PT PAL Indonesia dan Daewoo Shipbuilding and Marine Engineering (DSME), Korea Selatan akan kembali membangun tiga kapal selam dalam upaya memenuhi Minimum Essential Force (MEF).
"Pada 12 April itu sudah signing di Pindad, Bandung, Jawa Barat dengan nilai 1,2 miliar dollar Amerika untuk tiga kapal. Pembiayaannya melalui pinjaman luar negeri dan sampai sekarang masih berproses di Kementerian Keuangan (Kemenkeu)," kata Direktur Keuangan PT PAL Indonesia, Irianto Sunardi, saat menerima kunjungan rombongan wartawan Kementerian Pertahanan, di Kantor PT PAL Indonesia, Surabaya, Jawa Timur, Rabu.
Irianto berharap sebelum akhir tahun ini sudah efektif dilakukan pembangunan kapal selam dengan tipe 209-1400 karena DSME sudah siap.
"Begitu juga dengan kami PT PAL, juga sudah siap dengan segala perjanjiannya. Jadi perjanjian seksi mana saja yang dibikin di sini dulu dan mana yang dibuat di sana, sampai kapal selam yang ke enam full dibuat di sini," katanya.
Irianto mengaku, seluruh perjanjian antara kedua belah pihak sudah siap tinggal menunggu keputusan dari Kemenkeu.
Saat ini, kata Irianto, pihak yang telah siap mendanai proyek tersebut adalah Korean Exim Bank. Berdasarkan catatan Bappenas, bank tersebut masuk dalam kategori Lembaga Penjamin Kredit Ekspor (LPKE) atau Export Credit Agency (ECA).
Namun, Kemenkeu masih melihat pemberian pinjaman oleh bank tersebut pada pembuatan kapal selam batch pertama masih mahal.
"Kemenkeu melihat Indonesia saat ini tingkat investasinya bagus sehingga harapannya lebih murah dari penawaran tiga kapal selam yang batch pertama. Ini yang belum ketemu. Kalau itu sudah efektif, Insya Allah kita bisa mulai akhir tahun ini," jelasnya.
Dalam pembuatan tiga kapal selam pada batch kedua ini, ada peningkatan-peningkatan yang disesuaikan dengan kebutuhan Indonesia, baik persenjataan maupun kenyamanan lainnya.
Indonesia sebelumnya telah menerima tiga kapal selam dari hasil kerja sama dengan Korea Selatan. Dua kapal selam yang dibuat di Korea yakni Nagapasa 403 dan Ardadedali 404 yang saat sudah beroperasi. Sedangkan, satu kapal selam Alugoro 405 saat ini dalam proses uji ketahanan di utara Pulau Bali.
"Kita cari laut yang dalam untuk sea trial. Diuji coba berbagai macam diperbaiki lagi sampai waktunya kita serahkan pada 2020 mendatang," jelas Irianto.
Kemampuan PT PAL dalam membangun kapal selam membuat Indonesia menjadi negara satu-satunya negara di Asia Tenggara yang bisa membangun kapal selam
Karo Humas Setjen Kemhan Brigjen TNI Totok Sugiharto mengatakan, Indonesia merupakan negara di Asia Tenggara pertama yang bisa membuat kapal selam.
Menurut Totok, industri pertahanan yang dinakhodai oleh PT PAL dinilai mampu membuat alutsista khususnya untuk Angkatan Laut (AL) sesuai dengan amanat UU No 16 Tahun 2012.
"Saya berharap PT PAL bisa berkembang, lebih hebat, lebih canggih dan disegani oleh negara-negara di Asia Tenggara bahkan dunia," katanya.
Baca juga: Kapal selam pertama buatan anak bangsa diluncurkan
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2019
"Pada 12 April itu sudah signing di Pindad, Bandung, Jawa Barat dengan nilai 1,2 miliar dollar Amerika untuk tiga kapal. Pembiayaannya melalui pinjaman luar negeri dan sampai sekarang masih berproses di Kementerian Keuangan (Kemenkeu)," kata Direktur Keuangan PT PAL Indonesia, Irianto Sunardi, saat menerima kunjungan rombongan wartawan Kementerian Pertahanan, di Kantor PT PAL Indonesia, Surabaya, Jawa Timur, Rabu.
Irianto berharap sebelum akhir tahun ini sudah efektif dilakukan pembangunan kapal selam dengan tipe 209-1400 karena DSME sudah siap.
"Begitu juga dengan kami PT PAL, juga sudah siap dengan segala perjanjiannya. Jadi perjanjian seksi mana saja yang dibikin di sini dulu dan mana yang dibuat di sana, sampai kapal selam yang ke enam full dibuat di sini," katanya.
Irianto mengaku, seluruh perjanjian antara kedua belah pihak sudah siap tinggal menunggu keputusan dari Kemenkeu.
Saat ini, kata Irianto, pihak yang telah siap mendanai proyek tersebut adalah Korean Exim Bank. Berdasarkan catatan Bappenas, bank tersebut masuk dalam kategori Lembaga Penjamin Kredit Ekspor (LPKE) atau Export Credit Agency (ECA).
Namun, Kemenkeu masih melihat pemberian pinjaman oleh bank tersebut pada pembuatan kapal selam batch pertama masih mahal.
"Kemenkeu melihat Indonesia saat ini tingkat investasinya bagus sehingga harapannya lebih murah dari penawaran tiga kapal selam yang batch pertama. Ini yang belum ketemu. Kalau itu sudah efektif, Insya Allah kita bisa mulai akhir tahun ini," jelasnya.
Dalam pembuatan tiga kapal selam pada batch kedua ini, ada peningkatan-peningkatan yang disesuaikan dengan kebutuhan Indonesia, baik persenjataan maupun kenyamanan lainnya.
Indonesia sebelumnya telah menerima tiga kapal selam dari hasil kerja sama dengan Korea Selatan. Dua kapal selam yang dibuat di Korea yakni Nagapasa 403 dan Ardadedali 404 yang saat sudah beroperasi. Sedangkan, satu kapal selam Alugoro 405 saat ini dalam proses uji ketahanan di utara Pulau Bali.
"Kita cari laut yang dalam untuk sea trial. Diuji coba berbagai macam diperbaiki lagi sampai waktunya kita serahkan pada 2020 mendatang," jelas Irianto.
Kemampuan PT PAL dalam membangun kapal selam membuat Indonesia menjadi negara satu-satunya negara di Asia Tenggara yang bisa membangun kapal selam
Karo Humas Setjen Kemhan Brigjen TNI Totok Sugiharto mengatakan, Indonesia merupakan negara di Asia Tenggara pertama yang bisa membuat kapal selam.
Menurut Totok, industri pertahanan yang dinakhodai oleh PT PAL dinilai mampu membuat alutsista khususnya untuk Angkatan Laut (AL) sesuai dengan amanat UU No 16 Tahun 2012.
"Saya berharap PT PAL bisa berkembang, lebih hebat, lebih canggih dan disegani oleh negara-negara di Asia Tenggara bahkan dunia," katanya.
Baca juga: Kapal selam pertama buatan anak bangsa diluncurkan
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2019