Produksi ikan asin di Kabupaten Cirebon, Jawa Barat, menurun, akibat minimnya hasil tangkapan para nelayan yang merupakan pemasok utama.

"Memasuki musim kemarau, seperti saat ini produksi ikan asin mengalami penurunan," kata seorang produsen ikan asin asal Desa Mertasinga, Kecamatan Gunung Jati, Kabupaten Cirebon Muksidin (59) di Cirebon, Senin.

Menurutnya dia sering mendapat bahan olahan ikan asin atau ikan basah sampai satu kuintal lebih saat musim angin barat. Tetapi saat ini hanya mendapat bahan baku ikan asin sebanyak 20 sampai 50 kilogram saja, karena  nelayan  sedang kesulitan mencari ikan.

Penurunan produksi ikan asin kata Muksidin, dipengaruhi menurunnya hasil tangkapan laut nelayan setempat, berbeda ketika musim angin barat, di mana ikan juga akan melimpah.

"Produksi ikan asin melimpah saat musim angin barat, bulan Desember dan Januari, kalau sekarang sudah menurun, tidak sebanyak musim angin barat," ujarnya.

Untuk bahan baku ikan asin sendiri kata Muksidin, biasanya yaitu ikan gubaran dan juga jenis teri serta tanjan.

"Harganya yang paling mahal itu ikan jenis teri, di mana per kilogramnya yaitu Rp60 ribu, sedangkan termurah ikan tankan yaitu Rp15 ribu," katanya.

Sementara produsen ikan asin lainnya, Tarsuki (48) mengatakan harga ikan asin biasanya memang melonjak pada musim hujan, karena produksi lama dan ikan tidak ada.

Tapi untuk musim kemarau seperti saat ini, harga ikan asin masih normal, akan tetapi untuk mencari bahan bakunya sangat susah.

"Kalau sekarang harganya masih normal, tapi produksi menurun karena pasokan sedikit, tapi produksinya cepat," katanya.

Ikan asin yang di produksi di Desa Mertasinga, Kecamatan Gunung Jati, Kabupaten Cirebon, biasanya dijual ke sejumlah pasar yang ada di Jawa Barat seperti Kabupaten Majalengka, Kuningan, Garut, Ciamis dan lainnya.

Baca juga: Indramayu tebar 802.200 bibit ikan di perairan umum

Baca juga: KKP sudah tenggelamkan 516 kapal ilegal
 

Pewarta: Khaerul Izan

Editor : Zaenal A.


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2019