Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Stasiun Jatiwangi, Kabupaten Majalengka, Jawa Barat, memprakirakan Desa Bantarhuni yang berada di Kabupaten Indramayu terancam kekeringan ekstrem, karena selama kurang lebih 60 hari tidak ada hujan.
"Yang berpotensi kekeringan ekstrem terjadi di Kabupaten Indramayu yaitu Desa Bantarhuni, Kecamatan Gantar," kata Prakirawan Cuaca Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Stasiun Jatiwangi Ahmad Faa Iziyn di Majalengka, Kamis.
Menurutnya, di daerah tersebut akan terjadi hari tanpa hujan secara berturut-turut selama lebih dari 60 hari dan itu diprakirakan akan menyebabkan kekeringan ekstrem.
Untuk itu ia mengimbau agar warga dan Pemerintah terkait bisa meminimalkan adanya kekurangan pasokan air bersih selama tidak adanya hujan di daerah itu.
"Di daerah Gantar itu diprakirakan tidak hujan berturut-turut lebih dari 60 hari, sehingga harus diwaspadai," ujarnya.
Faiz melanjutkan selain di Kabupaten Indramayu, kekeringan juga mengancam daerah lainnya seperti Kabupaten Majalengka dan Cirebon.
"Karena di daerah itu tidak hujan berturut-turut 31sampai 60 hari yang berpotensi kekeringan," tuturnya.
Sementara Bupati Indramayu Supendi juga sudah menginstruksikan semua elemen baik dari pemerintah maupun warga untuk waspada terhadap bencana kekeringan, terutama wilayah yang sering terdampak.
"Camat harus turun ke desa-desa, jika ditemukan ada desa yang krisis air, segera koordinasi untuk disuplai air," katanya.
Menurut Supendi, bencana kekeringan di Indramayu harus bisa diantisipasi sedini mungkin, agar tidak menimbulkan kegelisahan bagi semua warga.
Terutama lanjut Supendi untuk Pemerintah yang daerahnya sering mengalami kekeringan agar terus memantau kondisi sekitar.
"Terutama kecamatan yang sering mengalami kekeringan seperti Krangkeng, Gantar untuk selalu diwaspadai," ujarnya.
Baca juga: Ratusan hektare sawah di Purwakarta terancam kekeringan
Baca juga: Kekeringan melanda lahan pertanian di Garut
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2019
"Yang berpotensi kekeringan ekstrem terjadi di Kabupaten Indramayu yaitu Desa Bantarhuni, Kecamatan Gantar," kata Prakirawan Cuaca Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Stasiun Jatiwangi Ahmad Faa Iziyn di Majalengka, Kamis.
Menurutnya, di daerah tersebut akan terjadi hari tanpa hujan secara berturut-turut selama lebih dari 60 hari dan itu diprakirakan akan menyebabkan kekeringan ekstrem.
Untuk itu ia mengimbau agar warga dan Pemerintah terkait bisa meminimalkan adanya kekurangan pasokan air bersih selama tidak adanya hujan di daerah itu.
"Di daerah Gantar itu diprakirakan tidak hujan berturut-turut lebih dari 60 hari, sehingga harus diwaspadai," ujarnya.
Faiz melanjutkan selain di Kabupaten Indramayu, kekeringan juga mengancam daerah lainnya seperti Kabupaten Majalengka dan Cirebon.
"Karena di daerah itu tidak hujan berturut-turut 31sampai 60 hari yang berpotensi kekeringan," tuturnya.
Sementara Bupati Indramayu Supendi juga sudah menginstruksikan semua elemen baik dari pemerintah maupun warga untuk waspada terhadap bencana kekeringan, terutama wilayah yang sering terdampak.
"Camat harus turun ke desa-desa, jika ditemukan ada desa yang krisis air, segera koordinasi untuk disuplai air," katanya.
Menurut Supendi, bencana kekeringan di Indramayu harus bisa diantisipasi sedini mungkin, agar tidak menimbulkan kegelisahan bagi semua warga.
Terutama lanjut Supendi untuk Pemerintah yang daerahnya sering mengalami kekeringan agar terus memantau kondisi sekitar.
"Terutama kecamatan yang sering mengalami kekeringan seperti Krangkeng, Gantar untuk selalu diwaspadai," ujarnya.
Baca juga: Ratusan hektare sawah di Purwakarta terancam kekeringan
Baca juga: Kekeringan melanda lahan pertanian di Garut
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2019