Hama ulat bulu menyerang warga Kota Sukabumi, Jawa Barat yang tidak hanya lahan pertanian saja, tetapi hingga permukiman masyarakat yang menyebabkan sejumlah warga di beberapa kecamatan mengalami gatal-gatal.
"Sudah seminggu ini ulat bulu banyak hinggap di rumah seperti nempel di dinding, bahkan ada juga di jemuran. Kami bersama warga lain sudah mencoba menyemprotnya dengan desinfektan dan membunuhnya, tapi besoknya ada lagi," kata warga Kampung Benteng Kidul, RT 03/01, Kelurahan Benteng, Kecamatan Warudoyong Rudiansyah di Sukabumi, Rabu.
Menurutnya, dengan banyaknya ulat bulu yang tubuhnya bercorak belang kuning hitam tersebut tentunya membuat resah warga apalagi banyak anak-anak dan sudah ada yang mengalami gatal-gatal akibat bulu dari ulat itu. Dirinya tidak tahu asal muasal binatang melata ini, karena rumahnya jauh dari lahan pertanian.
Sama halnya, dengan warga Kelurahan Nyomplong, Kecamatan Warudoyong Serenita mengaku tangan sebelah kiri bentol-bentol terkena bulu hewan itu. Ia baru tahu ternyata pakaiannya dihinggapi ulat berwarna hitam pekat.
"Saya langsung basuh dengan air hangat, tidak tahu ulat itu datang dari mana apalagi rumah berada di dalam gang yang minim dengan pepohonan. Hingga saat ini, masih ada ulat yang menempel di dinding rumah dan tetangga," tambahnya.
Sementara, Kepala Dinas Ketahanan Pangan, Pertanian dan Perikanan (DKP3) Kota Sukabumi Andri Setiawan mengatakan pihaknya sudah menerim laporan perihal serang hama ulat bulu di sejumlah lahan pertanian di Kota Sukabumi.
Ada dua kecamatan yang melaporkan serang hama itu yakni berasal dari Kecamatan Gunungpuyuh dan Warudoyong. Ia pun sudah menginstruksikan kepada penyuluh dan petugasnya untuk menyemprotkan desinfektan ke lahan pertanian yang terserang organisme perusak tanaman (OPT) itu.
"Penanggulangan sudah kami lakukan dan hingga saat ini belum menerima laporan adanya lahan pertanian yang rusak apalagi hingga gagal panen, tetapi antisipasi terus dilakukan sementara untuk ulat bulu yang menyerang permukiman kami akan berkoordinasi dahulu dengan instansi terkait dalam upaya pemberantasannya," katanya.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2020
"Sudah seminggu ini ulat bulu banyak hinggap di rumah seperti nempel di dinding, bahkan ada juga di jemuran. Kami bersama warga lain sudah mencoba menyemprotnya dengan desinfektan dan membunuhnya, tapi besoknya ada lagi," kata warga Kampung Benteng Kidul, RT 03/01, Kelurahan Benteng, Kecamatan Warudoyong Rudiansyah di Sukabumi, Rabu.
Menurutnya, dengan banyaknya ulat bulu yang tubuhnya bercorak belang kuning hitam tersebut tentunya membuat resah warga apalagi banyak anak-anak dan sudah ada yang mengalami gatal-gatal akibat bulu dari ulat itu. Dirinya tidak tahu asal muasal binatang melata ini, karena rumahnya jauh dari lahan pertanian.
Sama halnya, dengan warga Kelurahan Nyomplong, Kecamatan Warudoyong Serenita mengaku tangan sebelah kiri bentol-bentol terkena bulu hewan itu. Ia baru tahu ternyata pakaiannya dihinggapi ulat berwarna hitam pekat.
"Saya langsung basuh dengan air hangat, tidak tahu ulat itu datang dari mana apalagi rumah berada di dalam gang yang minim dengan pepohonan. Hingga saat ini, masih ada ulat yang menempel di dinding rumah dan tetangga," tambahnya.
Sementara, Kepala Dinas Ketahanan Pangan, Pertanian dan Perikanan (DKP3) Kota Sukabumi Andri Setiawan mengatakan pihaknya sudah menerim laporan perihal serang hama ulat bulu di sejumlah lahan pertanian di Kota Sukabumi.
Ada dua kecamatan yang melaporkan serang hama itu yakni berasal dari Kecamatan Gunungpuyuh dan Warudoyong. Ia pun sudah menginstruksikan kepada penyuluh dan petugasnya untuk menyemprotkan desinfektan ke lahan pertanian yang terserang organisme perusak tanaman (OPT) itu.
"Penanggulangan sudah kami lakukan dan hingga saat ini belum menerima laporan adanya lahan pertanian yang rusak apalagi hingga gagal panen, tetapi antisipasi terus dilakukan sementara untuk ulat bulu yang menyerang permukiman kami akan berkoordinasi dahulu dengan instansi terkait dalam upaya pemberantasannya," katanya.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2020