Tim Global Humanity Response – Aksi Cepat Tanggap (GHR-ACT)  menyiapkan makanan siap santap yang diperuntukkan bagi 2.500 pengungsi Palestina.

"Mereka adalah masyarakat prasejahtera, keluarga yang anggota keluarganya dipenjara oleh militer Israel dan bisa jadi tulang punggung keluarga," kata anggota Tim Global Humanity Response ACT Andi Noor Faradiba lewat siaran pers yang diterima di Jakarta, Selasa.

Dia mengatakan makanan siap santap juga dibagikan kepada anggota keluarga yang kehilangan anggotanya ketika aksi Great Return March termasuk jamaah masjid dan anak-anak yatim.

Berkat kebaikan para dermawan, kata dia, Dapur Umum Indonesia konsisten membagikan makanan siap santap bergizi tinggi bagi penduduk Gaza. Pendistribusian pangan yang telah berlangsung selain kepada anak yatim  juga menyasar  para ibu tunggal dan  difabel.

"Hadirnya bantuan makanan siap santap ini menjadi pengganti kehadiran saudara-saudara di Indonesia," katanya.

Berkerja sama dengan Kitabisa, kata dia, kehadiran Dapur Umum Indonesia menjadi bentuk respons terhadap fakta buruknya ketahanan pangan masyarakat Gaza.

"Ambruknya ekonomi menyebabkan sebagian besar penduduk Gaza tidak memiliki lapangan pekerjaan. Keluarga-keluarga tidak mampu harus memenuhi gizi anak-anak mereka," katanya.

Dia mengatakan bantuan pangan itu merupakan bagian upaya mendukung keseimbangan gizi anak-anak Gaza dan menjaga mereka dari hambatan pertumbuhan.

"Kemiskinan dan kelangkaan bahan makanan masih menjadi salah satu faktor utama keluarga di Gaza tidak dapat memenuhi kebutuhan gizi, bahkan krisis pangan menjadi ancaman perlahan bagi keluarga-keluarga di Gaza, terutama anak-anak," kata dia.

Baca juga: Bentuk Ritel Wakaf cara ACT putus rantai kemiskinan

 

Pewarta: Anom Prihantoro

Editor : Zaenal A.


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2019