Bupati Bogor Ade Yasin mengimbau masyarakatnya agar mengindahkan larangan mudik yang digaungkan Presiden Joko Widodo, demi mencegah penyebaran virus corona COVID-19.
"Jadi tetap tinggal di rumah, ini selain memutus mata rantai COVID-19, membantu pemerintah juga, sehingga tidak terlalu khawatir dan repot dengan penyebaran yang sangat masif sekali,” ujarnya, di Cibinong Bogor, Jumat.
Ia khawatir, jika masyarakat Bogor tetap mudik, malah akan membawa virus ke kampung halaman karena Kabupaten Bogor merupakan salah satu zona merah yang bersebelahan dengan epicentrum penyebaran COVID-19, yakni DKI Jakarta.
"Semakin ke sini semakin masif, kami juga sedang melakukan PSBB (pembatasan sosial berskala besar) penyebaran positif ini semakin hari semakin naik,” kata perempuan yang juga Ketua DPW PPP Jawa Barat itu.
Ibu dua anak itu juga meminta agar masyarakat tetap membiasakan prilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) memasuki bulan Ramadhan 1441 Hijriah, demi meminimalisir penularan COVID-19.
“Buat warga Bogor, yang menjalani ibadah puasa, untuk menyempurnakan puasa tentunya kita Shalat Tarawih, dilaksanakan di rumah, sebaiknya dalam situasi ini wabah semakin gila, kita selamatkan diri kita sendiri dan orang lain, dengan melaksanakan Shalat Tarawih masing-masing,” tuturnya.
Baca juga: Pemkab Sukabumi akui sulit bendung kedatangan pemudik
Seperti diketahui, hingga Jumat (24/4) malam, Pemerintah Kabupaten Bogor mencatat jumlah positif terinfeksi virus corona COVID-19 di Kabupaten Bogor sebanyak 99 pasien.
"Total ada 99 kasus positif COVID-19, sembilan di antaranya sudah sembuh, dan enam meninggal dunia," kata Ade Yasin.
Di samping itu Pemkab Bogor juga mencatat ada sebanyak 1.266 orang dalam pemantauan (ODP), 871 di antaranya sudah selesai dipantau dan 821 pasien dalam pengawasan (PDP), 457 di antaranya sudah selesai diawasi.
Ia mengatakan, dari 457 PDP yang sudah selesai diawasi, ada sebanyak 17 pasien yang meninggal sebelum dinyatakan positif ataupun negatif COVID-19 melalui hasil tes swab.
Baca juga: Tol Jakarta-Cikampek ramai lancar di hari pertama larangan mudik
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2020
"Jadi tetap tinggal di rumah, ini selain memutus mata rantai COVID-19, membantu pemerintah juga, sehingga tidak terlalu khawatir dan repot dengan penyebaran yang sangat masif sekali,” ujarnya, di Cibinong Bogor, Jumat.
Ia khawatir, jika masyarakat Bogor tetap mudik, malah akan membawa virus ke kampung halaman karena Kabupaten Bogor merupakan salah satu zona merah yang bersebelahan dengan epicentrum penyebaran COVID-19, yakni DKI Jakarta.
"Semakin ke sini semakin masif, kami juga sedang melakukan PSBB (pembatasan sosial berskala besar) penyebaran positif ini semakin hari semakin naik,” kata perempuan yang juga Ketua DPW PPP Jawa Barat itu.
Ibu dua anak itu juga meminta agar masyarakat tetap membiasakan prilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) memasuki bulan Ramadhan 1441 Hijriah, demi meminimalisir penularan COVID-19.
“Buat warga Bogor, yang menjalani ibadah puasa, untuk menyempurnakan puasa tentunya kita Shalat Tarawih, dilaksanakan di rumah, sebaiknya dalam situasi ini wabah semakin gila, kita selamatkan diri kita sendiri dan orang lain, dengan melaksanakan Shalat Tarawih masing-masing,” tuturnya.
Baca juga: Pemkab Sukabumi akui sulit bendung kedatangan pemudik
Seperti diketahui, hingga Jumat (24/4) malam, Pemerintah Kabupaten Bogor mencatat jumlah positif terinfeksi virus corona COVID-19 di Kabupaten Bogor sebanyak 99 pasien.
"Total ada 99 kasus positif COVID-19, sembilan di antaranya sudah sembuh, dan enam meninggal dunia," kata Ade Yasin.
Di samping itu Pemkab Bogor juga mencatat ada sebanyak 1.266 orang dalam pemantauan (ODP), 871 di antaranya sudah selesai dipantau dan 821 pasien dalam pengawasan (PDP), 457 di antaranya sudah selesai diawasi.
Ia mengatakan, dari 457 PDP yang sudah selesai diawasi, ada sebanyak 17 pasien yang meninggal sebelum dinyatakan positif ataupun negatif COVID-19 melalui hasil tes swab.
Baca juga: Tol Jakarta-Cikampek ramai lancar di hari pertama larangan mudik
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2020