Lahan kebun tebu milik petani yang berada di wilayah Pabrik Gula (PG) Sindanglaut Kabupaten Cirebon, Jawa Barat, dari tahun ke tahun terus menyusut dan sekarang tinggal 2.000-an hektare. 

"Kalau dari data memang lahan tebu milik petani di PG Sindanglaut terus menyusut," kata Ketua Forum Petani Tebu Sindanglaut Kabupaten Cirebon Mae Azhar di Cirebon, Jumat.

Mae menuturkan dari data pada tahun 2015, lahan kebun tebu mencapai 4.420 hektare, setahun kemudian pada 2016 menyusut 3.524 hektare, selanjutnya pada tahun 2017 menjadi 3.390 hektare. 

"Pada tahun 2018 terjun menjadi 2.489 hektare dan pada musim tanam tahun 2019 turun menjadi 2.244 hektare," tuturnya.

Mae mengatakan terus menyusutnya lahan kebun tebu milik petani karena tidak adanya kejelasan dari pihak PG Sindanglaut, karena dari tahun ke tahun isu yang ada pabrik akan ditutup.

Jadi banyak petani yang beralih dari sebelumnya menanam tebu, kemudian menanam tanaman lainnya yang dirasa akan lebih menguntungkan bagi mereka.

"Menyusutnya lahan tebu milik rakyat ini, karena tidak ada kejelasan apakah pabrik akan menerima atau tidak," katanya.

Sementara General Manajer PG Sindanglaut dan Tersana Baru, Muchamad Wisri Mustafa membenarkan adanya penyusutan lahan tebu milik petani, sehingga kebutuhan tebu di PG Sindanglaut tidak tercukupi lagi.

"Untuk itu direksi telah memutuskan untuk menutup PG Sindanglaut," katanya.

Baca juga: PG Sindanglaut akan tutup giling, petani tebu Cirebon resah

Baca juga: Forum petani tebu Cirebon keberatan pindah giling ke PG Tersana Baru


 

Pewarta: Khaerul Izan

Editor : Zaenal A.


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2020