Gucci mengucapkan selamat tinggal pada pekan mode karena merek fesyen tersebut kini mengumumkan tidak lagi mengeluarkan desain berdasarkan musim alias "seasonless".
Gucci kini hanya akan mengikuti pekan mode dua kali setahun alih-alih lima kali seperti tahun-tahun sebelumnya.
"Saya pikir (kalender pekan mode) ini adalah kata-kata basi dan enggak bermutu.. pakaian harus memiliki umur yang lebih panjang dari sekedar atribut yang disematkan oleh kata-kata ini," kata direktur kreatif Gucci Alessandro Michele dalam konferensi virtual dikutip dari Guardian, Selasa.
Baca juga: Elzatta usung kearifan lokal pada desain busana muslim
Tak ingin terjebak istilah "musim", Michele mengatakan tak akan lagi mengikuti aturan mengeluarkan koleksi setiap musim semi/musim panas, musim gugur/musim dingin, pesiar (musim liburan) dan pertunjukan sebelum musim gugur. Sebagai gantinya, Gucci akan menampilkan koleksi "tanpa musim" dua kali setahun.
Roda pekan mode mengalami hambatan akibat krisis virus corona. Pertunjukan mode pakaian pria dan adibusana yang dijadwalkan Juni-Juli jelas tertunda. Pekan mode pada September masih belum pasti apakah akan digelar atau tidak.
Sementara itu Gucci sudah memastikan tak akan tampil di pekan Mode Milan pada September mendatang.
Pengumuman Gucci ini sangat penting karena kelompok kuat Italia sejauh ini merupakan merek terkuat yang mendukung perpindahan ke sistem mode yang lebih ramping dan tidak boros.
Baca juga: Busana shalwar kameez ala Kate Middleton jadi inspirasi fesyen Idul Fitri
Dries Van Noten telah memimpin sejumlah desainer independen yang menyerukan perbaikan radikal industri, dengan lebih sedikit peragaan busana dan lebih sedikit produk. Diskusi tentang topik ini telah berlangsung di industri selama sebulan terakhir tetapi sebagian besar merek-merek mewah itu sampai sekarang masih diam.
Label-label besar adalah pihak yang mendapat untung paling besar dari sistem saat ini dan memiliki landasan keuangan yang diperlukan untuk mengatasi krisis ekonomi yang masuk, kurang termotivasi untuk perubahan radikal daripada merek-merek kecil.
Dengan melemparkan bobot mereka di belakang kekuatan perubahan, Gucci memiliki kemampuan untuk menggeser keseimbangan kekuatan dalam percakapan ini.
Bulan lalu, Saint Laurent mengumumkan akan mengadakan pekan mode Paris September ini dan menetapkan jadwal sendiri ke depan, sebuah keputusan yang dibuat di tengah "gelombang perubahan radikal".
Baca juga: Ivan Gunawan, Miranda dan Barli rilis koleksi fesyen Hari Raya
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2020
Gucci kini hanya akan mengikuti pekan mode dua kali setahun alih-alih lima kali seperti tahun-tahun sebelumnya.
"Saya pikir (kalender pekan mode) ini adalah kata-kata basi dan enggak bermutu.. pakaian harus memiliki umur yang lebih panjang dari sekedar atribut yang disematkan oleh kata-kata ini," kata direktur kreatif Gucci Alessandro Michele dalam konferensi virtual dikutip dari Guardian, Selasa.
Baca juga: Elzatta usung kearifan lokal pada desain busana muslim
Tak ingin terjebak istilah "musim", Michele mengatakan tak akan lagi mengikuti aturan mengeluarkan koleksi setiap musim semi/musim panas, musim gugur/musim dingin, pesiar (musim liburan) dan pertunjukan sebelum musim gugur. Sebagai gantinya, Gucci akan menampilkan koleksi "tanpa musim" dua kali setahun.
Roda pekan mode mengalami hambatan akibat krisis virus corona. Pertunjukan mode pakaian pria dan adibusana yang dijadwalkan Juni-Juli jelas tertunda. Pekan mode pada September masih belum pasti apakah akan digelar atau tidak.
Sementara itu Gucci sudah memastikan tak akan tampil di pekan Mode Milan pada September mendatang.
Pengumuman Gucci ini sangat penting karena kelompok kuat Italia sejauh ini merupakan merek terkuat yang mendukung perpindahan ke sistem mode yang lebih ramping dan tidak boros.
Baca juga: Busana shalwar kameez ala Kate Middleton jadi inspirasi fesyen Idul Fitri
Dries Van Noten telah memimpin sejumlah desainer independen yang menyerukan perbaikan radikal industri, dengan lebih sedikit peragaan busana dan lebih sedikit produk. Diskusi tentang topik ini telah berlangsung di industri selama sebulan terakhir tetapi sebagian besar merek-merek mewah itu sampai sekarang masih diam.
Label-label besar adalah pihak yang mendapat untung paling besar dari sistem saat ini dan memiliki landasan keuangan yang diperlukan untuk mengatasi krisis ekonomi yang masuk, kurang termotivasi untuk perubahan radikal daripada merek-merek kecil.
Dengan melemparkan bobot mereka di belakang kekuatan perubahan, Gucci memiliki kemampuan untuk menggeser keseimbangan kekuatan dalam percakapan ini.
Bulan lalu, Saint Laurent mengumumkan akan mengadakan pekan mode Paris September ini dan menetapkan jadwal sendiri ke depan, sebuah keputusan yang dibuat di tengah "gelombang perubahan radikal".
Baca juga: Ivan Gunawan, Miranda dan Barli rilis koleksi fesyen Hari Raya
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2020