Perdana Menteri Jepang Shinzo Abe pada Jumat (17/4) menyatakan dukungannya bagi peran Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) dalam upaya menghadapi virus corona jenis baru, COVID-19.

Sikap Abe itu bertentangan dengan Presiden Amerika Serikat Donald Trump, yang sudah menyatakan akan menghentikan pendanaan dari AS bagi WHO.

Pada konferensi pers, Abe mengatakan ia pada Kamis (16/4) telah menyampaikan kepada para pemimpin negara-negara Kelompok Tujuh bahwa "masyarakat internasional, yang memusatkan perhatian pada WHO, harus bekerja sama untuk memerangi penyakit menular ini, yang berdampak secara global" dan Jepang akan "dengan tegas" mendukung WHO.

"Hanya WHO yang bisa menjalankan tugas sebagai lembaga internasional" untuk menangani pandemi itu, katanya.

Trump pekan ini mengatakan ia akan menghentikan pendanaan dari AS bagi WHO atas cara badan PBB yang bermarkas di Jenewa itu menangani pandemi virus corona.

Trump belakangan ini berusaha menyalahkan WHO. Ia menganggap badan PBB itu salah kelola dalam menangani krisis COVID-19 dan tidak berbuat lebih banyak untuk menekan China agar bersikap transparan menyangkut bagaimana virus COVID-19 muncul pertama kali.

Baca juga: Trump instruksikan hentikan pendanaan kepada WHO

Serangan Trump itu, di tengah pandemi, mengundang kecaman dari beberapa negara Kelompok Tujuh tapi mendapat dukungan dari sekutu-sekutunya di kalangan Partai Republik di dalam negeri AS.

Abe, yang punya hubungan baik dengan Trump, tidak mengkritik sang presiden AS. Namun, Abe mendukung seruan Kelompok Tujuh untuk mempertimbangkan reformasi pada WHO.

"Ada berbagai pandangan soal WHO, seperti bahwa lembaga itu mungkin tidak netral secara politik," kata Abe, namun ia menentang pemikiran bahwa Jepang perlu mengurangi pendanaan bagi WHO.

"Kita sekarang ini harus mendukung tegas WHO."

Baca juga: Iran kecam Presiden Trump soal penghentian dana ke WHO

Baca juga: Rusia: Keputusan Trump soal dana WHO itu egois


Sumber: Reuters


 

Pewarta: Tia Mutiasari

Editor : Zaenal A.


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2020