Tim berjuluk Singo Edan, Arema FC melakukan bakti sosial dengan membagikan makanan kepada para pekerja sektor informal, untuk mengurangi beban ekonomi di tengah pandemi COVID-19.

Media Ofiser Arema FC Sudarmaji mengatakan bahwa, bakti sosial dengan membagikan makanan sebanyak 500 paket nasi bungkus per hari kepada pekerja sektor informal tersebut dilakukan pada 18-21 April 2020.

"Para ojek online dan pekerja jalanan, mereka perlu diberikan bantuan karena sangat terdampak COVID-19. Mereka masuk dalam kategori pekerja harian," kata Sudarmaji, di Kota Malang, Jawa Timur, Sabtu.

Pembagian nasi bungkus kepada para pekerja sektor informal terdampak COVID-19 itu dilakukan di depan markas Arema FC, yang bernama Kandang Singa. Paket nasi bungkus diberikan kepada pengendara ojek online dan pekerja sektor informal lain yang tengah melintas.

Baca juga: MPR RI akan gelar Konser Berbagi Kasih Bersama Bimbo

Sudarmaji menambahkan, bakti sosial tersebut merupakan salah satu rangkaian dari gerakan Bakti Arema FC untuk Arek (warga) Malang. Tim berjuluk Singo Edan itu kali ini bekerja sama dengan Karang Taruna Tangguh, Kelurahan Penanggungan, Kota Malang.

Arema FC berharap kegiatan membagikan nasi bungkus bagi pekerja sektor informal tersebut, bisa sedikit meringankan beban para pekerja yang terdampak pandemi COVID-19. Sudarmaji juga mengajak komponen masyarakat bisa melakukan aksi yang sama.

Baca juga: Kota Bogor salurkan bantuan sosial untuk warga dalam rangka PSBB

"Kami mengajak semua komponen yang lain juga melakukan aksi yang sama, semakin banyak yang membantu semakin diringankan beban warga terdampak COVID-19," ujar Sudarmaji.

Bahan makanan

Sebelumnya, Arema FC juga membagikan ratusan paket bantuan bahan pangan kepada warga Kota Malang, Jawa Timur, yang terdampak virus Corona. Aksi sosial tersebut, dilakukan untuk warga yang berada di sekitar markas Arema FC.

Sebagai catatan, di Kota Malang, terdapat delapan kasus positif virus yang pertama kali merebak di Wuhan, China itu. Dari total pasien positif COVID-19 tersebut, sebanyak tujuh orang telah sembuh, dan satu lainnya masih menjalani isolasi mandiri.

Baca juga: Warga Garut keluhkan kualitas bahan pangan bantuan pemerintah

Data lainnya, sebanyak 1.385 orang masuk kategori Orang Dengan Risiko (ODR), 153 berstatus Orang Tanpa Gejala (PTG), 336 orang berstatus Orang Dalam Pemantauan (ODP), dan sebanyak 78 orang merupakan Pasien Dalam Pengawasan (PDP).

Pewarta: Vicki Febrianto

Editor : Yuniardi Ferdinan


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2020