Nurdiansyah, perawat Rumah Sakit Pusat Infeksi Sulianti Saroso (RSPI SS) menyampaikan harapannya kepada masyarakat untuk melakukan Pembatasan Sosial Berskala Besar atau PSBB agar dapat menekan angka kasus positif COVID-19 di Tanah Air.
"Kita sangat berharap kepada masyarakat untuk sama-sama melakukan PSBB melakukan anjuran-anjuran pemerintah, angka-angka ini sudah meningkat," kata Nurdiansyah di Gedung Graha BNPB Jakarta, Minggu.
Baca juga: Konsumsi probiotik dan prebiotik cegah COVID-19
Perawat yang sudah 1,5 tahun bekerja di RSPI SS ini menceritakan suka duka merawat pasien COVID-19 sejak awal Maret 2020.
Menurut dia, butuh waktu satu jam bagi seorang perawat untuk menangani satu orang pasien COVID-19 yang menjalani perawatan di rumah sakit rujukan.
Dalam memberikan perawatan, paramedis menggunakan alat pelindung diri (APD) lengkap dari atas sampai bawah tertutup. Menggunakan sepatu boot, baju 'covel all', google, masker N95, visor dan baju perawat khusus.
Perawat tidak hanya memperhatikan secara rutin kondisi kesehatan, baik kebutuhan obatnya, hingga perawatan medis pasien, tetapi juga memotivasi pasien.
Baca juga: UI inisiasi program ember cuci tangan cegah COVID-19
Motivasi dilakukan untuk menguatkan mentalitas pasien agar imunitas pasien kuat dengan cara memegang tangan pasien ketika mengalami sesak yang bertujuan memberikan penguatan.
"Teman saya pernah sampai empat jam, karena memang ada pasien yang masih tidak berani untuk kita keluar," kata Nurdiansyah yang sudah sebulan tidak bertemu orang tuannya.
Nurdiansyah mengatakan dibalik suka duka menjalani tugas menangani COVID-19, para perawat dan tenaga medis lainnya memiliki harapan kepada pemerintah dan juga masyarakat untuk sama-sama melakukan pencegahan.
Masyarakat adalah garda terdepan dalam memenangkan perang melawan COVID-19 dengan melakukan pencegahan, tetap di rumah dan menjalani protokol kesehatan salah satunya "physical distancing".
Baca juga: Guru besar FK-UGM bantah klaim merokok bisa cegah COVID-19
"Kita perawat, tenaga kesehatan berada di lini paling belakang ketika sudah terpaksa terinfeksi, karena memang kita sudah melakukan pencegahan dengan ketat tetapi masih terinfeksi, jadi masyarakat mari kita sama-sama," kata Nurdiansyah.
Nurdiansyah tidak ingin angka-angka kasus COVID-19 baik dari kalangan masyarakat dan tenaga medis terus meningkat. Angka tersebut bisa diturunkan dengan melakukan pencegahan. "Sekali lagi pesan saya pada masyarakat, mari kita lakukan pencegahan dengan baik," katanya.
Baca juga: Kemenhub terbitkan regulasi pengendalian transportasi cegah corona
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2020
"Kita sangat berharap kepada masyarakat untuk sama-sama melakukan PSBB melakukan anjuran-anjuran pemerintah, angka-angka ini sudah meningkat," kata Nurdiansyah di Gedung Graha BNPB Jakarta, Minggu.
Baca juga: Konsumsi probiotik dan prebiotik cegah COVID-19
Perawat yang sudah 1,5 tahun bekerja di RSPI SS ini menceritakan suka duka merawat pasien COVID-19 sejak awal Maret 2020.
Menurut dia, butuh waktu satu jam bagi seorang perawat untuk menangani satu orang pasien COVID-19 yang menjalani perawatan di rumah sakit rujukan.
Dalam memberikan perawatan, paramedis menggunakan alat pelindung diri (APD) lengkap dari atas sampai bawah tertutup. Menggunakan sepatu boot, baju 'covel all', google, masker N95, visor dan baju perawat khusus.
Perawat tidak hanya memperhatikan secara rutin kondisi kesehatan, baik kebutuhan obatnya, hingga perawatan medis pasien, tetapi juga memotivasi pasien.
Baca juga: UI inisiasi program ember cuci tangan cegah COVID-19
Motivasi dilakukan untuk menguatkan mentalitas pasien agar imunitas pasien kuat dengan cara memegang tangan pasien ketika mengalami sesak yang bertujuan memberikan penguatan.
"Teman saya pernah sampai empat jam, karena memang ada pasien yang masih tidak berani untuk kita keluar," kata Nurdiansyah yang sudah sebulan tidak bertemu orang tuannya.
Nurdiansyah mengatakan dibalik suka duka menjalani tugas menangani COVID-19, para perawat dan tenaga medis lainnya memiliki harapan kepada pemerintah dan juga masyarakat untuk sama-sama melakukan pencegahan.
Masyarakat adalah garda terdepan dalam memenangkan perang melawan COVID-19 dengan melakukan pencegahan, tetap di rumah dan menjalani protokol kesehatan salah satunya "physical distancing".
Baca juga: Guru besar FK-UGM bantah klaim merokok bisa cegah COVID-19
"Kita perawat, tenaga kesehatan berada di lini paling belakang ketika sudah terpaksa terinfeksi, karena memang kita sudah melakukan pencegahan dengan ketat tetapi masih terinfeksi, jadi masyarakat mari kita sama-sama," kata Nurdiansyah.
Nurdiansyah tidak ingin angka-angka kasus COVID-19 baik dari kalangan masyarakat dan tenaga medis terus meningkat. Angka tersebut bisa diturunkan dengan melakukan pencegahan. "Sekali lagi pesan saya pada masyarakat, mari kita lakukan pencegahan dengan baik," katanya.
Baca juga: Kemenhub terbitkan regulasi pengendalian transportasi cegah corona
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2020