Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Cianjur, Jawa Barat, segera mendirikan tenda darurat untuk ruang kelas bagi seratusan siswa madrasah DTA Hidayatul Mubtadin di Desa Cihaur, Kecamatan Cibeber yang bangunan sekolahnya ambruk akibat diterpa angin puting beliung.
"Madrasah yang rusak berat akibat puting beliung akhirnya ambruk dan tidak dapat digunakan. Sehingga 150 siswa terpaksa diliburkan, sambil menunggu berdirinya tenda darurat untuk proses belajar agama," kata Sekertaris BPBD Irfan Sopyan di Cianjur Kamis.
Tenda darurat untuk kelas tersebut akan didirikan tidak jauh dari lokasi agar memudahkan siswa dan guru. Secepatnya setelah pendataan selesai tenda darurat segera didirikan.
Sementara Enung (43) seorang guru madrasah mengatakan, proses belajar mengajar sudah bubar saat angin puting beliung berkecamuk dan meruntuhkan atap bangunan, sehingga tidak ada korban jiwa.
"Sebelum kejadian hujan turun deras disertai angin kencang yang berubah menjadi puting beliung. Akibatnya atap bangunan yang terdiri dari tiga ruang kelas bagian depan ambruk," katanya.
Tidak hanya sampai disitu menjelang malam atap bangunan ambruk seluruhnya baik depan maupun belakang. Untuk menghindari hal yang tidak diinginkan aparat bersama warga meratakan bangunan agar tidak kembali roboh dan menimpa warga yang melintas.
"Kami berharap mendapat bantuan untuk membangun kembali madrasah yang memiliki 150 orang siswa itu. Kalau ada tenda darurat untuk sementara, kemungkinan dalam dua hari kedepan siswa dapat kembali sekolah," katanya.
Seperti diberitakan sedikitnya empat rumah dan dua bangunan sekolah di Kampung Cihaur, Desa Cihaur, Kecamatan Cibeber, Cianjur, rusak berat akibat angin puting beliung dan pohon tumbang.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2020
"Madrasah yang rusak berat akibat puting beliung akhirnya ambruk dan tidak dapat digunakan. Sehingga 150 siswa terpaksa diliburkan, sambil menunggu berdirinya tenda darurat untuk proses belajar agama," kata Sekertaris BPBD Irfan Sopyan di Cianjur Kamis.
Tenda darurat untuk kelas tersebut akan didirikan tidak jauh dari lokasi agar memudahkan siswa dan guru. Secepatnya setelah pendataan selesai tenda darurat segera didirikan.
Sementara Enung (43) seorang guru madrasah mengatakan, proses belajar mengajar sudah bubar saat angin puting beliung berkecamuk dan meruntuhkan atap bangunan, sehingga tidak ada korban jiwa.
"Sebelum kejadian hujan turun deras disertai angin kencang yang berubah menjadi puting beliung. Akibatnya atap bangunan yang terdiri dari tiga ruang kelas bagian depan ambruk," katanya.
Tidak hanya sampai disitu menjelang malam atap bangunan ambruk seluruhnya baik depan maupun belakang. Untuk menghindari hal yang tidak diinginkan aparat bersama warga meratakan bangunan agar tidak kembali roboh dan menimpa warga yang melintas.
"Kami berharap mendapat bantuan untuk membangun kembali madrasah yang memiliki 150 orang siswa itu. Kalau ada tenda darurat untuk sementara, kemungkinan dalam dua hari kedepan siswa dapat kembali sekolah," katanya.
Seperti diberitakan sedikitnya empat rumah dan dua bangunan sekolah di Kampung Cihaur, Desa Cihaur, Kecamatan Cibeber, Cianjur, rusak berat akibat angin puting beliung dan pohon tumbang.
Tidak ada korban jiwa dalam peristiwa tersebut, namun kerugian materil diperkirakan mencapai seratusan juta rupiah, ungkap Sekretaris BPBD Cianjur, Mokhamad Irfan Sopyan .
Ia menjelaskan, pihaknya mendapat laporan menjelang sore angin puting beliung yang melanda kawasan tersebut sempat berputar-putar di sebagian besar Kampung Cihaur, namun bangunan yang terdampak terdapat di satu ke RTan.
Akibatnya sejumlah pohon berukuran besar di kampung tersebut roboh menimpa bangunan rumah dan sekolah. Warga yang mendapati hal tersebut berhamburan keluar rumah mencari tanah lapang untuk menghindari hal yang tidak diinginkan.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2020