Arya Tanjung (2) balita penderita penyakit Meginitis dan TBC warga Kampung Majalaya, Desa Majalaya, Kecamatan Cikalong Kulon, Cianjur, Jawa Barat, berharap uluran tangan dari berbagai pihak.
Pasalnya hingga saat ini, anak kedua pasangan Sanuri (40) dan Kartika Septiana (28) itu hanya menjalani perawatan di rumah karena kedua orangtuanya tidak mampu meMbawa Arya untuk berobat ke rumah sakit.
"Arya hanya bisa terbaring lemas di atas kasur, penyakit menginitis dan TBC yang dideritanya membuat tubuhnya semakin kurus. Keterbatasan biaya membuat kami tidak dapat berbuat banyak," kata Kartika kepada wartawan di Cianjur, Senin.
Ia menjelaskan, anaknya tersebut mulai menderita sakit sejak usia 20 bulan, dengan gejala awal mengalami demam tinggi, diare dan kejang karena suhu panas tubuh yang tidak kunjung turun.
"Ketika itu saya bawa Arya ke bidan dan dirujuk ke rumah sakit karena harus mendapat penanganan dokter. Di rumah sakit baru tahu kalau anak saya menderita Meginitis dan TBC," katanya.
Di rumah sakit Arya langsung di rawat di ruang HCU karena sempat mengalami koma. Selama 16 hari di RSUD menjalani rawat inap, hingga kesadaran Arya berangsur membaik dan perawatan dialihkan ke ruang isolasi.
"Setelah 40 hari dirawat di RSUD Cianjur, kami membawa Arya pulang karena biaya rumah sakit semakin membengkak, sedangkan kami tidak memiliki jaminan sosial kesehatan," katanya.
Selama berada di rumah, kondisi kesehatan Arya terus memburuk, bahkan saat ini tubuhnya semakin kurus dari berat awal 12 kilogram turun menjadi 7 kilogram. Untuk makan dan minum harus menggunakan selang bantu yang dimasukan melalui hidung.
"Rencananya Arya akan kembali dirawat di rumah sakit dan pembiayaannya akan ditanggung pemerintah daerah. Namun kami harus mengurus terlebih dulu administrasi kependudukan karena kami pindah dari Depok ke Cianjur," katanya.
Kepala Desa Majalaya, Mita Sasmita, mengatakan pemerintah desa sudah sejak awal mengupayakan pengobatan Arya, bahkan pihaknya sudah berkoordinasi dengan rumah sakit terkait pembiayaan.
Terkait proses pengurusan Adminduk, pemdes akan turut membantu pihak keluarga agar segera cepat keluar, sehingga Arya bisa segera dirawat kembali di rumah sakit dengan pembiayaan dijamin pemerintah.
"Petugas dari puskesmas secara rutin melakukan pemeriksaan ke rumah Arya, mereka akan terus memantau kesehatannya. Untuk adminduknya akan dibantu agar segera selesai dan Arya dapat ditangani secara maksimal," katanya.
Baca juga: Operator tambang pasir tertimbun longsor di Cianjur
Baca juga: Sejumlah wilayah di Cianjur dikepung bencana sepekan terakhir ini
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2019
Pasalnya hingga saat ini, anak kedua pasangan Sanuri (40) dan Kartika Septiana (28) itu hanya menjalani perawatan di rumah karena kedua orangtuanya tidak mampu meMbawa Arya untuk berobat ke rumah sakit.
"Arya hanya bisa terbaring lemas di atas kasur, penyakit menginitis dan TBC yang dideritanya membuat tubuhnya semakin kurus. Keterbatasan biaya membuat kami tidak dapat berbuat banyak," kata Kartika kepada wartawan di Cianjur, Senin.
Ia menjelaskan, anaknya tersebut mulai menderita sakit sejak usia 20 bulan, dengan gejala awal mengalami demam tinggi, diare dan kejang karena suhu panas tubuh yang tidak kunjung turun.
"Ketika itu saya bawa Arya ke bidan dan dirujuk ke rumah sakit karena harus mendapat penanganan dokter. Di rumah sakit baru tahu kalau anak saya menderita Meginitis dan TBC," katanya.
Di rumah sakit Arya langsung di rawat di ruang HCU karena sempat mengalami koma. Selama 16 hari di RSUD menjalani rawat inap, hingga kesadaran Arya berangsur membaik dan perawatan dialihkan ke ruang isolasi.
"Setelah 40 hari dirawat di RSUD Cianjur, kami membawa Arya pulang karena biaya rumah sakit semakin membengkak, sedangkan kami tidak memiliki jaminan sosial kesehatan," katanya.
Selama berada di rumah, kondisi kesehatan Arya terus memburuk, bahkan saat ini tubuhnya semakin kurus dari berat awal 12 kilogram turun menjadi 7 kilogram. Untuk makan dan minum harus menggunakan selang bantu yang dimasukan melalui hidung.
"Rencananya Arya akan kembali dirawat di rumah sakit dan pembiayaannya akan ditanggung pemerintah daerah. Namun kami harus mengurus terlebih dulu administrasi kependudukan karena kami pindah dari Depok ke Cianjur," katanya.
Kepala Desa Majalaya, Mita Sasmita, mengatakan pemerintah desa sudah sejak awal mengupayakan pengobatan Arya, bahkan pihaknya sudah berkoordinasi dengan rumah sakit terkait pembiayaan.
Terkait proses pengurusan Adminduk, pemdes akan turut membantu pihak keluarga agar segera cepat keluar, sehingga Arya bisa segera dirawat kembali di rumah sakit dengan pembiayaan dijamin pemerintah.
"Petugas dari puskesmas secara rutin melakukan pemeriksaan ke rumah Arya, mereka akan terus memantau kesehatannya. Untuk adminduknya akan dibantu agar segera selesai dan Arya dapat ditangani secara maksimal," katanya.
Baca juga: Operator tambang pasir tertimbun longsor di Cianjur
Baca juga: Sejumlah wilayah di Cianjur dikepung bencana sepekan terakhir ini
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2019