Perencana di Dinas Kehutanan Provinsi Jawa Barat (Jabar) Aris Dwi S mengatakan Pemprov Jabar melalui dinas kehutanan akan meluncurkan aplikasi khusus untuk meningkatkan peran serta masyarakat dalam menanam pohon bernama e-tanam.
"Aplikasi ini sudah dirancang sejak tahun lalu dan sudah kita soft lauching sebenarnya. Nanti nunggu mudah-mudahan Pak Kadis Kehutanan bisa langsung dan syukur-syukur Pak Gubernur Jabar bisa viralkan lauching aplikasi ini yang kita targetkan mudah-mudahan akhir tahun ini," kata Aris Dwi S pada acara Diskusi Peringatan Hari Pohon se-Dunia di Kota Bandung, Kamis.
Untuk sementara, warga bisa mengakses aplikasi ini di laman http://e-tanam.dishut.jabarprov.go.id/app/dashboard.
Aris mengatakan dengan adanya aplikasi e-tanam ini pihaknya ingin mengajak warga untuk bisa berkomitmen menjaga setiap pohon yang ada dan untuk menurunkan emisi gas rumah kaca di Indonesia.
"Kalau hanya menanam pohon itu maka biasa kita tambahkan dengan komitmen Pak Presiden yang ingin menurunkan emisi gas rumah kaca sebesar 29 persen di Indonesia. Sehingga kita buat aplikasi yang masyarakat tahu setelah dia menanam pohon itu, kira-kira serapan CO2 nya berapa," kata dia.
Selain itu, tujuan lain dirancangnya aplikasi ini merupakan bentuk inovasi Dinas Kehutanan Provinsi Jawa Barat, terlebih komitmen Gubernur Jawa Barat dalam merealisasikan visi-misi Jabar Juara Lahir Batin .
Lebih lanjut ia mengatakan aplikasi tersebut juga menyediakan informasi ketersedian bibit pohon bagi warga yang akan menanam pohon.
"Jadi di dalam sana ada layanan bibit via aplikasi. Kalau masyarakat butuh, kemudian nanti mereka dirumah itu nanti akan ada notifikasi kira-kira bibitnya bisa diambil di mana," kata dia.
Pihaknya menambahkan saat ini jumlah lahan kritis di wilayah Jabar berdasarkan data yang dikeluarkan oleh Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan mencapa 911.000 hektare.
Dan sekitar 714.000 hektare lahan kritis di Jabar berada di luar kawasan hutan sisanya di dalam kawasan hutan.
"Dan ini adalah tugas kita untuk memulihkan nya," kata dia.
Baca juga: Perhutani: Tujuh hektare hutan Gunung Cikuray di Garut terbakar
Baca juga: Banjir Cigedug diduga akibat kerusakan hutan Perhutani
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2019
"Aplikasi ini sudah dirancang sejak tahun lalu dan sudah kita soft lauching sebenarnya. Nanti nunggu mudah-mudahan Pak Kadis Kehutanan bisa langsung dan syukur-syukur Pak Gubernur Jabar bisa viralkan lauching aplikasi ini yang kita targetkan mudah-mudahan akhir tahun ini," kata Aris Dwi S pada acara Diskusi Peringatan Hari Pohon se-Dunia di Kota Bandung, Kamis.
Untuk sementara, warga bisa mengakses aplikasi ini di laman http://e-tanam.dishut.jabarprov.go.id/app/dashboard.
Aris mengatakan dengan adanya aplikasi e-tanam ini pihaknya ingin mengajak warga untuk bisa berkomitmen menjaga setiap pohon yang ada dan untuk menurunkan emisi gas rumah kaca di Indonesia.
"Kalau hanya menanam pohon itu maka biasa kita tambahkan dengan komitmen Pak Presiden yang ingin menurunkan emisi gas rumah kaca sebesar 29 persen di Indonesia. Sehingga kita buat aplikasi yang masyarakat tahu setelah dia menanam pohon itu, kira-kira serapan CO2 nya berapa," kata dia.
Selain itu, tujuan lain dirancangnya aplikasi ini merupakan bentuk inovasi Dinas Kehutanan Provinsi Jawa Barat, terlebih komitmen Gubernur Jawa Barat dalam merealisasikan visi-misi Jabar Juara Lahir Batin .
Lebih lanjut ia mengatakan aplikasi tersebut juga menyediakan informasi ketersedian bibit pohon bagi warga yang akan menanam pohon.
"Jadi di dalam sana ada layanan bibit via aplikasi. Kalau masyarakat butuh, kemudian nanti mereka dirumah itu nanti akan ada notifikasi kira-kira bibitnya bisa diambil di mana," kata dia.
Pihaknya menambahkan saat ini jumlah lahan kritis di wilayah Jabar berdasarkan data yang dikeluarkan oleh Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan mencapa 911.000 hektare.
Dan sekitar 714.000 hektare lahan kritis di Jabar berada di luar kawasan hutan sisanya di dalam kawasan hutan.
"Dan ini adalah tugas kita untuk memulihkan nya," kata dia.
Baca juga: Perhutani: Tujuh hektare hutan Gunung Cikuray di Garut terbakar
Baca juga: Banjir Cigedug diduga akibat kerusakan hutan Perhutani
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2019