Sebanyak 32 perguruan tinggi Muhammadiyah dan Aisyiyah dari seluruh Indonesia melakukan penjajakan kerja sama dengan 23 perguruan tinggi asal China.
Siaran pers yang dikirim di Jakarta, Minggu malam menyebutkan, perwakilan perguruan tinggi Muhammadiyah dan Aisyiyah (PTMA) dan perwakilan perguruan tinggi dari Provinsi Jiangsu, China tersebut menggelar pertemuan di Gedung Utama Kampus Universitas Ahmad Dahlan Yogyakarta, Minggu.
Acara yang digagas oleh tuan rumah tersebut didukung oleh Majelis Pendidikan Tinggi, Penelitian, dan Pengembangan Pimpinan Pusat Muhammadiyah (Majelis Diktilitbang PP Muhammadiyah) serta Asosiasi Kantor Urusan Internasional (Askui) Perguruan Tinggi Muhammadiyah (PTM).
Menurut Sekretaris Majelis Diktilitbang PP Muhammadiyah, Sayuti, PhD, China merupakan mitra penting karena memiliki potensi untuk menjadi kiblat ekonomi dan teknologi dunia yang menyaingi Amerika Serikat dan Eropa Barat.
Sementara itu Ketua Askui PTM, Yordan Gunawan MH MBA, meminta kepada para penggiat internasionalisasi di PTM, agar meningkatkan MoU (Memorandum of Understanding) ke tahap selanjutnya, yaitu menjadi MoA (Memorandum of Agreement), dengan secara intensif mengontak mitra asing yang dimiliki.
Salah satu PTMA yang hadir untuk menjalin kerja sama adalah Universitas Muhammadiyah Prof Dr Hamka (Uhamka) yang mengadakan komunikasi dengan kampus Yancheng Teachers University, Nanjing Tech University, dan Nanjing Agricultural University.
Ketiga kampus tersebut dipilih karena memiliki program studi yang selaras dengan yang dimiliki oleh Uhamka, kata Wakil Rektor III Uhamka bidang Kemahasiswaan dan Kerjasama Dr Lelly Qodariah, MPd sebagai salah satu yang hadir dari PTMA.
Dokumen naskah nota kesepahaman akan dikaji oleh universitas di China untuk kemudian dilanjutkan dengan korespondensi oleh pegiat internasionalisasi para pihak, katanya.
Ajang kerja sama seperti ini bermanfaat untuk membangun jejaring pendidikan tinggi menjadi lebih luas dan lebih global, kata dia
Setiap PTMA memiliki kekuatan dan kelemahan masing-masing, dan sinergi diperlukan untuk maju bersama, tambahnya.
Baca juga: Muhammadiyah tidak permasalahkan Menteri Agama berlatar belakang militer
Baca juga: Muhammadiyah bangun masjid pusat dakwah pencerah umat
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2019
Siaran pers yang dikirim di Jakarta, Minggu malam menyebutkan, perwakilan perguruan tinggi Muhammadiyah dan Aisyiyah (PTMA) dan perwakilan perguruan tinggi dari Provinsi Jiangsu, China tersebut menggelar pertemuan di Gedung Utama Kampus Universitas Ahmad Dahlan Yogyakarta, Minggu.
Acara yang digagas oleh tuan rumah tersebut didukung oleh Majelis Pendidikan Tinggi, Penelitian, dan Pengembangan Pimpinan Pusat Muhammadiyah (Majelis Diktilitbang PP Muhammadiyah) serta Asosiasi Kantor Urusan Internasional (Askui) Perguruan Tinggi Muhammadiyah (PTM).
Menurut Sekretaris Majelis Diktilitbang PP Muhammadiyah, Sayuti, PhD, China merupakan mitra penting karena memiliki potensi untuk menjadi kiblat ekonomi dan teknologi dunia yang menyaingi Amerika Serikat dan Eropa Barat.
Sementara itu Ketua Askui PTM, Yordan Gunawan MH MBA, meminta kepada para penggiat internasionalisasi di PTM, agar meningkatkan MoU (Memorandum of Understanding) ke tahap selanjutnya, yaitu menjadi MoA (Memorandum of Agreement), dengan secara intensif mengontak mitra asing yang dimiliki.
Salah satu PTMA yang hadir untuk menjalin kerja sama adalah Universitas Muhammadiyah Prof Dr Hamka (Uhamka) yang mengadakan komunikasi dengan kampus Yancheng Teachers University, Nanjing Tech University, dan Nanjing Agricultural University.
Ketiga kampus tersebut dipilih karena memiliki program studi yang selaras dengan yang dimiliki oleh Uhamka, kata Wakil Rektor III Uhamka bidang Kemahasiswaan dan Kerjasama Dr Lelly Qodariah, MPd sebagai salah satu yang hadir dari PTMA.
Dokumen naskah nota kesepahaman akan dikaji oleh universitas di China untuk kemudian dilanjutkan dengan korespondensi oleh pegiat internasionalisasi para pihak, katanya.
Ajang kerja sama seperti ini bermanfaat untuk membangun jejaring pendidikan tinggi menjadi lebih luas dan lebih global, kata dia
Setiap PTMA memiliki kekuatan dan kelemahan masing-masing, dan sinergi diperlukan untuk maju bersama, tambahnya.
Baca juga: Muhammadiyah tidak permasalahkan Menteri Agama berlatar belakang militer
Baca juga: Muhammadiyah bangun masjid pusat dakwah pencerah umat
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2019