Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat berharap pembangunan seluruh seksi Tol Cisumdawu (Cileunyi - Sumedang - Dawuan) di Jawa Barat dapat tuntas pada 2020.
Kepala Badan Pengatur Jalan Tol (BPJT) Danang Parikesit berharap semua seksi pembangunan di Tol Cisumdawu dapat tuntas pada 2020 sampai ujung akhir tol ini yang berlokasi di Tol Cikopo-Palimanan, area Dawuan.
BPJT optimistis Tol Cisumdawu dapat selesai 2020, walaupun semua tergantung pada kecepatan pembangunan, sehingga pihaknya membutuhkan kerja sama dari para pemilik lahan. Danang menilai bahwa secara konstruksi pembangunan tol Cisumdawu bisa tuntas dalam setahun.
Peletakan batu pertama proyek pembangunan Tol Cisumdawu dilaksanakan pada 29 November 2011, dan penandatanganan perjanjian pengusahaan jalan tol (PPJT) itu baru dilakukan pada 22 February 2017.
Proyek Tol Cisumdawu diperkirakan akan memiliki panjang 60,47 kilometer dengan total seksi mencapai enam. Seksi I dan Seksi II proyek jalan tol ini digarap oleh Pemerintah melalui Kementerian PUPR.
Sementara komposisi pemangku kepentingan untuk Seksi III hingga VI terdiri dari PT Citra Marga Nusaphala Persada, PT Jasa Sarana, PT Brantas Abipraya, PT PP (Persero), dan PT Waskita Karya Tbk.
Biaya investasi untuk proyek Tol Cisumdawu itu, katanya, diperkirakan sebesar Rp8,41 trilliun, sedangkan biaya konstruksinya diperkirakan mencapai Rp5,58 triliun.
Periode konsesi yang diberikan oleh Pemerintah untuk tol Cisumdawu ini adalah 40 tahun, dan tarif rata-rata untuk Golongan kendaraan I di tol tersebut diperkirakan Rp1.000 per kilometer.
Kehadiran Tol Cisumdawu akan memperlancar akses kendaraan dari Bandung yang menuju Bandara Kertajati di Majalengka.
Perkembangan Pembebasan lahan dan konstruksi
Berdasarkan keterangan dari Kementerian PUPR, status pembebasan lahan menjadi kendala dalam pembangunan ruas tol ini.
Dari 6 seksi yang ada progres konstruksi dan pembebasan lahan Tol Cisumdawu, perkembangan konstruksi Seksi 1 Cileunyi–Tanjungsari sepanjang 12 kilometer telah mencapai 45,47 persen, sedangkan pembebasan lahannya sudah mencapai 72,77 persen.
Sementara Seksi 2 Tanjungsari–Sumedang sepanjang 17,51 kilometer, pembangunannya dilakukan dalam 2 fase yakni fase I sepanjang 7,23 kilometer di mana konstruksinya sudah selesai penuh 100 persen.
Sedangkan Fase II sepanjang 10,7 kilometer, progres konstruksinya 74,62 persen dan lahan yang bebas mencapai 92,2 persen.
Seksi 3 Sumedang-Cimalaka sepanjang 4 kilometer untuk progres konstruksinya mencapai 78,01 persen dengan lahan sudah bebas 99 persen.
Sedangkan Seksi 4 Cimalaka-Legok sepanjang 8,20 kilometer dan Seksi V Legok–Ujungjaya sepanjang 14,90 kilometer belum ada lahan yang dibebaskan. Begitu pula dengan Seksi 6 Ujungjaya–Kertajati sepanjang 6,06 kilometer, konstruksinya belum mulai dengan progres lahannya sebesar 16 persen.
Terkait pembebasan lahan di seksi VI atau ujung akhir Tol Cisumdawu, BPJT yakin pembangunan di seksi VI Tol Cisumdawu itu tidak terlalu sulit karena lahannya milik Perhutani.
Biaya pembebasan lahan untuk pembangunan Tol Cisumdawu sendiri diperkirakan mencapai Rp4 triliun.
