Ketua Badan Amil Zakat Nasional (Baznas) Provinsi Jawa Barat Arif Ramdani meyatakan potensi zakat sebesar Rp26 triliun per tahun bisa mengentaskan persoalan kemiskinan di Jabar karena angkanya sangat besar setengahnya dari APBD provinsi.
"Mudah-mudahan bisa mengoptimalkan potensi tersebut, sehingga kita bisa membantu mengentaskan kemiskinan dan mendukung visi Jabar juara lahir batin," kata Ketua Baznas Jabar Arif Ramdani saat Gebyar Baznas Jabar di Gedung Pendopo Kabupaten Garut, Rabu.
Ia menuturkan, Gebyar Festival Zakat ke-3 itu dalam rangkaian Rapat Kerja Daerah Baznas Jabar yang bertujuan untuk penguatan komitmen dalam mengemban amanah pengelolaan zakat sehingga tercapai tujuan pengentasan kemiskinan.
Ia menyampaikan, laporan keuangan Baznas Jabar yang diikuti 80 persen dari Baznas kota/kabupaten dari tahun 2015 sampai 2018 sudah diaudit dan mendapatkan hasil Opini Wajar Tanpa Pengecualian (WTP).
Selain itu, kata dia, Baznas Jabar juga mendapat Akreditasi A dari Kementerian Agama Republik Indonesia sebagai bukti bahwa masyarakat percaya kepada Baznas dalam pengelolaan dan penyaluran zakat.
"Kepercayaan masyarakat kepada kami juga telah dibuktikan dengan diraihnya penghargaan pelopor kebangkitan ekonomi umat berbasis zakat," katanya.
Wakil Gubernur (Wagub) Jabar Uu Ruzhanul Ulum yang hadir dalam acara tersebut mengatakan, pengumpulan zakat di Jabar setiap tahunnya terus meningkat antara 25 persen hingga 30 persen.
"Zakat di Jabar sangat potensial maka perlu dikelola dengan baik untuk menyelesaikan permasalahan-permasalahan," katanya.
Ia menambahkan, Pemerintah Provinsi Jabar telah mengeluarkan peraturan untuk memotong sebagian gaji Aparatur Sipil Negara (ASN), diharapkan pemerintah tingkat kota dan kabupaten juga membuat aturan untuk penyerapan zakat ASN.
"Harus ada penekanan kepada kepala daerah untuk membuat aturan kepada ASN mewajibkan membayar zakat dipotong dari gaji," kata mantan Bupati Tasikmalaya itu.
Baca juga: Wagub Jabar: aturan penyerapan zakat ASN harus dioptimalkan
Baca juga: Potensi zakat fitrah di Garut diperkirakan Rp63 miliar
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2019
"Mudah-mudahan bisa mengoptimalkan potensi tersebut, sehingga kita bisa membantu mengentaskan kemiskinan dan mendukung visi Jabar juara lahir batin," kata Ketua Baznas Jabar Arif Ramdani saat Gebyar Baznas Jabar di Gedung Pendopo Kabupaten Garut, Rabu.
Ia menuturkan, Gebyar Festival Zakat ke-3 itu dalam rangkaian Rapat Kerja Daerah Baznas Jabar yang bertujuan untuk penguatan komitmen dalam mengemban amanah pengelolaan zakat sehingga tercapai tujuan pengentasan kemiskinan.
Ia menyampaikan, laporan keuangan Baznas Jabar yang diikuti 80 persen dari Baznas kota/kabupaten dari tahun 2015 sampai 2018 sudah diaudit dan mendapatkan hasil Opini Wajar Tanpa Pengecualian (WTP).
Selain itu, kata dia, Baznas Jabar juga mendapat Akreditasi A dari Kementerian Agama Republik Indonesia sebagai bukti bahwa masyarakat percaya kepada Baznas dalam pengelolaan dan penyaluran zakat.
"Kepercayaan masyarakat kepada kami juga telah dibuktikan dengan diraihnya penghargaan pelopor kebangkitan ekonomi umat berbasis zakat," katanya.
Wakil Gubernur (Wagub) Jabar Uu Ruzhanul Ulum yang hadir dalam acara tersebut mengatakan, pengumpulan zakat di Jabar setiap tahunnya terus meningkat antara 25 persen hingga 30 persen.
"Zakat di Jabar sangat potensial maka perlu dikelola dengan baik untuk menyelesaikan permasalahan-permasalahan," katanya.
Ia menambahkan, Pemerintah Provinsi Jabar telah mengeluarkan peraturan untuk memotong sebagian gaji Aparatur Sipil Negara (ASN), diharapkan pemerintah tingkat kota dan kabupaten juga membuat aturan untuk penyerapan zakat ASN.
"Harus ada penekanan kepada kepala daerah untuk membuat aturan kepada ASN mewajibkan membayar zakat dipotong dari gaji," kata mantan Bupati Tasikmalaya itu.
Baca juga: Wagub Jabar: aturan penyerapan zakat ASN harus dioptimalkan
Baca juga: Potensi zakat fitrah di Garut diperkirakan Rp63 miliar
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2019