif karena pendidikan secara inklusif memang dinilai sulit jika dilakukan secara daring.

"Kan tidak bisa semuanya bisa dilakukan online, kalau teorinya bisa, kalau praktek kan tidak bisa, saya kira itu akan berikan relaksasi," katanya.

Sejauh ini di masa adaptasi kebiasaan baru, Oded mengaku banyak mendapat usulan dari berbagai institusi pendidikan untuk mengizinkan sekolah formal kembali aktif dengan pembelajaran tatap muka.

Meski transmisi COVID-19 di Kota Bandung terus menurun, katanya, sektor pendidikan formal masih belum bisa diizinkan untuk kembali aktif normal  sebab perubahan status zona di Kota Bandung masih terbilang dinamis.

"Karena ini sudah terlalu lama (pendidikan formal secara daring), tapi prinsipnya kita masih menunggu dan mengikuti kebijakan dari pusat," katanya.

Baca juga: Gubernur Jabar larang sekolah di luar zona hijau gelar KBM tatap muka

Baca juga: Jadwal KBM tatap muka di Kota Sukabumi diundur, ini alasannya

Baca juga: Mendikbud ingatkan sekolah jangan maksa muridnya belajar di sekolah

Pewarta: Bagus Ahmad Rizaldi

Editor : Yuniardi Ferdinan


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2020