Pembangunan Jalan Tol Cisumdawu dikerjakan bersama oleh Pemerintah dan Badan Usaha. Pemerintah memberikan dukungan konstruksi Seksi 1 & 2 sepanjang 29 kilometer untuk meningkatkan kelayakan investasi.Pendanaan untuk porsi Pemerintah menggunakan dana APBN rupiah murni dan pinjaman Pemerintah China.
Sedangkan Seksi 3-6 sepanjang 32,8 kilometer dikerjakan oleh Badan Usaha Jalan Tol (BUJT) PT. Citra Karya Jabar Tol (CKJT) dengan nilai investasi sebesar Rp8,41 triliun.
Direktur Teknik CKJT, Bagus Meidi mengatakan bahwa perusahaaanya tidak hanya berkewajiban membangun Seksi 3-6, tetapi juga menyediakan dana talangan untuk pembebasan lahan pada keseluruhan seksi tol Cisumdawu.
Saat ini CKJT baru mengggarap Seksi 3, untuk Seksi 4 sampai dengan 6 masih menunggu pembebasan lahan. Dana yang dianggarkan di Lembaga Manajemen Aset Negara (LMAN) sekitar Rp 2,5 triliun namun diperkirakan bisa meningkat.
Pihak CKJT menunggu persetujuan dari BPJT dan LMAN untuk revisi plafon dana talangan yang akan pihaknya bayarkan pada tahun anggaran ini yang hanya dianggarkan sekitar Rp700 Milyar.
Beratnya medan proyek
Selain lahan, pembangunan tol ini juga menghadapi medan berat berupa kawasan lembah perbukitan sehingga dilakukan pekerjaan penggalian dan penimbunan.
Kepala Balai Besar Pelaksanaan Jalan Nasional VI, Ditjen Bina Marga, Kementerian PUPR Hari Suko menyebut terdapat lintasan kritis sekitar 1 kilometer meter berupa pekerjaan galian setinggi 70 meter yang masih terdapat lahan yang belum bebas dan saat ini akan dilaksanakan eksekusi konsinyasi yang ditargetkan dalam waktu dekat ini, volume galian tersebut masih 5 juta m3 kubik sehingga memakan waktu yg cukup lama.
Kendala tersebut mengakibatkan konstruksi fase II semula selesai pada September 2019 ini akan diperpanjang menjadi selesai pada September 2020.
Tuntasnya terowongan tol Cisumdawu
Perkembangan lainnya dari proyek pembangunan Tol Cisumdawu adalah tuntasnya pembangunan terowongan tol Cisumdawu yang berlokasi di Seksi II.
Kepala BPJT Danang Parikesit mengatakan bahwa terowongan tol kembar ini memiliki panjang sekitar 472 meter.
Selain itu di bagian atasnya terdapat media untuk hydroseeding, dimana nantinya akan tumbuh tanaman-tanaman yang akan memperkuat lereng terowongan ini.
Berdasarkan pantauan Antara di lapangan, terowongan kembar ini menembus bukit yang berada di perbatasan Desa Cigendel dan Desa Pemulihan. Sedangkan pembangunan jalan setelah terowongan tampak masih terus dikerjakan oleh para pekerja proyek.
Fungsional Lebaran tahun 2020
Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) berharap Tol Cileunyi - Sumedang - Dawuan (Cisumdawu) Seksi I dan II bisa fungsional pada Lebaran Tahun 2020.
"Lebaran insya Allah bisa fungsional, mudah-mudahan kita dari Cileunyi sampai dengan Sumedang bisa fungsional," ujar Kepala Satuan Kerja Pelaksanaan Jalan Bebas Hambatan Cisumdawu Ditjen Bina Marga Kementerian PUPR Yusrizal Kurniawan.
Yusrizal juga menambahkan bahwa jalan tol Cisumdawu ini sempat dibuka saat Lebaran 2019 hingga bagian terowongan di Rancakalong.
Rata-rata warga yang melintasi jalan tol tersebut memuji jalan tol Cisumdawu dan mendukung Kementerian PUPR untuk melanjutkan pengerjaan proyek tol itu hingga tuntas.
