Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) mencatat investasi asing di Pulau Jawa selama lima tahun terakhir (2016 hingga Triwulan I 2020), paling banyak berlokasi di Provinsi Jawa Barat dengan nilai 22,98 miliar dolar AS.
Menyusul kemudian di Provinsi DKI Jakarta dengan 17,89 miliar dolar AS; Banten (10,98 miliar dolar AS); Jawa Tengah (8,82 miliar dolar AS); Jawa Timur (6,04 miliar dolar AS); dan Daerah Istimewa Yogyakarta (0,15 miliar dolar AS).
"Memang Pulau Jawa masih memiliki daya tarik tersendiri bagi investor, khususnya Provinsi Jawa Barat. Walaupun demikian, BKPM tetap mendorong pemerataan investasi di seluruh Indonesia. Tidak hanya Jawa saja," kata Plt Deputi Bidang Pengendalian Pelaksanaan Penanaman Modal BKPM Farah Indriani dalam keterangan tertulis di Jakarta, Jumat.
Baca juga: Investor asing d IIIF London lirik potensi ekonomi Jabar
Farah menjelaskan selama lima tahun terakhir pertumbuhan di luar Jawa terus menunjukkan peningkatan dan makin berimbang dengan Pulau Jawa.
Total Penanaman Modal Asing (PMA) di pulau Jawa pada tahun 2016-Triwulan I 2020 mencapai 66,86 miliar dolar AS, sedangkan Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) mencapai Rp739,70 triliun atau setara dengan 53,09 miliar dolar AS.
Selama periode lima tahun tersebut, rasio realisasi investasi PMA dan PMDN di Pulau Jawa mencapai 55 persen dan luar Jawa sebesar 45 persen dari total investasi sebesar Rp3.047,2 triliun.
Berdasarkan data yang ada di Pusat Komando Operasi dan Pengawalan Investasi (Pusat KOPI) BKPM, provinsi yang menempati peringkat pertama realisasi investasi secara nasional pada triwulan I tahun 2020 adalah Jawa Timur, dengan nilai investasi sebesar 2,18 miliar dolar AS.
Baca juga: Investor Asing Tertarik Berinvestasi di Garut
Namun jika melihat data lima tahun terakhir (2016-Triwulan I 2020), PMA dan PMDN masih berpusat di provinsi Jawa Barat dengan total investasi mencapai 35,68 miliar dolar AS, kemudian disusul DKI Jakarta (30,60 miliar dolar AS), Jawa Timur (20,16 miliar dolar AS), Jawa Tengah (16,38 miliar dolar AS), Banten (15,95 miliar dolar AS), dan Daerah Istimewa Yogyakarta (1,18 miliar dolar AS).
"Jika kita bandingkan data Triwulan I tahun 2020 dengan periode yang sama di tahun 2019 lalu, total investasi di Pulau Jawa memang turun 0,9 persen, walaupun memang pulau Jawa masih lebih mendominasi dibandingkan luar Jawa, akan tetapi gap-nya semakin kecil," ujar Farah.
Dalam catatan BKPM, realisasi investasi PMA di pulau Jawa pada tahun 2019 sedikit menurun dibandingkan tahun sebelumnya, di mana pada tahun 2018, investasi PMA di Pulau Jawa mencapai 17,04 miliar dolar AS, sedangkan tahun 2019 menjadi 15,47 miliar dolar AS.
"Dapat kita amati disini, jika investor asing juga mulai melirik lokasi di luar Jawa. Pembangunan infrastruktur di luar Jawa tentunya menjadi poin positif bagi investor," jelas Farah.
Baca juga: 40 Investor Tertarik Investasi Bandara Kertajati
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2020
Menyusul kemudian di Provinsi DKI Jakarta dengan 17,89 miliar dolar AS; Banten (10,98 miliar dolar AS); Jawa Tengah (8,82 miliar dolar AS); Jawa Timur (6,04 miliar dolar AS); dan Daerah Istimewa Yogyakarta (0,15 miliar dolar AS).
"Memang Pulau Jawa masih memiliki daya tarik tersendiri bagi investor, khususnya Provinsi Jawa Barat. Walaupun demikian, BKPM tetap mendorong pemerataan investasi di seluruh Indonesia. Tidak hanya Jawa saja," kata Plt Deputi Bidang Pengendalian Pelaksanaan Penanaman Modal BKPM Farah Indriani dalam keterangan tertulis di Jakarta, Jumat.
Baca juga: Investor asing d IIIF London lirik potensi ekonomi Jabar
Farah menjelaskan selama lima tahun terakhir pertumbuhan di luar Jawa terus menunjukkan peningkatan dan makin berimbang dengan Pulau Jawa.
Total Penanaman Modal Asing (PMA) di pulau Jawa pada tahun 2016-Triwulan I 2020 mencapai 66,86 miliar dolar AS, sedangkan Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) mencapai Rp739,70 triliun atau setara dengan 53,09 miliar dolar AS.
Selama periode lima tahun tersebut, rasio realisasi investasi PMA dan PMDN di Pulau Jawa mencapai 55 persen dan luar Jawa sebesar 45 persen dari total investasi sebesar Rp3.047,2 triliun.
Berdasarkan data yang ada di Pusat Komando Operasi dan Pengawalan Investasi (Pusat KOPI) BKPM, provinsi yang menempati peringkat pertama realisasi investasi secara nasional pada triwulan I tahun 2020 adalah Jawa Timur, dengan nilai investasi sebesar 2,18 miliar dolar AS.
Baca juga: Investor Asing Tertarik Berinvestasi di Garut
Namun jika melihat data lima tahun terakhir (2016-Triwulan I 2020), PMA dan PMDN masih berpusat di provinsi Jawa Barat dengan total investasi mencapai 35,68 miliar dolar AS, kemudian disusul DKI Jakarta (30,60 miliar dolar AS), Jawa Timur (20,16 miliar dolar AS), Jawa Tengah (16,38 miliar dolar AS), Banten (15,95 miliar dolar AS), dan Daerah Istimewa Yogyakarta (1,18 miliar dolar AS).
"Jika kita bandingkan data Triwulan I tahun 2020 dengan periode yang sama di tahun 2019 lalu, total investasi di Pulau Jawa memang turun 0,9 persen, walaupun memang pulau Jawa masih lebih mendominasi dibandingkan luar Jawa, akan tetapi gap-nya semakin kecil," ujar Farah.
Dalam catatan BKPM, realisasi investasi PMA di pulau Jawa pada tahun 2019 sedikit menurun dibandingkan tahun sebelumnya, di mana pada tahun 2018, investasi PMA di Pulau Jawa mencapai 17,04 miliar dolar AS, sedangkan tahun 2019 menjadi 15,47 miliar dolar AS.
"Dapat kita amati disini, jika investor asing juga mulai melirik lokasi di luar Jawa. Pembangunan infrastruktur di luar Jawa tentunya menjadi poin positif bagi investor," jelas Farah.
Baca juga: 40 Investor Tertarik Investasi Bandara Kertajati
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2020