Dinas Kesehatan Cianjur, Jawa Barat, melakukan razia dan pengawasan ke sejumlah apotek dan toko jamu terkait penjualan kopi cleng karena kopi tersebut diduga mengakibatkan seorang warga Kecamatan Cijati meninggal dunia dan beberapa orang lainnya menjalani perawatan.
"Pengawasan dan razia dilakukan tim dari dinkes, Puskesmas Cijati dan aparat kepolisian. Hasil pengawasan masih ditemukan beberapa apotek dan toko jamu yang menjual kopi yang masuk dalam 22 kopi berbahaya karena mengandung obat di dalamnya," kata Kepala Dinkes Cianjur, Tresna Gumelar di Cianjur Minggu.
Jauh-jauh hari, ungkap dia, pihaknya melalui tim kesehatan kecamatan, mengimbau warga untuk tidak mengonsumsi kopi tersebut dan pengawas melakukan razia karena adanya korban dari kopi cleng sampai meninggal dunia.
"Korban kopi cleng tercatat ada tiga orang yang merupakan warga dari Desa Cibodas, Kecamatan Cijati. Informasi yang didapat mereka sempat dirawat di rumah sakit, satu orang meninggal dunia dan dua orang lainnya sudah sembuh dan diperbolehkan pulang," katanya.
Korban meninggal akibat kopi cleng atas nama Ijan Sujana (48) diketahui baru pertama kali mengkonsumsi kopi jenis cleng. Korban mengkonsumsi kopi stamina jenis jreng yang didapat dengan mudah di apotek di wilayah tersebut.
"Beberapa menit setelah mengkonsumsi kopi tersebut, korban mengeluh nyeri di perut dan mulut terasa pahit dan korban sempat mengkonsumsi buah mangga, setelah itu korban mengeluh seluruh tubuh panas, dada nyeri dan wajah tampak terlihat memerah," katanya.
Mendapati hal tersebut, pihak keluarga memanggil menantunya yang berprofesi sebagai perawat, setelah dipasang infus dan dirujuk ke RSUD. Selang satu hari mendapat perawatan secara intensif, korban dinyatakan meninggal dunia.
"Kami mengimbau warga tidak mengkonsumsi kopi cleng agar tidak ada lagi korban jiwa. Kami menggencarkan sosialisasi melalui puskesmas, tidak hanya di Cijati dan Kadupandak, tapi di setiap wilayah," katanya.
Kepala Sub Bagian Tata Usaha, Hukum, dan Hubungan Masyarakat RSUD Cianjur, Diana Wulandara Cahaya, mengatakan ada dua pasien yang diduga korban kopi cleng yang dirawat di rumah sakit tersebut.
Pasien atas nama Ijan tiba di IGD RSUD beberapa hari lalu, mendapat penanganan di ruang ICU dan sempat dipindah ke ruang rawat inap karena kondisinya sudah stabil, namun satu hari yang lalu korban tiba-tiba sesak nafas dan terjadi penurunan kesadaran.
"Korban meninggal dunia pada Jumat sore, sedangkan satu orang pasien lainnya sudah dipulangkan karena kondisinya membaik," katanya.
Baca juga: RAN luncurkan single terbaru "Saling Merindu" bareng kedai kopi ketiga
Baca juga: Kopi saset mudah terbakar bukan berarti bahannya berbahaya, kata BPOM
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2019
"Pengawasan dan razia dilakukan tim dari dinkes, Puskesmas Cijati dan aparat kepolisian. Hasil pengawasan masih ditemukan beberapa apotek dan toko jamu yang menjual kopi yang masuk dalam 22 kopi berbahaya karena mengandung obat di dalamnya," kata Kepala Dinkes Cianjur, Tresna Gumelar di Cianjur Minggu.
Jauh-jauh hari, ungkap dia, pihaknya melalui tim kesehatan kecamatan, mengimbau warga untuk tidak mengonsumsi kopi tersebut dan pengawas melakukan razia karena adanya korban dari kopi cleng sampai meninggal dunia.
"Korban kopi cleng tercatat ada tiga orang yang merupakan warga dari Desa Cibodas, Kecamatan Cijati. Informasi yang didapat mereka sempat dirawat di rumah sakit, satu orang meninggal dunia dan dua orang lainnya sudah sembuh dan diperbolehkan pulang," katanya.
Korban meninggal akibat kopi cleng atas nama Ijan Sujana (48) diketahui baru pertama kali mengkonsumsi kopi jenis cleng. Korban mengkonsumsi kopi stamina jenis jreng yang didapat dengan mudah di apotek di wilayah tersebut.
"Beberapa menit setelah mengkonsumsi kopi tersebut, korban mengeluh nyeri di perut dan mulut terasa pahit dan korban sempat mengkonsumsi buah mangga, setelah itu korban mengeluh seluruh tubuh panas, dada nyeri dan wajah tampak terlihat memerah," katanya.
Mendapati hal tersebut, pihak keluarga memanggil menantunya yang berprofesi sebagai perawat, setelah dipasang infus dan dirujuk ke RSUD. Selang satu hari mendapat perawatan secara intensif, korban dinyatakan meninggal dunia.
"Kami mengimbau warga tidak mengkonsumsi kopi cleng agar tidak ada lagi korban jiwa. Kami menggencarkan sosialisasi melalui puskesmas, tidak hanya di Cijati dan Kadupandak, tapi di setiap wilayah," katanya.
Kepala Sub Bagian Tata Usaha, Hukum, dan Hubungan Masyarakat RSUD Cianjur, Diana Wulandara Cahaya, mengatakan ada dua pasien yang diduga korban kopi cleng yang dirawat di rumah sakit tersebut.
Pasien atas nama Ijan tiba di IGD RSUD beberapa hari lalu, mendapat penanganan di ruang ICU dan sempat dipindah ke ruang rawat inap karena kondisinya sudah stabil, namun satu hari yang lalu korban tiba-tiba sesak nafas dan terjadi penurunan kesadaran.
"Korban meninggal dunia pada Jumat sore, sedangkan satu orang pasien lainnya sudah dipulangkan karena kondisinya membaik," katanya.
Baca juga: RAN luncurkan single terbaru "Saling Merindu" bareng kedai kopi ketiga
Baca juga: Kopi saset mudah terbakar bukan berarti bahannya berbahaya, kata BPOM
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2019