Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat (Jabar) Berli Hamdani Gelung Sakti mengatakan kunci keberhasilan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) yang akan berlaku di lima daerah, yakni Kota Bogor, Kabupaten Bogor, Kota Depok, Kota Bekasi dan Kabupaten Bekasi adalah disiplin warga dan konsistensi rapid diagnostic test (RDT) masif.
"RDT masif tetap akan dilakukan di kawasan Bodebek untuk memetakan penyebaran COVID-19. Untuk PSBB Bodebek, rapid test masif akan tetap dilanjutkan, bahkan mungkin dengan ekskalasi yang lebih besar," ujar Berli, Rabu.
Berli yang juga menjabat sebagai Juru Bicara Gugus Tugas Percepatan Penanggulangan COVID-19 Provinsi Jawa Barat mengatakan PSBB di wilayah Bodebek (Bogor, Depok dan Bekasi) resmi diterapkan pada hari ini, 15 April hingga 28 April 2020.
Baca juga: PSBB perdana di gerbang tol Bekasi hanya untuk kendaraan masuk wilayah
Berli mengatakan RDT masif dapat menunjang keberhasilan PSBB Bodebek karena tujuan karantina kesehatan tersebut adalah memutus rantai penularan, merawat dan mengobati penderita COVID-19.
“Pelaksanaan rapid test untuk melacak kontak dekat. Dengan demikian yang positif mudah ditemukan, bisa segera diobati atau dirawat sebelum menunjukkan gejala membahayakan. Jadi selain akan menekan jumlah kematian, rapid test masih juga akan meningkatkan angka kesembuhan,” ujar Berli.
Pemda Provinsi Jabar menyerahkan sepenuhnya teknis pelaksanaan RDT masif kepada pemda di kawasan Bodebek apakah tetap akan menggunakan sistem drive thru atau dilakukan di puskesmas. Namun yang pasti, target sasaran tidak berubah yakni keluarga, orang dalam pemantauan (ODP), tenaga medis, serta kalangan yang profesinya rawan.
Baca juga: Pemkot Depok tegaskan tak ada penutupan jalan selama PSBB
“Di beberapa kota kabupaten masih dipakai metode drive thru ini. Jadi diserahkan ke daerah, termasuk yang dilimpahkan ke puskesmas. Karena terkait SDM setempat," kata Berli.
Sejauh ini Pemda Provinsi Jabar telah mendistribusikan sekitar 70 ribu alat rapid test ke 27 kabupaten/kota dan sekitar 1.000 sampel telah dipastikan melalui tes polymerase chain reaction (PCR) positif COVID-19.
Gubernur Jabar Ridwan Kamil menargetkan 300 ribu tes cepat dilakukan di Jabar, atau 30 persen dari target RDT masif nasional yang mencapai satu juta sampel.
Baca juga: Hari pertama PSBB, Stasiun KA Bogor masih ramai
Berli menjamin Pemda Prov Jabar tidak akan kekurangan alat RDT karena banyak menerima sumbangan dari komunitas, BUMN, dan swasta.
“Kita masih punya stok, karena masih ada bantuan seperti dari Buddha Tsu Chi sekitar 50.000 dan dari sumber lain,” kata Berli.
Pemerintah Provinsi Jabar menargetkan RDT masif dapat selesai Mei 2020. “Selesai secepatnya. Mudah-mudahan sebelum Mei 2020 kita sudah bisa menyelesaikan kegiatan rapid test ini,” kata Berli.
Baca juga: Hari pertama PSBB, KRL di Depok terlihat sepi penumpang
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2020
"RDT masif tetap akan dilakukan di kawasan Bodebek untuk memetakan penyebaran COVID-19. Untuk PSBB Bodebek, rapid test masif akan tetap dilanjutkan, bahkan mungkin dengan ekskalasi yang lebih besar," ujar Berli, Rabu.
Berli yang juga menjabat sebagai Juru Bicara Gugus Tugas Percepatan Penanggulangan COVID-19 Provinsi Jawa Barat mengatakan PSBB di wilayah Bodebek (Bogor, Depok dan Bekasi) resmi diterapkan pada hari ini, 15 April hingga 28 April 2020.
Baca juga: PSBB perdana di gerbang tol Bekasi hanya untuk kendaraan masuk wilayah
Berli mengatakan RDT masif dapat menunjang keberhasilan PSBB Bodebek karena tujuan karantina kesehatan tersebut adalah memutus rantai penularan, merawat dan mengobati penderita COVID-19.
“Pelaksanaan rapid test untuk melacak kontak dekat. Dengan demikian yang positif mudah ditemukan, bisa segera diobati atau dirawat sebelum menunjukkan gejala membahayakan. Jadi selain akan menekan jumlah kematian, rapid test masih juga akan meningkatkan angka kesembuhan,” ujar Berli.
Pemda Provinsi Jabar menyerahkan sepenuhnya teknis pelaksanaan RDT masif kepada pemda di kawasan Bodebek apakah tetap akan menggunakan sistem drive thru atau dilakukan di puskesmas. Namun yang pasti, target sasaran tidak berubah yakni keluarga, orang dalam pemantauan (ODP), tenaga medis, serta kalangan yang profesinya rawan.
Baca juga: Pemkot Depok tegaskan tak ada penutupan jalan selama PSBB
“Di beberapa kota kabupaten masih dipakai metode drive thru ini. Jadi diserahkan ke daerah, termasuk yang dilimpahkan ke puskesmas. Karena terkait SDM setempat," kata Berli.
Sejauh ini Pemda Provinsi Jabar telah mendistribusikan sekitar 70 ribu alat rapid test ke 27 kabupaten/kota dan sekitar 1.000 sampel telah dipastikan melalui tes polymerase chain reaction (PCR) positif COVID-19.
Gubernur Jabar Ridwan Kamil menargetkan 300 ribu tes cepat dilakukan di Jabar, atau 30 persen dari target RDT masif nasional yang mencapai satu juta sampel.
Baca juga: Hari pertama PSBB, Stasiun KA Bogor masih ramai
Berli menjamin Pemda Prov Jabar tidak akan kekurangan alat RDT karena banyak menerima sumbangan dari komunitas, BUMN, dan swasta.
“Kita masih punya stok, karena masih ada bantuan seperti dari Buddha Tsu Chi sekitar 50.000 dan dari sumber lain,” kata Berli.
Pemerintah Provinsi Jabar menargetkan RDT masif dapat selesai Mei 2020. “Selesai secepatnya. Mudah-mudahan sebelum Mei 2020 kita sudah bisa menyelesaikan kegiatan rapid test ini,” kata Berli.
Baca juga: Hari pertama PSBB, KRL di Depok terlihat sepi penumpang
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2020