Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Cianjur, Jawa Barat, masih menunggu surat resmi dari BMKG untuk menetapkan status siaga bencana alam banjir, tanah longsor dan pergerakan tanah karena status siaga bencana kekeringan sudah berakhir.
"Status siaga bencana kekeringan sudah berakhir 31 Oktober, untuk penetapan siaga bencana longsor dan banjir, kami masih menunggu surat resmi dari BMKG," kata Kepala BPBD Cianjur, Dodi Permadi di Cianjur Sabtu.
Status siaga kekeringan selama musim kemarau mulai ditetapkan sejak Agustus hingga Oktober, tercatat dampak kemarau melanda belasan kecamatan dengan seratusan desa yang mengalami kekeringan.
Meski status siaga kekeringan berakhir, pihaknya belum mengeluarkan dan menetapkan status siaga untuk bencana longsor dan banjir meskipun satu pekan terakhir sempat terjadi bencana longsor dan banjir akibat hujan deras.
"Kami masih menunggu surat resmi dari BMKG terkait masuknya musim hujan dan potensi kerawanan bencana selama musim hujan, sehingga status siaga belum diterapkan sambil menunggu ketetapan kapan musim hujan dan surat resmi," katanya.
Pihaknya mencatat hujan mulai turun di sebagian besar wilayah Cianjur, namun sebagian besar masih mengalami kekeringan, bahkan warga di beberapa kecamatan masih meminta bantuan air bersih.
"Untuk wilayah timur seperti Kecamatan Ciranjang, Sukaluyu dan Haurwangi masih kesulitan air bersih dan hujan baru beberapa kali turun dengan intensitas rendah, termasuk wilayah selatan masih kesulitan air," katanya.
Meskipun belum menetapkan status siaga bencana, pihaknya tetap menyiagakan dan menempatkan relawan di setiap wilayah rawan bencana, untuk melakukan deteksi dini bencana dan mengimbau warga segera mengungsi jika melihat tanda alam.
Baca juga: Belasan rumah di Pasir Nangka Cianjur rusak berat akibat puting beliung
Baca juga: Waspada bencana, BPBD Cianjur siagakan tim sukarelawan
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2019
"Status siaga bencana kekeringan sudah berakhir 31 Oktober, untuk penetapan siaga bencana longsor dan banjir, kami masih menunggu surat resmi dari BMKG," kata Kepala BPBD Cianjur, Dodi Permadi di Cianjur Sabtu.
Status siaga kekeringan selama musim kemarau mulai ditetapkan sejak Agustus hingga Oktober, tercatat dampak kemarau melanda belasan kecamatan dengan seratusan desa yang mengalami kekeringan.
Meski status siaga kekeringan berakhir, pihaknya belum mengeluarkan dan menetapkan status siaga untuk bencana longsor dan banjir meskipun satu pekan terakhir sempat terjadi bencana longsor dan banjir akibat hujan deras.
"Kami masih menunggu surat resmi dari BMKG terkait masuknya musim hujan dan potensi kerawanan bencana selama musim hujan, sehingga status siaga belum diterapkan sambil menunggu ketetapan kapan musim hujan dan surat resmi," katanya.
Pihaknya mencatat hujan mulai turun di sebagian besar wilayah Cianjur, namun sebagian besar masih mengalami kekeringan, bahkan warga di beberapa kecamatan masih meminta bantuan air bersih.
"Untuk wilayah timur seperti Kecamatan Ciranjang, Sukaluyu dan Haurwangi masih kesulitan air bersih dan hujan baru beberapa kali turun dengan intensitas rendah, termasuk wilayah selatan masih kesulitan air," katanya.
Meskipun belum menetapkan status siaga bencana, pihaknya tetap menyiagakan dan menempatkan relawan di setiap wilayah rawan bencana, untuk melakukan deteksi dini bencana dan mengimbau warga segera mengungsi jika melihat tanda alam.
Baca juga: Belasan rumah di Pasir Nangka Cianjur rusak berat akibat puting beliung
Baca juga: Waspada bencana, BPBD Cianjur siagakan tim sukarelawan
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2019