Sebanyak 14 anggota Polri difabel berpangkat bintara yang bertugas di berbagai daerah menerima promosi kenaikan jabatan untuk menjadi perwira melalui sekolah inspektur polisi (SIP) di Sekolah Pembentukan Perwira Lembaga Pendidikan Polri (Setukpa Lemdikpol) di Sukabumi, Jawa Barat.

"Belasan anggota Polri yang mendapatkan promosi tersebut mereka yang pernah bertugas di berbagai daerah konflik seperti pada Operasi Rencong di Aceh, Operasi Tinombala di Poso, Sulawesi Tengah maupun operasi penangkapan teroris," kata Kapolri Jendral Idham Azis di Sukabumi, Selasa.

Menurutnya, mereka menjadi difabel disebabkan beberapa akibat seperti tertembak oleh anggota Gerakan Aceh Merdeka (GAM), diserang musuh, kecelakaan saat menjalankan operasi dan lainnya, sehingga harus kehilangan anggota tubuhnya maupun cacat fisik lainnya.

Informasi yang dihimpun, promosi kenaikan pangkat dari bintara menjadi perwira bagi anggota Polri yang menjadi difabel akibat menjalankan tugasnya baru pertama kali dan merupakan penghargaan dari Polri atas dedikasinya dalam menjalankan tugas dari negara.

Meskipun ada prioritas bagi Bintara Polri difabel ini, tetapi sebelum menjadi siswa SIP di Setukpa Lemdikpol Sukabumi, mereka tetap harus menjalani tes masuk dan bersaing dengan anggota bintara lainnya yang ingin menjadi perwira.

"Setiap anggota Polri mempunyai hak dan kewajiban yang sama untuk mendapatkan promosi kenaikan pangkat maupun jabatan dan diharapkan setelah menjalani pendidikan di Setukpa Lemdikpol ini mereka bisa menjadi agen perubahan di daerah penempatannya nanti," tambahnya.

Pada angkatan 49 ada 1.600 orang yang mengikuti pendidikan SIP dengan rincian sebanyak 1.550 menjalani sekolah di Setukpa Lemdikpol Sukabumi dan sisanya di Pusdik Intel karena 50 orang ini didik khusus untuk menjadi intelejen.

Khusus yang mendapatkan pendidikan di Sukabumi sebanyak 14 personel merupakan anggota bintara Polri yang difabel atau menjadi cacat usai menjalankan tugasnya di daerah konflik maupun pengungkapan kasus teroris, 126 Polwan dan 1.436 Polki.

Orang nomor satu di Polri ini pun sudah memberikan arahan kepada seluruh siswa-siswi SIP agar dalam menjalankan pendidikan bisa melaksanakan dengan baik dan setelah lulus menjadi perwira bisa menjadi agen perubahan.

Pria kelahiran Kendari, Sulawesi Tenggara 57 tahun silam ini mengatakan untuk tahun ada penambahan kuota sebanyak 300 orang untuk melaksanakan pendidikan menjadi perwira Polri. Kuota tambahan itu diprioritaskan untuk personel yang berdinas di pulau terluar, anggota Bhabinkamtibmas berprestasi dan personel yang menjadi difabel saat menjalankan tugas atau operasi.

Sementara, salah seorang siswa SIP yang merupakan anggota Polri difabel yang bertugas di Polda Jatim Eko Hadi Cahyana menceritakan sebelum bertugas menjadi staf di Polda Jatim dirinya merupakan anggota Brimob yang ditugaskan pada Operasi Rencong Aceh untuk menghalau Gerakan Aceh Merdeka (GAM) pada 2003 lalu.

Saat sedang terjadi baku tembak antara aparat gabungan dengan GAM dirinya terkena tembakan peluruh di bagian wajah sebelah kanannya hingga tembus ke bagian rahangnya dan harus menjalani operasi sebanyak 10 kali.

"Kami berharap rekan-rekan bintara Polri difabel akibat menjalankan tugas bisa juga diberikan kesempatan untuk menjadi perwira dan tentunya saya mengucapkan terima kasih yang tidak terhingga kepada Kapolri yang memberikan prioritas terhadap kami ini," katanya.
   

Pewarta: Aditia Aulia Rohman

Editor : Zaenal A.


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2020