Sejumlah fans K-pop dan remaja pengguna TikTok dikabarkan sengaja pesan tiket kampanye presiden Amerika Serikat Donald Trump di Tusla, Oklahoma, AS supaya banyak kursi yang kosong saat hari H, Sabtu malam (20/6).
Reuters, dikutip Senin, mewartakan banyak kursi kosong, hanya sepertiga dari kapasitas 19.000 di venue itu.
Semuanya bermula dari cuitan Trump pada 11 Juni yang mempromosikan pendaftaran gratis secara online dan via telepon selular untuk menghadiri kampanyenya itu.
Layaknya sengaja mengerjai, satu video TikTok mendorong orang-orang mendaftar untuk mendapatkan tiket gratis ke kampanye Trump, guna memastikan kursi-kursi itu kosong.
"Trump telah secara aktif berusaha untuk menghilangkan hak jutaan orang Amerika dalam banyak hal, dan bagi saya, ini adalah protes yang dapat saya lakukan," kata Erin Hoffman, seorang warga New York berusia 18 tahun.
Hoffman menambahkan bahwa ia memesan dua tiket dan membujuk orang tua untuk memesan dua lagi.
Menyusul sedikitnya orang yang hadir itu, manajer kampanye Trump Brad Parscale menyalahkan pengunjuk rasa Black Lives Matter yang berkerumum di luar lokasi Bank of Oklahoma (BOK) Center di Tulsa.
Dalam sebuah pernyataan resmi kemarin, Parscale membantah klaim bahwa pengguna TikTok dan penggemar K-Pop adalah penyebab angka kehadiran kampanye yang rendah.
Brad Parscale menyalahkan media dan pengunjuk rasa karena menghalangi orang-orang untuk hadir.
Namun, para politisi dan analis, yang anaknya banyak yang ikut "nge-prank" acara tersebut mengkonfirmasi bahwa ada kesengajaan anak-anak muda untuk membuat kursi kampanye Trump kosong.
"Dia dikerjai anak-anak muda dan fans K-Pop yang pesan tiket untuk sengaja tidak datang," kata Joy Reid di siaran MSNBC usai pidato Trump.
Baca juga: Mantan Penasihat AS ungkap Trump minta China bantu dia menang dalam pilpres 2020
Para pengguna TikTok pun lantas membagikan tangkapan layar di mana mereka memesan kursi kampanye dengan menggunakan kode pos Tulsa untuk sengaja tidak hadir.
Salah satu pengguna TikTok mengatakan pada Times bahwa mereka sengaja melakukan gerakan itu diam-diam di TikTok Alt di mana orang biasa melakukan prank dan banyak aktivitas lain.
"K-Pop Twitter dan Alt TikTok punya kerja sama baik di mana mereka menyebar informasi di antara para pengguna dengan sangat cepat. Mereka tahu alogaritme dan bagaimana cara menyebarkan video ke target yang mereka inginkan."
Alexandria Ocasio-Cortez, tokoh progresif dari Partai Demokrat, memuji anak-anak muda dan penggemar K-pop yang disebutnya telah "membanjiri kampanye Trump dengan pemesanan tiket palsu".
"Kau baru saja dikerjai anak-anak remaja di TikTok yang membanjiri kampanye Trump dengan memesan tiket palsu dan membuatmu percaya kalau jutaan orang ingin mendengar pidato penuh supremasi kulit putih di sebuah arena di kala COVID. Keren Zoomers, kalian semua membuatku bangga," cuit Cortez.
Baca juga: Trump akan batasi visa AS cegah pekerja asing
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2020
Reuters, dikutip Senin, mewartakan banyak kursi kosong, hanya sepertiga dari kapasitas 19.000 di venue itu.
Semuanya bermula dari cuitan Trump pada 11 Juni yang mempromosikan pendaftaran gratis secara online dan via telepon selular untuk menghadiri kampanyenya itu.
Layaknya sengaja mengerjai, satu video TikTok mendorong orang-orang mendaftar untuk mendapatkan tiket gratis ke kampanye Trump, guna memastikan kursi-kursi itu kosong.
"Trump telah secara aktif berusaha untuk menghilangkan hak jutaan orang Amerika dalam banyak hal, dan bagi saya, ini adalah protes yang dapat saya lakukan," kata Erin Hoffman, seorang warga New York berusia 18 tahun.
Hoffman menambahkan bahwa ia memesan dua tiket dan membujuk orang tua untuk memesan dua lagi.
Menyusul sedikitnya orang yang hadir itu, manajer kampanye Trump Brad Parscale menyalahkan pengunjuk rasa Black Lives Matter yang berkerumum di luar lokasi Bank of Oklahoma (BOK) Center di Tulsa.
Dalam sebuah pernyataan resmi kemarin, Parscale membantah klaim bahwa pengguna TikTok dan penggemar K-Pop adalah penyebab angka kehadiran kampanye yang rendah.
Brad Parscale menyalahkan media dan pengunjuk rasa karena menghalangi orang-orang untuk hadir.
Namun, para politisi dan analis, yang anaknya banyak yang ikut "nge-prank" acara tersebut mengkonfirmasi bahwa ada kesengajaan anak-anak muda untuk membuat kursi kampanye Trump kosong.
"Dia dikerjai anak-anak muda dan fans K-Pop yang pesan tiket untuk sengaja tidak datang," kata Joy Reid di siaran MSNBC usai pidato Trump.
Baca juga: Mantan Penasihat AS ungkap Trump minta China bantu dia menang dalam pilpres 2020
Para pengguna TikTok pun lantas membagikan tangkapan layar di mana mereka memesan kursi kampanye dengan menggunakan kode pos Tulsa untuk sengaja tidak hadir.
Salah satu pengguna TikTok mengatakan pada Times bahwa mereka sengaja melakukan gerakan itu diam-diam di TikTok Alt di mana orang biasa melakukan prank dan banyak aktivitas lain.
"K-Pop Twitter dan Alt TikTok punya kerja sama baik di mana mereka menyebar informasi di antara para pengguna dengan sangat cepat. Mereka tahu alogaritme dan bagaimana cara menyebarkan video ke target yang mereka inginkan."
Alexandria Ocasio-Cortez, tokoh progresif dari Partai Demokrat, memuji anak-anak muda dan penggemar K-pop yang disebutnya telah "membanjiri kampanye Trump dengan pemesanan tiket palsu".
"Kau baru saja dikerjai anak-anak remaja di TikTok yang membanjiri kampanye Trump dengan memesan tiket palsu dan membuatmu percaya kalau jutaan orang ingin mendengar pidato penuh supremasi kulit putih di sebuah arena di kala COVID. Keren Zoomers, kalian semua membuatku bangga," cuit Cortez.
Baca juga: Trump akan batasi visa AS cegah pekerja asing
Actually you just got ROCKED by teens on TikTok who flooded the Trump campaign w/ fake ticket reservations & tricked you into believing a million people wanted your white supremacist open mic enough to pack an arena during COVID
— Alexandria Ocasio-Cortez (@AOC) June 21, 2020
Shout out to Zoomers. Y’all make me so proud. https://t.co/jGrp5bSZ9T
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2020