Jakarta (ANTARA) - Wakil Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Kartika Wirjoatmodjo mengatakan bahwa Indonesia akan memproduksi emas batangan secara mandiri hingga mencapai 50 ton per tahunnya.
“Mulai Mei nanti insya Allah kita akan memproduksi emas di dalam negeri di Manyar, Gresik, 50 ton per tahun,” kata Wamen BUMN Wirjoatmodjo di sela Grand Launching The Gade Tower PT Pegadaian di Jakarta, Selasa.
Pria yang akrab disapa Tiko ini menuturkan bahwa sebelumnya untuk memproduksi emas batangan atau emas bullion, Freeport perlu mengirim konsentrat ke Jepang, setelah itu kemudian kembali didatangkan ke Indonesia setelah diproses.
“Jadi dulu bullion itu kalau zaman dulu konsentratnya dikirim dari Freeport dicetak di Jepang lalu dikembalikan lagi ke Indonesia,” ujar Tiko.
Ia menjelaskan produksi emas batangan bisa dilakukan setelah smelter milik PT Freeport Indonesia (PTFI) di Gresik beroperasi yang ditargetkan mulai produksi pada Mei 2024.
Wamen BUMN menilai bahwa saat ini negara-negara besar seperti China, Amerika kembali melirik emas sebagai investasi.
Apalagi di tengah situasi geopolitik yang sekarang semakin tidak dapat diprediksi dan harga aset yang juga naik turun sehingga banyak orang kaya yang kembali lagi berinvestasi dengan emas.
“Saya percaya bahwa emas bukan ‘sunset’. Jadi teman-teman baca di google saat ini justru negara-negara besar, China, Amerika malah back to gold lagi karena dengan situasi geopolitik yang sekarang semakin tidak terprediksi dan aset yang juga naik turun harganya, ini banyak aset manajement company, orang orang kaya yang kembali lagi berinvestasi emas,” tutur Tiko.