Aksi Cepat Tanggap (ACT) membuka pusat krisis dan media (media dan crisis center) di berbagai wilayah untuk membantu memberikan informasi akurat dan terkini demi meminimalisasi hoaks yang beredar tentang kerusuhan di Wamena, Papua.

"Melalui Media & Crisis Center, publik dapat berkomunikasi dan saling bertukar informasi yang berkaitan tentang Wamena, dengan krisis kemanusiaan yang terjadi di Wamena, Papua," ujar Presiden ACT Ibnu Khajar dalam konferensi pers yang diadakan di Kantor ACT di Jakarta Selatan, Rabu.

Menurut ACT, pusat informasi itu akan dibuka di beberapa kota seperti Jakarta, Makassar, Padang, Surabaya dan beberapa kota yang terdapat kantor cabang ACT.

Menurut pihak ACT, informasi yang ada di pusat media dan krisis itu adalah hasil pelaporan langsung dari Tim Tanggap Darurat ACT yang berada di lapangan. Selain angka korban, mereka juga akan terus memperbarui bantuan yang diperlukan para pengungsi.

Selain itu, pusat media dan krisis itu juga bisa digunakan oleh masyarakat biasa yang ingin memberikan donasi bagi warga-warga terdampak konflik.

"Ini bukan lagi saatnya saling menghujat, bukan lagi saling menyalahkan. Sudah saatnya kita saling berkumpul sebagai sebuah bangsa," tegas Ibnu.

Kerusuhan di Wamena, Papua menewaskan 33 orang meninggal. Korban yang dirawat, menurut Menteri Kesehatan Nila Moeloek berdasarkan laporan yang didapat tim kesehatan di Wamena, terdapat 14 korban kerusuhan dalam perawatan, 22 jiwa dirujuk ke Jayapura dan ada 62 orang sudah boleh pulang ke rumah.

Baca juga: ACT akan bantu pulihkan ekonomi pengungsi Wamena di tempat asal


 

Pewarta: Prisca Triferna Violleta

Editor : Zaenal A.


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2019