Sebanyak 800 lebih pondok pesantren yang tersebar di seluruh Indonesia telah mengikuti program kemandirian pesantren yang digagas oleh Bank Indonesia (BI) yang bertujuan memandirikan lembaga pendidikan.

"Pesantren sebagai lembaga pendidikan tentunya akan lebih baik menjadi mandiri, artinya bisa menghidupi kebutuhannya sendiri," kata Deputi Gubernur BI Dody Budi Waluyo di Indramayu, Jumat.

Menurutnya, program kemandirian pesantren itu merupakan bagian dari Program Sosial Bank Indonesia (PSBI) yang ditunjukkan kepada semua sektor, baik pendidikan, kesehatan maupun bencana alam.

Untuk Ponpes yang menerima program PSBI, kata Waluyo, secara nasional kurang lebih 800 pesantren dan ini bertujuan agar bisa mandiri secara pendanaan.

"Sejak digulirkan pada tahun 2017, program ini sudah menjaring 800 lebih pesantren seluruh Indonesia," ujarnya.

PSBI lanjut Waluyo, salah satu programnya adalah meningkatkan unit usaha di setiap Pondok Pesantren. Seperti halnya di Ponpes Modern Al-Mu'minien yang mengembangkan pertanian terpadu (integrated farming).

Ponpes Al-Mu'minien Indramayu mempunyai areal persawahan yang luas dan juga adanya ternak kambing serta produksi tahu.

"Makanya kita bimbing, agar usaha yang sudah ada semakin maju dan menjadi berkembang lebih baik dan jadi percontohan," tuturnya.

Kalau program ini berhasil, maka diharapkan Ponpes bisa mandiri untuk bisa mencukupi kebutuhan para santri, pengurus maupun pengajar yang ada di pondok tersebut.

Sementara dari data Kantor Perwakilan Bank Indonesia (KPw BI) Cirebon ada sepuluh Ponpes yang berada di wilayah kerjanya mengikuti program kemandirian pesantren dan sudah membuahkan hasil yang signifikan.
   
 

Pewarta: Khaerul Izan

Editor : Yuniardi Ferdinan


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2019