Kepala BPJT Danang Parikesit meyakini para kontraktor mampu mengerjakan tol tersebut, sehingga akan didorong terus agar sesuai dengan jadwal yang ditetapkan oleh pemerintah.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2019
Kepala Badan Pengatur Jalan Tol (BPJT) Danang Parikesit berharap semua seksi pembangunan di Tol Cisumdawu dapat tuntas pada 2020 sampai ujung akhir tol ini yang berlokasi di Tol Cikopo-Palimanan, area Dawuan.
BPJT optimistis Tol Cisumdawu dapat selesai 2020, walaupun semua tergantung pada kecepatan pembangunan, sehingga pihaknya membutuhkan kerja sama dari para pemilik lahan. Danang menilai bahwa secara konstruksi pembangunan tol Cisumdawu bisa tuntas dalam setahun.
Peletakan batu pertama proyek pembangunan Tol Cisumdawu dilaksanakan pada 29 November 2011, dan penandatanganan perjanjian pengusahaan jalan tol (PPJT) itu baru dilakukan pada 22 February 2017.
Proyek Tol Cisumdawu diperkirakan akan memiliki panjang 60,47 kilometer dengan total seksi mencapai enam. Seksi I dan Seksi II proyek jalan tol ini digarap oleh Pemerintah melalui Kementerian PUPR.
Sementara komposisi pemangku kepentingan untuk Seksi III hingga VI terdiri dari PT Citra Marga Nusaphala Persada, PT Jasa Sarana, PT Brantas Abipraya, PT PP (Persero), dan PT Waskita Karya Tbk.
Biaya investasi untuk proyek Tol Cisumdawu itu, katanya, diperkirakan sebesar Rp8,41 trilliun, sedangkan biaya konstruksinya diperkirakan mencapai Rp5,58 triliun.
Periode konsesi yang diberikan oleh Pemerintah untuk tol Cisumdawu ini adalah 40 tahun, dan tarif rata-rata untuk Golongan kendaraan I di tol tersebut diperkirakan Rp1.000 per kilometer.
Kehadiran Tol Cisumdawu akan memperlancar akses kendaraan dari Bandung yang menuju Bandara Kertajati di Majalengka.
Perkembangan Pembebasan lahan dan konstruksi
Berdasarkan keterangan dari Kementerian PUPR, status pembebasan lahan menjadi kendala dalam pembangunan ruas tol ini.
Dari 6 seksi yang ada progres konstruksi dan pembebasan lahan Tol Cisumdawu, perkembangan konstruksi Seksi 1 Cileunyi–Tanjungsari sepanjang 12 kilometer telah mencapai 45,47 persen, sedangkan pembebasan lahannya sudah mencapai 72,77 persen.
Sementara Seksi 2 Tanjungsari–Sumedang sepanjang 17,51 kilometer, pembangunannya dilakukan dalam 2 fase yakni fase I sepanjang 7,23 kilometer di mana konstruksinya sudah selesai penuh 100 persen.
Sedangkan Fase II sepanjang 10,7 kilometer, progres konstruksinya 74,62 persen dan lahan yang bebas mencapai 92,2 persen.
Seksi 3 Sumedang-Cimalaka sepanjang 4 kilometer untuk progres konstruksinya mencapai 78,01 persen dengan lahan sudah bebas 99 persen.
Sedangkan Seksi 4 Cimalaka-Legok sepanjang 8,20 kilometer dan Seksi V Legok–Ujungjaya sepanjang 14,90 kilometer belum ada lahan yang dibebaskan. Begitu pula dengan Seksi 6 Ujungjaya–Kertajati sepanjang 6,06 kilometer, konstruksinya belum mulai dengan progres lahannya sebesar 16 persen.
Terkait pembebasan lahan di seksi VI atau ujung akhir Tol Cisumdawu, BPJT yakin pembangunan di seksi VI Tol Cisumdawu itu tidak terlalu sulit karena lahannya milik Perhutani.
Biaya pembebasan lahan untuk pembangunan Tol Cisumdawu sendiri diperkirakan mencapai Rp4 triliun.
