Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman menyatakan pemerintah menargetkan status atau posisi Sungai Citarum pada tahun 2020 bisa masuk menjadi cemar ringan dan saat ini status sungai terpanjang di Provinsi Jabar ini masih cemar sedang.
"Untuk tahun ini (Sungai Citarum) kalau kita bagi, berdasarkan info Dansatgas Citarum itu masih di kisaran cemar sedang menuju ke (cemar) ringan," kata Asisten Deputi Pendidikan dan Pelatihan Maritim, Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman RI, Tb Haeru Rahayu, di Kota Bandung, Kamis.
Ditemui seusai melakukan rapat tentang penanganan Sungai Citarum dengan Sekda Jabar Setiawan Wangsaatmaja, Haeru mengatakan walaupun level pencemaran Sungai Citarum saat ini sedang menuju ringan, semua pihak diminta agar jangan bangga terlebih dahulu karena proses yang harus dilakukan dalam rangka memulihkan Citarum ini masih panjang.
"Jadi selesai ini di tahun 2020 maka di tahun depannya itu harapannya bisa ke kelompok kelas empat, tiga, dan dua. Selama tiga tahun ke depan," kata dia.
Posisi selanjutnya, kata dia, yakni di kelas empat yang arti air di Sungai Citarum sudah bisa dipakai untuk pertanian, kelas tiga bisa dipakai perikanan, kelas dua airnya bisa dipakai untuk wisata dan kelas satu berarti airnya bisa untuk bahan baku air minum.
"Jika ditanyakan tentang target saat apa kita sudah sepakat bahwa kita harus menuntaskan dalam tujuh tahun Sungai Citarum itu seperti yang disampaikan oleh Pak Presiden Jokowi bahwa menjadi sungai yang kembali baik," kata dia.
Ia menjelaskan, kembali baik ukurannya adalah air sungai itu bisa digunakan sebagai tempat untuk rekreasi, menanam ikan, dan untuk pertanian.
Dia mengatakan jika melihat perkembangan yang ada maka pihaknya optimistis dengan kemajuan rehabilitasi Sungai Citarum sehingga sungainya bisa dimanfaatkan untuk pertanian, perikanan hingga rekreasi.
Lebih lanjut ia mengatakan tantangan terbesar penanganan Sungai Citarum ialah mengubah pola pikir masyarakat untuk tidak membuang sampah ke sungai.
Oleh karena itu, pihaknya sudah merancang penanganan sampah tersebut.
"Untuk tahun ini sampahnya itu sudah semakin menipis berkurang di sungai. Sungai kalau kita sudah bersih tetapi kan sifatnya insidentil," kata dia.
"Belum begitu jadinya, kadang-kadang ada oknum yang nakal seperti hujan begitu dia masih tetap ingin buang sampah ke sungai. Kami harus memastikan mau hujan mau tidak hujan, sungai bersih," lanjut dia.
Baca juga: KKP tawarkan tiga inovasi riset wujudkan program Citarum Harum
Baca juga: Dinas TPH Jabar fokus 2020 atasi lahan kritis di DAS Citarum
Baca juga: Gubernur Jawa Barat tanam Akar Wangi di Jembatan Citarum
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2020
"Untuk tahun ini (Sungai Citarum) kalau kita bagi, berdasarkan info Dansatgas Citarum itu masih di kisaran cemar sedang menuju ke (cemar) ringan," kata Asisten Deputi Pendidikan dan Pelatihan Maritim, Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman RI, Tb Haeru Rahayu, di Kota Bandung, Kamis.
Ditemui seusai melakukan rapat tentang penanganan Sungai Citarum dengan Sekda Jabar Setiawan Wangsaatmaja, Haeru mengatakan walaupun level pencemaran Sungai Citarum saat ini sedang menuju ringan, semua pihak diminta agar jangan bangga terlebih dahulu karena proses yang harus dilakukan dalam rangka memulihkan Citarum ini masih panjang.
"Jadi selesai ini di tahun 2020 maka di tahun depannya itu harapannya bisa ke kelompok kelas empat, tiga, dan dua. Selama tiga tahun ke depan," kata dia.
Posisi selanjutnya, kata dia, yakni di kelas empat yang arti air di Sungai Citarum sudah bisa dipakai untuk pertanian, kelas tiga bisa dipakai perikanan, kelas dua airnya bisa dipakai untuk wisata dan kelas satu berarti airnya bisa untuk bahan baku air minum.
"Jika ditanyakan tentang target saat apa kita sudah sepakat bahwa kita harus menuntaskan dalam tujuh tahun Sungai Citarum itu seperti yang disampaikan oleh Pak Presiden Jokowi bahwa menjadi sungai yang kembali baik," kata dia.
Ia menjelaskan, kembali baik ukurannya adalah air sungai itu bisa digunakan sebagai tempat untuk rekreasi, menanam ikan, dan untuk pertanian.
Dia mengatakan jika melihat perkembangan yang ada maka pihaknya optimistis dengan kemajuan rehabilitasi Sungai Citarum sehingga sungainya bisa dimanfaatkan untuk pertanian, perikanan hingga rekreasi.
Lebih lanjut ia mengatakan tantangan terbesar penanganan Sungai Citarum ialah mengubah pola pikir masyarakat untuk tidak membuang sampah ke sungai.
Oleh karena itu, pihaknya sudah merancang penanganan sampah tersebut.
"Untuk tahun ini sampahnya itu sudah semakin menipis berkurang di sungai. Sungai kalau kita sudah bersih tetapi kan sifatnya insidentil," kata dia.
"Belum begitu jadinya, kadang-kadang ada oknum yang nakal seperti hujan begitu dia masih tetap ingin buang sampah ke sungai. Kami harus memastikan mau hujan mau tidak hujan, sungai bersih," lanjut dia.
Baca juga: KKP tawarkan tiga inovasi riset wujudkan program Citarum Harum
Baca juga: Dinas TPH Jabar fokus 2020 atasi lahan kritis di DAS Citarum
Baca juga: Gubernur Jawa Barat tanam Akar Wangi di Jembatan Citarum
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2020