Perusahaan yang dibentuk oleh Kerajaan Arab Saudi yakni National Water Company diberikan mandat secara khusus untuk menjadi satu-satunya pihak yang mengelola dan mengemas air zam-zam untuk mencegah pemalsuan dan praktik perjokian dalam distribusi air tersebut.
Petugas pemandu National Water Company Ahmad Bukhori di Mekkah, Sabtu, mengatakan pihaknya mengemas air zam-zam dalam kemasan dengan label Zam Zam Water.
“Tujuan pendirian perusahaan untuk memberikan pelayanan kepada jamaah haji, jamaah umrah, maupun masyarakat umum. Supaya tidak menjadi korban praktik perjokian," katanya.
Keberadaan perusahaan nirlaba itu sedikit banyaknya telah membuat penyediaan dan pendistribusian air zam-zam di Mekkah semakin tertib.
Hal itu merupakan upaya Pemerintah Arab Saudi untuk menekan praktik peredaran air zam-zam palsu serta harga yang tinggi akibat praktik joki atau makelar.
Pusat pengemasan serta pendistribusian air zamzam itu berjarak empat km dari Masjidil Haram dan dalam setiap harinya mereka menyedot air dari sumur zam-zam di sekitar Hijir Ismail sebanyak 200 ribu liter untuk disaring.
Air itu kemudian dialirkan kembali ke Masjidil Haram untuk dikonsumsi jamaah, sebagian kemudian dikemas dalam tabung galon ukuran 5 liter.
Ahmad menjelaskan sebelum perusahaan itu berdiri, pengadaan zam zam belum terlalu tertib. Masih banyak praktik perjokian yang membuat harga air suci itu mahal. Selain itu ada laporan juga bahwa air zam-zam yang disediakan palsu atau dicampur.
"Kalau di sini air zam-zamnya dijamin murni," tuturnya.
Ia menjelaskan air zam-zam yang dikonsumsi langsung di Masjidil Haram juga sudah terjamin kebersihan dan kemurniannya. Sebab lebih dahulu telah disaring di perusahaan yang berdiri sejak September 2010 itu.
Pria 40 tahun itu memastikan di tempatnya hanya menyaring air zam-zam dari potensi adanya pasir atau partikel lainnya. "Kami tidak menambah zat-zat apapun pada air suci zam-zam," jelasnya.
Oleh perusahaan ini, air zam-zam dikemas dalam galon ukuran 5 liter. Enam bulan lalu mereka memutuskan menghentikan produksi kemasan 10 liter karena dinilai terlalu berat saat dibawa jamaah.
Harga untuk air zam-zam ukuran 5 liter adalah 3,25 riyal atau sekitar Rp 12.500/galon. Sementara harga jual di Bandara Jeddah atau Madinah 7,5 riyal atau sekitar Rp30 ribu. Lebih mahal karena ada biaya untuk kemasan plastik dan kardus.
Jika dibandingkan dengan harga di Pasar Tanah Abang, Jakarta Pusat, air zam-zam kemasan mencapai Rp500 ribu untuk kemasan galon 5 liter. Lebih mahal 40 kali lipat dibandingkan harga aslinya di perusahaan Zam Zam Water.
Ahmad menegaskan perusahaannya itu tidak melakukan ekspansi ke luar negeri untuk menjual zam-zam. “Jangankan keluar negeri, membuka cabang atau toko di luar Mekkah dilarang oleh Raja," jelasnya.
Hal itu kata Ahmad untuk menjadikan air zam-zam sebagai air khas dan air suci yang hanya ada di Mekkah, di samping juga mempertimbangkan kapasitas debit air dan produksinya yang kemungkinan tidak akan mencukupi kebutuhan jika dibuka di luar Mekkah.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2019
Petugas pemandu National Water Company Ahmad Bukhori di Mekkah, Sabtu, mengatakan pihaknya mengemas air zam-zam dalam kemasan dengan label Zam Zam Water.
“Tujuan pendirian perusahaan untuk memberikan pelayanan kepada jamaah haji, jamaah umrah, maupun masyarakat umum. Supaya tidak menjadi korban praktik perjokian," katanya.
Keberadaan perusahaan nirlaba itu sedikit banyaknya telah membuat penyediaan dan pendistribusian air zam-zam di Mekkah semakin tertib.
Hal itu merupakan upaya Pemerintah Arab Saudi untuk menekan praktik peredaran air zam-zam palsu serta harga yang tinggi akibat praktik joki atau makelar.
Pusat pengemasan serta pendistribusian air zamzam itu berjarak empat km dari Masjidil Haram dan dalam setiap harinya mereka menyedot air dari sumur zam-zam di sekitar Hijir Ismail sebanyak 200 ribu liter untuk disaring.
Air itu kemudian dialirkan kembali ke Masjidil Haram untuk dikonsumsi jamaah, sebagian kemudian dikemas dalam tabung galon ukuran 5 liter.
Ahmad menjelaskan sebelum perusahaan itu berdiri, pengadaan zam zam belum terlalu tertib. Masih banyak praktik perjokian yang membuat harga air suci itu mahal. Selain itu ada laporan juga bahwa air zam-zam yang disediakan palsu atau dicampur.
"Kalau di sini air zam-zamnya dijamin murni," tuturnya.
Ia menjelaskan air zam-zam yang dikonsumsi langsung di Masjidil Haram juga sudah terjamin kebersihan dan kemurniannya. Sebab lebih dahulu telah disaring di perusahaan yang berdiri sejak September 2010 itu.
Pria 40 tahun itu memastikan di tempatnya hanya menyaring air zam-zam dari potensi adanya pasir atau partikel lainnya. "Kami tidak menambah zat-zat apapun pada air suci zam-zam," jelasnya.
Oleh perusahaan ini, air zam-zam dikemas dalam galon ukuran 5 liter. Enam bulan lalu mereka memutuskan menghentikan produksi kemasan 10 liter karena dinilai terlalu berat saat dibawa jamaah.
Harga untuk air zam-zam ukuran 5 liter adalah 3,25 riyal atau sekitar Rp 12.500/galon. Sementara harga jual di Bandara Jeddah atau Madinah 7,5 riyal atau sekitar Rp30 ribu. Lebih mahal karena ada biaya untuk kemasan plastik dan kardus.
Jika dibandingkan dengan harga di Pasar Tanah Abang, Jakarta Pusat, air zam-zam kemasan mencapai Rp500 ribu untuk kemasan galon 5 liter. Lebih mahal 40 kali lipat dibandingkan harga aslinya di perusahaan Zam Zam Water.
Ahmad menegaskan perusahaannya itu tidak melakukan ekspansi ke luar negeri untuk menjual zam-zam. “Jangankan keluar negeri, membuka cabang atau toko di luar Mekkah dilarang oleh Raja," jelasnya.
Hal itu kata Ahmad untuk menjadikan air zam-zam sebagai air khas dan air suci yang hanya ada di Mekkah, di samping juga mempertimbangkan kapasitas debit air dan produksinya yang kemungkinan tidak akan mencukupi kebutuhan jika dibuka di luar Mekkah.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2019