Pembangunan Jalan Tol Cisumdawu dikerjakan bersama oleh Pemerintah dan Badan Usaha. Pemerintah memberikan dukungan konstruksi Seksi 1 & 2 sepanjang 29 kilometer untuk meningkatkan kelayakan investasi.Pendanaan untuk porsi Pemerintah menggunakan dana APBN rupiah murni dan pinjaman Pemerintah China.
Sedangkan Seksi 3-6 sepanjang 32,8 kilometer dikerjakan oleh Badan Usaha Jalan Tol (BUJT) PT. Citra Karya Jabar Tol (CKJT) dengan nilai investasi sebesar Rp8,41 triliun.
Direktur Teknik CKJT, Bagus Meidi mengatakan bahwa perusahaaanya tidak hanya berkewajiban membangun Seksi 3-6, tetapi juga menyediakan dana talangan untuk pembebasan lahan pada keseluruhan seksi tol Cisumdawu.
Saat ini CKJT baru mengggarap Seksi 3, untuk Seksi 4 sampai dengan 6 masih menunggu pembebasan lahan. Dana yang dianggarkan di Lembaga Manajemen Aset Negara (LMAN) sekitar Rp 2,5 triliun namun diperkirakan bisa meningkat.
Pihak CKJT menunggu persetujuan dari BPJT dan LMAN untuk revisi plafon dana talangan yang akan pihaknya bayarkan pada tahun anggaran ini yang hanya dianggarkan sekitar Rp700 Milyar.
Beratnya medan proyek
Selain lahan, pembangunan tol ini juga menghadapi medan berat berupa kawasan lembah perbukitan sehingga dilakukan pekerjaan penggalian dan penimbunan.
Kepala Balai Besar Pelaksanaan Jalan Nasional VI, Ditjen Bina Marga, Kementerian PUPR Hari Suko menyebut terdapat lintasan kritis sekitar 1 kilometer meter berupa pekerjaan galian setinggi 70 meter yang masih terdapat lahan yang belum bebas dan saat ini akan dilaksanakan eksekusi konsinyasi yang ditargetkan dalam waktu dekat ini, volume galian tersebut masih 5 juta m3 kubik sehingga memakan waktu yg cukup lama.
Kendala tersebut mengakibatkan konstruksi fase II semula selesai pada September 2019 ini akan diperpanjang menjadi selesai pada September 2020.
Tuntasnya terowongan tol Cisumdawu
Perkembangan lainnya dari proyek pembangunan Tol Cisumdawu adalah tuntasnya pembangunan terowongan tol Cisumdawu yang berlokasi di Seksi II.
Kepala BPJT Danang Parikesit mengatakan bahwa terowongan tol kembar ini memiliki panjang sekitar 472 meter.
Selain itu di bagian atasnya terdapat media untuk hydroseeding, dimana nantinya akan tumbuh tanaman-tanaman yang akan memperkuat lereng terowongan ini.
Berdasarkan pantauan Antara di lapangan, terowongan kembar ini menembus bukit yang berada di perbatasan Desa Cigendel dan Desa Pemulihan. Sedangkan pembangunan jalan setelah terowongan tampak masih terus dikerjakan oleh para pekerja proyek.
Fungsional Lebaran tahun 2020
Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) berharap Tol Cileunyi - Sumedang - Dawuan (Cisumdawu) Seksi I dan II bisa fungsional pada Lebaran Tahun 2020.
"Lebaran insya Allah bisa fungsional, mudah-mudahan kita dari Cileunyi sampai dengan Sumedang bisa fungsional," ujar Kepala Satuan Kerja Pelaksanaan Jalan Bebas Hambatan Cisumdawu Ditjen Bina Marga Kementerian PUPR Yusrizal Kurniawan.
Yusrizal juga menambahkan bahwa jalan tol Cisumdawu ini sempat dibuka saat Lebaran 2019 hingga bagian terowongan di Rancakalong.
Rata-rata warga yang melintasi jalan tol tersebut memuji jalan tol Cisumdawu dan mendukung Kementerian PUPR untuk melanjutkan pengerjaan proyek tol itu hingga tuntas.
Kepala BPJT Danang Parikesit meyakini para kontraktor mampu mengerjakan tol tersebut, sehingga akan didorong terus agar sesuai dengan jadwal yang ditetapkan oleh pemerintah.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2019