Sejumlah pelaku usaha wisata di Kabupaten Garut, Jawa Barat, mengeluhkan banjir yang menggenangi badan jalan nasional di kawasan Kahatex, Kabupaten Sumedang dan Bandung karena menurunkan minat wisatawan berkunjung ke Garut.
"Bagi para pelaku usaha wisata di Garut dengan adanya banjir Kahatex atau Rancaekek sangat merugikan," kata Humas Cipanas Indah salah satu objek wisata di kawasan Cipanas Garut, Deni Rinjani di Garut, Sabtu.
Ia menuturkan bencana banjir yang merendam jalan utama Bandung-Garut di kawasan industri Kahatex sudah sering terjadi ketika turun hujan deras.
Banjir di jalan nasional itu, kata Deni, selalu dikeluhkan wisatawan yang hendak berwisata ke Garut, bahkan ada yang sampai menanyakan terlebih dahulu kondisi di daerah Kahatex sebelum menuju Garut.
"Persoalan banjir Kahatex sebetulnya adalah klasik, sudah sejak lama, kadangkala para wisatawan juga kalau ke Garut selalu menanyakan Rancaekek banjir enggak," kata Deni.
Ia berharap Pemerintah Provinsi Jabar secepatnya mengatasi masalah banjir di jalan nasional itu agar wisatawan merasa nyaman dan aman saat menempuh perjalanan wisata ke Kabupaten Garut.
"Pemerintah harus tanggap dengan persoalan ini terutama Provinsi Jabar untuk berupaya agar Rancaekek dan Kahatex tidak banjir lagi," katanya.
Operator Managemen Sibentang Private Villa Cipanas, Ivi D Sunardi menyatakan sama, bencana banjir di jalan nasional itu mengganggu kenyamanan wisatawan yang hendak ke Garut.
Ivi mengungkapkan, sejumlah wisatawan yang tiba di Garut mengeluhkan lamanya perjalanan ke Garut karena terjebak macet di kawasan Kahatex selama tiga jam.
"Beberapa tamu hotel semalam ada yang terjebak di Kahatex sampai tiga jam. Untungnya tamunya 'stayed' dua malam, jadi masih ada waktu untuk stay di hotel," kata anggota Badan Promosi Pariwisata Daerah Garut itu.
Ivi berharap persoalan banjir itu bisa secepatnya diselesaikan oleh pemerintah agar tidak berdampak buruk pada tingkat kunjungan wisata ke Garut maupun daerah lainnya di Priangan Timur.
Jika banjir terus terjadi, kata dia, tentunya akan merugikan pelaku wisata di Garut, termasuk wisatawan akan mengeluhkan lamanya waktu, atau membatalkan agenda wisatanya ke Garut.
"Bisa berimplikasi pada tingkat pembatalan kunjungan yang mengakibatkan potensial, 'lost business' bagi hotel," katanya.
Baca juga: Pemkab Garut siap mengembangkan potensi objek wisata Situ Cukang Batu
Baca juga: Kementan dorong kaum milenial untuk semangat bertani
Baca juga: Bupati Garut akan tutup objek wisata Pantai Cijeruk untuk wisatawan
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2020
"Bagi para pelaku usaha wisata di Garut dengan adanya banjir Kahatex atau Rancaekek sangat merugikan," kata Humas Cipanas Indah salah satu objek wisata di kawasan Cipanas Garut, Deni Rinjani di Garut, Sabtu.
Ia menuturkan bencana banjir yang merendam jalan utama Bandung-Garut di kawasan industri Kahatex sudah sering terjadi ketika turun hujan deras.
Banjir di jalan nasional itu, kata Deni, selalu dikeluhkan wisatawan yang hendak berwisata ke Garut, bahkan ada yang sampai menanyakan terlebih dahulu kondisi di daerah Kahatex sebelum menuju Garut.
"Persoalan banjir Kahatex sebetulnya adalah klasik, sudah sejak lama, kadangkala para wisatawan juga kalau ke Garut selalu menanyakan Rancaekek banjir enggak," kata Deni.
Ia berharap Pemerintah Provinsi Jabar secepatnya mengatasi masalah banjir di jalan nasional itu agar wisatawan merasa nyaman dan aman saat menempuh perjalanan wisata ke Kabupaten Garut.
"Pemerintah harus tanggap dengan persoalan ini terutama Provinsi Jabar untuk berupaya agar Rancaekek dan Kahatex tidak banjir lagi," katanya.
Operator Managemen Sibentang Private Villa Cipanas, Ivi D Sunardi menyatakan sama, bencana banjir di jalan nasional itu mengganggu kenyamanan wisatawan yang hendak ke Garut.
Ivi mengungkapkan, sejumlah wisatawan yang tiba di Garut mengeluhkan lamanya perjalanan ke Garut karena terjebak macet di kawasan Kahatex selama tiga jam.
"Beberapa tamu hotel semalam ada yang terjebak di Kahatex sampai tiga jam. Untungnya tamunya 'stayed' dua malam, jadi masih ada waktu untuk stay di hotel," kata anggota Badan Promosi Pariwisata Daerah Garut itu.
Ivi berharap persoalan banjir itu bisa secepatnya diselesaikan oleh pemerintah agar tidak berdampak buruk pada tingkat kunjungan wisata ke Garut maupun daerah lainnya di Priangan Timur.
Jika banjir terus terjadi, kata dia, tentunya akan merugikan pelaku wisata di Garut, termasuk wisatawan akan mengeluhkan lamanya waktu, atau membatalkan agenda wisatanya ke Garut.
"Bisa berimplikasi pada tingkat pembatalan kunjungan yang mengakibatkan potensial, 'lost business' bagi hotel," katanya.
Baca juga: Pemkab Garut siap mengembangkan potensi objek wisata Situ Cukang Batu
Baca juga: Kementan dorong kaum milenial untuk semangat bertani
Baca juga: Bupati Garut akan tutup objek wisata Pantai Cijeruk untuk wisatawan
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2020