Tropical Renewable Energy Center (TREC) Fakultas Teknik Universitas Indonesia (FTUI) membangun Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) terapung bifacial yang pertama di Indonesia.
Direktur TREC FT UI, Dr.-Ing Eko Adhi Setiawan, usai meresmikan PLTS tersebut di Danau Mahoni Kkampus UI Depok, Selasa, mengatakan sistem PLTS terapung ini dipasang di atas air dengan menggunakan jenis panel surya bifacial (2 sisi) yang pertama kali diterapkan di Indonesia
Menurut dia penggunaan panel surya bifacial diharapkan dapat menghasilkan energi yang lebih besar karena memiliki 2 sisi sel surya yang dapat menerima energi matahari.
Sisi depan panel surya menerima sinar matahari langsung sedangkan sisi sebaliknya menerima sinar dari pantulan air.
PLTS Bifacial yang terapung tersebut memiliki 36 panel surya bifacial yang apabila telah beroperasi penuh akan menghasilkan listrik 10.000 hingga 13.000 watt peak.
PLTS ini merupakan hasil kerja sama antara TREC FTUI dengan PT Sky Energi Indonesia dan PT Quint Solar Indonesia. Kerja sama dilakukan untuk meneliti, menerapkan, dan mengembangkan PLTS terapung di daerah tropis Indonesia.
Pembangunan PLTS ini dilatarbelakangi oleh banyaknya potensi perairan alam di Indonesia seperti waduk, danau, atau setu. PLTS terapung memiliki keunggulan dibandingkan PLTS di tanah datar, antara lain kemudahan pemasangan (tidak perlu melakukan treatment pada tanah).
Selain itu, katanya tidak memerlukan pembebasan lahan, mengurangi pertumbuhan algae di perairan lokasi PLTS, serta kemudahan sinergi dengan infrasturktur kelistrikan (terutama pembangkit hydropower).
Dekan FTUI Dr. Ir. Hendri D.S. Budiono menyebutkan dengan adanya PLTS, maka energi matahari ini nantinya diubah menjadi listrik yang disalurkan ke jaringan listrik di FTUI.
"Sistem PLTS terapung di UI ini dapat menjadi contoh model PLTS terapung lain yang diterapkan di Indonesia," ujarnya.
Kedepannya, lanjut dia TREC FTUI berperan untuk melakukan penelitian lebih lanjut agar teknologi PLTS terapung dapat lebih efisien dan handal serta lebih murah dalam hal pembiayaan.
Peresmian PLTS terapung ini dilaksanakan di Lobby Engineering Center FTUI oleh Dekan FTUI Dr. Ir. Hendri D.S. Budiono, M.Eng, Direktur TREC FT UI, Dr.-Ing Eko Adhi Setiawan serta turut dihadiri oleh Jackson Tandiono (Presiden Direktur Sky Energy Indonesia, Tbk.) dan Manabu Suzuki (Presiden Direktur PT. Quint Solar Indonesia).
Baca juga: PJBI gandeng investor UEA bangun PLTS Cirata terbesar se-Asia Tenggara
Baca juga: BMKG dan Len Industri kerja sama bangun 194 stasiun seismic dilengkapi PLTS
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2020
Direktur TREC FT UI, Dr.-Ing Eko Adhi Setiawan, usai meresmikan PLTS tersebut di Danau Mahoni Kkampus UI Depok, Selasa, mengatakan sistem PLTS terapung ini dipasang di atas air dengan menggunakan jenis panel surya bifacial (2 sisi) yang pertama kali diterapkan di Indonesia
Menurut dia penggunaan panel surya bifacial diharapkan dapat menghasilkan energi yang lebih besar karena memiliki 2 sisi sel surya yang dapat menerima energi matahari.
Sisi depan panel surya menerima sinar matahari langsung sedangkan sisi sebaliknya menerima sinar dari pantulan air.
PLTS Bifacial yang terapung tersebut memiliki 36 panel surya bifacial yang apabila telah beroperasi penuh akan menghasilkan listrik 10.000 hingga 13.000 watt peak.
PLTS ini merupakan hasil kerja sama antara TREC FTUI dengan PT Sky Energi Indonesia dan PT Quint Solar Indonesia. Kerja sama dilakukan untuk meneliti, menerapkan, dan mengembangkan PLTS terapung di daerah tropis Indonesia.
Pembangunan PLTS ini dilatarbelakangi oleh banyaknya potensi perairan alam di Indonesia seperti waduk, danau, atau setu. PLTS terapung memiliki keunggulan dibandingkan PLTS di tanah datar, antara lain kemudahan pemasangan (tidak perlu melakukan treatment pada tanah).
Selain itu, katanya tidak memerlukan pembebasan lahan, mengurangi pertumbuhan algae di perairan lokasi PLTS, serta kemudahan sinergi dengan infrasturktur kelistrikan (terutama pembangkit hydropower).
Dekan FTUI Dr. Ir. Hendri D.S. Budiono menyebutkan dengan adanya PLTS, maka energi matahari ini nantinya diubah menjadi listrik yang disalurkan ke jaringan listrik di FTUI.
"Sistem PLTS terapung di UI ini dapat menjadi contoh model PLTS terapung lain yang diterapkan di Indonesia," ujarnya.
Kedepannya, lanjut dia TREC FTUI berperan untuk melakukan penelitian lebih lanjut agar teknologi PLTS terapung dapat lebih efisien dan handal serta lebih murah dalam hal pembiayaan.
Peresmian PLTS terapung ini dilaksanakan di Lobby Engineering Center FTUI oleh Dekan FTUI Dr. Ir. Hendri D.S. Budiono, M.Eng, Direktur TREC FT UI, Dr.-Ing Eko Adhi Setiawan serta turut dihadiri oleh Jackson Tandiono (Presiden Direktur Sky Energy Indonesia, Tbk.) dan Manabu Suzuki (Presiden Direktur PT. Quint Solar Indonesia).
Baca juga: PJBI gandeng investor UEA bangun PLTS Cirata terbesar se-Asia Tenggara
Baca juga: BMKG dan Len Industri kerja sama bangun 194 stasiun seismic dilengkapi PLTS
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2020