Dua ton peralatan kesehatan bantuan dari China yang sempat terkatung-katung di Bandar Udara Internasional Pudong, Shanghai, akhirnya berhasil dikirimkan ke Indonesia melalui jalur laut.
"Alhamdulillah, akhirnya barang bantuan alkes dari China ke Indonesia sekitar 2 ton bisa kami kirim lewat jalur laut setelah sekitar 20 hari kami mengurus perizinan dan lain lain di China," kata Syaifuddin Zuhri dari Laksamana Logistik, Minggu.
Selain bersyukur, dia juga mengucapkan terima kasih kepada Duta Besar RI untuk China Djauhari Oratmangun dan mitra lokal di China yang membantu menuntaskan persoalan tersebut.
"Tantangan dan kendalanya cukup luar biasa. Pengiriman ini adalah wujud partisipasi kami, sebagai perusahaan rintisan oleh santri alumni China di bidang international freight forwarder dalam membantu pengadaan dan pengiriman barang ke Tanah Air bagi masyarakat yg membutuhkan untuk perang bersama melawan COVID-19," ujar kandidat doktor Hubungan Internasional dari perguruan tinggi di Kota Wuhan, Provinsi Hubei, itu.
Bantuan yang dihimpun dari berbagai elemen warga negara Indonesia di China dan masyarakat lokal gagal diterbangkan dari Shanghai ke Indonesia karena ada beberapa persyaratan yang tidak bisa dipenuhi setelah Kementerian Perdagangan setempat (Mofcom) mengeluarkan aturan baru mengenai ekspor peralatan kesehatan.
Namun setelah beberapa dokumen dipenuhi, 2 ton alat kesehatan di antaranya pengukur suhu tubuh, alat pelindung diri, perangkat rapid test, dan masker itu berhasil dikirimkan ke Indonesia melalui jalur laut.
Pekan lalu Mofcom juga telah menyatakan bahwa pihaknya tidak akan mempersulit ekspor alat kesehatan asalkan ada beberapa persyaratan yang harus dipenuhi, seperti surat rekomendasi dari Badan Nasional Penanggulangan Bencana.
Sementara itu, Dubes Djauhari menyebutkan bahwa masih akan ada dua atau tiga pesawat dari Indonesia yang akan mengangkut alat kesehatan dari Bandara Pudong.
"Mungkin ada dua atau tiga pesawat Garuda yang akan mengangkut bantuan dari China. Hal ini merefleksikan hubungan Indonesia dengan China yang saat ini sudah memasuki 70 tahun," katanya.
Sebelumnya beberapa paket bantuan alat kesehatan dari China telah dikirimkan ke Indonesia, baik menggunakan pesawat militer milik TNI Angkatan Udara maupun pesawat komersial.
Bantuan tersebut berasal dari pemerintah, pengusaha, dan elemen masyarakat China serta pengusaha Indonesia di China.
Baca juga: Gubernur nyatakan vrus corona masuk ke New York dari Eropa, bukan China
Baca juga: WHO sebut corona sangat mungkin dari hewan, tak ada tanda manipulasi lab
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2020
"Alhamdulillah, akhirnya barang bantuan alkes dari China ke Indonesia sekitar 2 ton bisa kami kirim lewat jalur laut setelah sekitar 20 hari kami mengurus perizinan dan lain lain di China," kata Syaifuddin Zuhri dari Laksamana Logistik, Minggu.
Selain bersyukur, dia juga mengucapkan terima kasih kepada Duta Besar RI untuk China Djauhari Oratmangun dan mitra lokal di China yang membantu menuntaskan persoalan tersebut.
"Tantangan dan kendalanya cukup luar biasa. Pengiriman ini adalah wujud partisipasi kami, sebagai perusahaan rintisan oleh santri alumni China di bidang international freight forwarder dalam membantu pengadaan dan pengiriman barang ke Tanah Air bagi masyarakat yg membutuhkan untuk perang bersama melawan COVID-19," ujar kandidat doktor Hubungan Internasional dari perguruan tinggi di Kota Wuhan, Provinsi Hubei, itu.
Bantuan yang dihimpun dari berbagai elemen warga negara Indonesia di China dan masyarakat lokal gagal diterbangkan dari Shanghai ke Indonesia karena ada beberapa persyaratan yang tidak bisa dipenuhi setelah Kementerian Perdagangan setempat (Mofcom) mengeluarkan aturan baru mengenai ekspor peralatan kesehatan.
Namun setelah beberapa dokumen dipenuhi, 2 ton alat kesehatan di antaranya pengukur suhu tubuh, alat pelindung diri, perangkat rapid test, dan masker itu berhasil dikirimkan ke Indonesia melalui jalur laut.
Pekan lalu Mofcom juga telah menyatakan bahwa pihaknya tidak akan mempersulit ekspor alat kesehatan asalkan ada beberapa persyaratan yang harus dipenuhi, seperti surat rekomendasi dari Badan Nasional Penanggulangan Bencana.
Sementara itu, Dubes Djauhari menyebutkan bahwa masih akan ada dua atau tiga pesawat dari Indonesia yang akan mengangkut alat kesehatan dari Bandara Pudong.
"Mungkin ada dua atau tiga pesawat Garuda yang akan mengangkut bantuan dari China. Hal ini merefleksikan hubungan Indonesia dengan China yang saat ini sudah memasuki 70 tahun," katanya.
Sebelumnya beberapa paket bantuan alat kesehatan dari China telah dikirimkan ke Indonesia, baik menggunakan pesawat militer milik TNI Angkatan Udara maupun pesawat komersial.
Bantuan tersebut berasal dari pemerintah, pengusaha, dan elemen masyarakat China serta pengusaha Indonesia di China.
Baca juga: Gubernur nyatakan vrus corona masuk ke New York dari Eropa, bukan China
Baca juga: WHO sebut corona sangat mungkin dari hewan, tak ada tanda manipulasi lab
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2020