Pemerintah Kota Sukabumi berupaya menekan dampak COVID-19 terhadap perekonomian di Kota Sukabumi, Jawa Barat agar daya beli masyarakat hingga persediaan pangan tetap terjaga.
"Akibat penyebaran COVID-19 ini memang sudah terasa dampaknya oleh seluruh elemen masyarakat seperti ekonomi dan ketahanan pangan, untuk itu kita (pemerintah) sedang berupaya maksimal agar bisa melalui masa-masa yang berat," kata Wali Kota Sukabumi Achmad Fahmi di Sukabumi, Kamis.
Menurut dia, dampak dari virus mematikan ini tidak hanya dirasakan dan dialami oleh warga Kota Sukabumi saja, tetapi Indonesia bahkan seluruh dunia. Ia pun memahami keresahan masyarakat akibat COVID-19 ini khususnya bidang ekonomi.
Baca juga: PTPN VIII sosialisasikan keunggulan sawit untuk perekonomian masyarakat
Maka dari itu, pihaknya juga sudah dan terus berkoordinasi dengan dinas serta lembaga atau instansi terkait agar dampak ekonomi dan ketahanan pangan akibat virus corona ini tidak terlalu dirasakan oleh warga. Seperti menjamin ketersediaan dan pasokan pangan serta harganya bisa tetap stabil, walaupun ada kenaikan masih dalam batas ambang wajar.
Selain itu, Pemkot Sukabumi pun terus mencari solusi khususnya untuk warga yang berpenghasilan rendah dan harian serta kurang mampu agar bisa melewati masa ujian ini. Pihaknya juga optimis bencana kesehatan tersebut bisa segera dilalui asalkan masyarakat bersatu dalam memerangi COVID-19.
"Kami mengapresiasi warga Kota Sukabumi yang bisa menahan diri untuk tidak memborong pangan atau barang lainnya yang bisa berdampak kepada semakin berkurangnya persediaan dan hargapun terdorong naik. Beli barang sesuai kebutuhan dan tentunya jangan panik serta harus tetap tenang," tambahnya.
Fahmi pun tak henti-henti mengimbau kepada warganya untuk selalu mematuhi atau melaksanakan anjuran pemerintah dalam upaya memutus mata rantai penyebaran COVID-19 seperti jangan keluar rumah jika tidak ada hal penting, hindari tempat keramaian, selalu berperilaku hidup bersih dan sehat.
Baca juga: Wali Kota Sukabumi dan Wakilnya sumbangkan empat bulan gaji tangani COVID-19
Kemudian, sesering mungkin membillas tangan dengan sanitizer dan mencuci dengan menggunakan sabun. Lanjut dia, bagi warga yang bekerja atau tinggal di luar daerah khususnya zona merah agar sementara tidak dulu pulang ke kampung halamannya di Kota Sukabumi.
Sebelumnya, Kepala Dinas Ketahanan Pangan, Pertanian dan Perikanan (DKP3) Kota Sukabumi Andri Setiawan mengatakan permintaan pangan saat ini masih bisa dikatakan normal dan tidak ada lonjakan yang signifikan, untuk persediannya pun mencukupi.
"Kami secara rutin melakukan pendataan terhadap ketersediaan dan fluktuasi harga pangan. Hingga saat ini pangan masih mencukupi, tetapi kami peun menyiapkan langkah strategis jika ada lonjakan permintaan dan persediaan berkurang apalagi menjelang Ramadhan," tambahnya.
Baca juga: Bertambah dua orang, warga Kabupaten Sukabumi positif COVID-19
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2020
"Akibat penyebaran COVID-19 ini memang sudah terasa dampaknya oleh seluruh elemen masyarakat seperti ekonomi dan ketahanan pangan, untuk itu kita (pemerintah) sedang berupaya maksimal agar bisa melalui masa-masa yang berat," kata Wali Kota Sukabumi Achmad Fahmi di Sukabumi, Kamis.
Menurut dia, dampak dari virus mematikan ini tidak hanya dirasakan dan dialami oleh warga Kota Sukabumi saja, tetapi Indonesia bahkan seluruh dunia. Ia pun memahami keresahan masyarakat akibat COVID-19 ini khususnya bidang ekonomi.
Baca juga: PTPN VIII sosialisasikan keunggulan sawit untuk perekonomian masyarakat
Maka dari itu, pihaknya juga sudah dan terus berkoordinasi dengan dinas serta lembaga atau instansi terkait agar dampak ekonomi dan ketahanan pangan akibat virus corona ini tidak terlalu dirasakan oleh warga. Seperti menjamin ketersediaan dan pasokan pangan serta harganya bisa tetap stabil, walaupun ada kenaikan masih dalam batas ambang wajar.
Selain itu, Pemkot Sukabumi pun terus mencari solusi khususnya untuk warga yang berpenghasilan rendah dan harian serta kurang mampu agar bisa melewati masa ujian ini. Pihaknya juga optimis bencana kesehatan tersebut bisa segera dilalui asalkan masyarakat bersatu dalam memerangi COVID-19.
"Kami mengapresiasi warga Kota Sukabumi yang bisa menahan diri untuk tidak memborong pangan atau barang lainnya yang bisa berdampak kepada semakin berkurangnya persediaan dan hargapun terdorong naik. Beli barang sesuai kebutuhan dan tentunya jangan panik serta harus tetap tenang," tambahnya.
Fahmi pun tak henti-henti mengimbau kepada warganya untuk selalu mematuhi atau melaksanakan anjuran pemerintah dalam upaya memutus mata rantai penyebaran COVID-19 seperti jangan keluar rumah jika tidak ada hal penting, hindari tempat keramaian, selalu berperilaku hidup bersih dan sehat.
Baca juga: Wali Kota Sukabumi dan Wakilnya sumbangkan empat bulan gaji tangani COVID-19
Kemudian, sesering mungkin membillas tangan dengan sanitizer dan mencuci dengan menggunakan sabun. Lanjut dia, bagi warga yang bekerja atau tinggal di luar daerah khususnya zona merah agar sementara tidak dulu pulang ke kampung halamannya di Kota Sukabumi.
Sebelumnya, Kepala Dinas Ketahanan Pangan, Pertanian dan Perikanan (DKP3) Kota Sukabumi Andri Setiawan mengatakan permintaan pangan saat ini masih bisa dikatakan normal dan tidak ada lonjakan yang signifikan, untuk persediannya pun mencukupi.
"Kami secara rutin melakukan pendataan terhadap ketersediaan dan fluktuasi harga pangan. Hingga saat ini pangan masih mencukupi, tetapi kami peun menyiapkan langkah strategis jika ada lonjakan permintaan dan persediaan berkurang apalagi menjelang Ramadhan," tambahnya.
Baca juga: Bertambah dua orang, warga Kabupaten Sukabumi positif COVID-19
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2020