Pemerintah Kota Bekasi, Jawa Barat kembali memesan 10.000 unit alat tes usap guna memaksimalkan pelacakan virus untuk memutus rantai penyebaran COVID-19 di wilayahnya.
"Kami memesan untuk stok warga Kota Bekasi hingga akhir tahun ini. 10.000 kit PCR Swab Test," kata Wali Kota Bekasi Rahmat Effendi di Bekasi, Senin.
Rahmat mengaku tetap akan melanjutkan pemeriksaan kesehatan secara masif baik menggunakan metode tes cepat maupun tes usap.
Selama pandemi COVID-19 Pemerintah Kota Bekasi telah melakukan sedikitnya 48.000 tes cepat serta 20.000 lebih tes usap kepada warganya.
"Ini sudah melebihi target WHO untuk rapid test, satu persen dari jumlah penduduk. Kota Bekasi kan 2,4 juta, satu persen 24.000, kita 48.000, artinya 2 persen," katanya.
Pihaknya juga telah menyiapkan dua alat penguji hasil tes usap yang ditempatkan di Labkesda Dinas Kesehatan Kota Bekasi dan RSUD Kota Bekasi.
Dua alat penguji ini membuat proses deteksi hasil bisa keluar dalam waktu 2-3 jam saja sehingga mempercepat hasil pemeriksaan serta tidak perlu mengirimnya ke laboratorium provinsi maupun Kementerian Kesehatan lagi.
"Kalau ke Kemenkes dan Pemprov Jabar bisa tiga-empat hari, sekarang ini cuman 2-3 jam sudah bisa diketahui hasilnya, putarannya cepat PCR yang kita punya," katanya.
Pemerintah Kota Bekasi bahkan berencana untuk membeli lagi alat penguji tes usap agar pengecekan sampel bisa dilakukan lebih cepat lagi.
"Kita sedang mencari alat yang lebih modern lagi. Saya kemarin diinfokan dari kenalan di Kemenhan, ada alat dari Korea yang katanya 30 menit langsung keluar hasil. Nah berarti alat ini lebih canggih dari alat yang sudah ada yang kita punya. Jadi, istilahnya ada yang satu menit pun kita cari karena kita ingin mendapatkan hasil yang cepat ya dan terus tepat," kata dia.
Baca juga: Kota Bekasi telah habiskan 27.000 alat tes cepat
Baca juga: Pemkot Bekasi klaim tidak ada pasien COVID-19 meninggal sebulan terakhir
Baca juga: Pemkot Bekasi bentuk Satgas Disiplin guna siapkan pemulihan ekonomi
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2020
"Kami memesan untuk stok warga Kota Bekasi hingga akhir tahun ini. 10.000 kit PCR Swab Test," kata Wali Kota Bekasi Rahmat Effendi di Bekasi, Senin.
Rahmat mengaku tetap akan melanjutkan pemeriksaan kesehatan secara masif baik menggunakan metode tes cepat maupun tes usap.
Selama pandemi COVID-19 Pemerintah Kota Bekasi telah melakukan sedikitnya 48.000 tes cepat serta 20.000 lebih tes usap kepada warganya.
"Ini sudah melebihi target WHO untuk rapid test, satu persen dari jumlah penduduk. Kota Bekasi kan 2,4 juta, satu persen 24.000, kita 48.000, artinya 2 persen," katanya.
Pihaknya juga telah menyiapkan dua alat penguji hasil tes usap yang ditempatkan di Labkesda Dinas Kesehatan Kota Bekasi dan RSUD Kota Bekasi.
Dua alat penguji ini membuat proses deteksi hasil bisa keluar dalam waktu 2-3 jam saja sehingga mempercepat hasil pemeriksaan serta tidak perlu mengirimnya ke laboratorium provinsi maupun Kementerian Kesehatan lagi.
"Kalau ke Kemenkes dan Pemprov Jabar bisa tiga-empat hari, sekarang ini cuman 2-3 jam sudah bisa diketahui hasilnya, putarannya cepat PCR yang kita punya," katanya.
Pemerintah Kota Bekasi bahkan berencana untuk membeli lagi alat penguji tes usap agar pengecekan sampel bisa dilakukan lebih cepat lagi.
"Kita sedang mencari alat yang lebih modern lagi. Saya kemarin diinfokan dari kenalan di Kemenhan, ada alat dari Korea yang katanya 30 menit langsung keluar hasil. Nah berarti alat ini lebih canggih dari alat yang sudah ada yang kita punya. Jadi, istilahnya ada yang satu menit pun kita cari karena kita ingin mendapatkan hasil yang cepat ya dan terus tepat," kata dia.
Baca juga: Kota Bekasi telah habiskan 27.000 alat tes cepat
Baca juga: Pemkot Bekasi klaim tidak ada pasien COVID-19 meninggal sebulan terakhir
Baca juga: Pemkot Bekasi bentuk Satgas Disiplin guna siapkan pemulihan ekonomi
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2020