Pusat Konservasi Elang Kamojang (PKEK) memberikan pelatihan dan pendidikan kepada 30 sukarelawan tentang kepedulian terhadap lingkungan yang nantinya bisa ikut serta melakukan gerakan konservasi elang di Indonesia sehingga keberadaan burung elang yang hampir punah dapat terjaga populasinya.
"Pendidikan angkatan kedua ini kita laksanakan karena kita melihat peran volunteer (sukarelawan) selama ini cukup membantu kita, banyak kegiatan kita di luar dan di lingkungan PKEK dibantu penuh oleh para relawan angkatan pertama," kata Manajer PKEK Zaini Rahman di sela-sela kegiatan Sekolah Konservasi Elang (SKE) di Kamojang, Kecamatan Samarang, Kabupaten Garut, Jawa Barat, Selasa.
Ia menjelaskan bahwa PKEK setiap tahun menggelar SKE di Kamojang, Garut, di mana untuk kegiatan tahun kedua diikuti banyak peserta dari berbagai daerah sepert dari Garut, beberapa kota di Jabar, dan kota lainnya di Indonesia yang ingin ikut belajar dan menjadi sukarelawan konservasi elang.
PKEK, lanjut dia, membentuk sukarelawan atau pegiat lingkungan konservasi elang untuk selanjutnya dapat berperan aktif membantu PKEK dalam menjaga populasi elang dan habitatnya di seluruh Indonesia.
Ia berharap agenda tahunan PKEK itu bisa mengedukasi masyarakat tentang pentingnya konservasi elang dan habitatnya untuk menjaga keberlangsungan hidup manusia di masa depan.
"Manusia tidak akan bisa bertahan hidup tanpa lingkungan dan seluruh isinya, karenanya jika bicara konservasi adalah upaya kita memastikan keberlangsungan hidup umat manusia," kata Zaini Rahman.
Kepala SKE Batch 2, Fajar Gumilar menambahkan, pada tahap pendaftaran terdapat 80 orang calon peserta, kemudian diseleksi dengan penilaian karya tulis peserta tentang tingkat pengetahuannya terkait konservasi elang.
Hasil seleksi itu, kata dia, terpilih 30 orang untuk mengikuti setiap tahapan pendidikan tentang konservasi elang secara materi di kelas maupun di lapangan terbuka mulai 22 sampai 24 Desember 2019.
"Animonya cukup tinggi untuk itu kita seleksi seluruh calon peserta, mereka memang tertarik tentang isu lingkungan, mereka juga tertarik untuk belajar konservasi elang karena sebelumnya sudah mengenal PKEK," katanya.
Seorang peserta dari Garut, Rizka Nala Wibawa mengaku bangga bisa lolos seleksi, untuk selanjutnya mengikuti tahapan pendidikan tentang konservasi elang, dan jenis binatang lainnya yang dilindungi undang-undang.
"Bukan hanya soal konservasi elang, kita juga belajar soal konservasi kukang dengan pemateri warga negara Inggris yang melakukan penelitian kukang di Garut sejak lama," kata Rizka.
Sementara itu, SKE Batch 2 dilaksanakan selama tiga hari dua malam di kawasan PKEK menghadirkan berbagai narasumber ahli dari berbagai lembaga di antaranya, Wildlife Conservation Society (WCS), Wildlife Potography, Persatuan Wartawan Indonesia, dosen jurnalistik Fakultas Ilmu Komunikasi Universitas Garut, Pertamina Geothermal Energy dan Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam Jabar.
Baca juga: Sepasang elang dilepasliarkan di Hutan Kamojang Garut
Baca juga: Seribuan anak lomba mewarnai burung garuda di Hutan Kamojang Garut
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2019
"Pendidikan angkatan kedua ini kita laksanakan karena kita melihat peran volunteer (sukarelawan) selama ini cukup membantu kita, banyak kegiatan kita di luar dan di lingkungan PKEK dibantu penuh oleh para relawan angkatan pertama," kata Manajer PKEK Zaini Rahman di sela-sela kegiatan Sekolah Konservasi Elang (SKE) di Kamojang, Kecamatan Samarang, Kabupaten Garut, Jawa Barat, Selasa.
Ia menjelaskan bahwa PKEK setiap tahun menggelar SKE di Kamojang, Garut, di mana untuk kegiatan tahun kedua diikuti banyak peserta dari berbagai daerah sepert dari Garut, beberapa kota di Jabar, dan kota lainnya di Indonesia yang ingin ikut belajar dan menjadi sukarelawan konservasi elang.
PKEK, lanjut dia, membentuk sukarelawan atau pegiat lingkungan konservasi elang untuk selanjutnya dapat berperan aktif membantu PKEK dalam menjaga populasi elang dan habitatnya di seluruh Indonesia.
Ia berharap agenda tahunan PKEK itu bisa mengedukasi masyarakat tentang pentingnya konservasi elang dan habitatnya untuk menjaga keberlangsungan hidup manusia di masa depan.
"Manusia tidak akan bisa bertahan hidup tanpa lingkungan dan seluruh isinya, karenanya jika bicara konservasi adalah upaya kita memastikan keberlangsungan hidup umat manusia," kata Zaini Rahman.
Kepala SKE Batch 2, Fajar Gumilar menambahkan, pada tahap pendaftaran terdapat 80 orang calon peserta, kemudian diseleksi dengan penilaian karya tulis peserta tentang tingkat pengetahuannya terkait konservasi elang.
Hasil seleksi itu, kata dia, terpilih 30 orang untuk mengikuti setiap tahapan pendidikan tentang konservasi elang secara materi di kelas maupun di lapangan terbuka mulai 22 sampai 24 Desember 2019.
"Animonya cukup tinggi untuk itu kita seleksi seluruh calon peserta, mereka memang tertarik tentang isu lingkungan, mereka juga tertarik untuk belajar konservasi elang karena sebelumnya sudah mengenal PKEK," katanya.
Seorang peserta dari Garut, Rizka Nala Wibawa mengaku bangga bisa lolos seleksi, untuk selanjutnya mengikuti tahapan pendidikan tentang konservasi elang, dan jenis binatang lainnya yang dilindungi undang-undang.
"Bukan hanya soal konservasi elang, kita juga belajar soal konservasi kukang dengan pemateri warga negara Inggris yang melakukan penelitian kukang di Garut sejak lama," kata Rizka.
Sementara itu, SKE Batch 2 dilaksanakan selama tiga hari dua malam di kawasan PKEK menghadirkan berbagai narasumber ahli dari berbagai lembaga di antaranya, Wildlife Conservation Society (WCS), Wildlife Potography, Persatuan Wartawan Indonesia, dosen jurnalistik Fakultas Ilmu Komunikasi Universitas Garut, Pertamina Geothermal Energy dan Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam Jabar.
Baca juga: Sepasang elang dilepasliarkan di Hutan Kamojang Garut
Baca juga: Seribuan anak lomba mewarnai burung garuda di Hutan Kamojang Garut
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2019