Jakarta (ANTARA) - Penilaian skor buruk kinerja Menteri Pertahanan Prabowo Subianto yang diberikan Anies Baswedan dan Ganjar Pranowo tidak sesuai sikap partai politik yang mengusung Anies dan Ganjar sebagai calon presiden.
Meutya Hafidz, saat ini menjabat Ketua Komisi I DPR RI, menyebut sejauh ini belum ada anggota Komisi I DPR, termasuk dari partai politik pengusung Anies dan Ganjar, yang tidak menyetujui program-program dan kebijakan menteri pertahanan.
“Kami belum pernah dengar bahwa ada satu pun fraksi yang apa namanya tidak setuju dengan program-program dan fungsi pertahanan. Jadi ngak ada yang bilang nilainya 5, semua bilang bagus, semua setuju anggaran harus naik. Tiba-tiba hari ini menjelang debat memberikan nilai 5,” kata Meutya Hafidz menjawab pertanyaan wartawan saat jumpa pers selepas acara debat ketiga Pilpres 2024 di Istora Senayan, Jakarta, Minggu malam.
Oleh karena itu, Meutya menilai skor rendah yang diberikan Ganjar dan Anies kepada Prabowo, selaku menteri pertahanan dan calon presiden nomor urut 2, tidak sejalan dengan sikap partai politik pengusung mereka di Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024.
Meutya juga berkeyakinan sepatutnya jika ada ketidakpuasan partai politik pengusung Ganjar dan Anies sebaiknya menyampaikan itu dalam forum-forum yang mempertemukan Komisi I DPR RI dan Menhan RI. Alasannya, Meutya menyebut pemilihan presiden itu juga menyangkut partai politik yang mengusung para pasangan calon.
“Orang selama ini mengatakan baik, di DPR yang kami dengar di Komisi I, tiba-tiba karena mau debat jadi nilainya 5,” kata Meutya.
Sementara itu Prabowo, meskipun diyakini banyak pihak mampu tampil unggul karena posisinya sebagai menteri pertahanan aktif, pada debat ketiga justru menjadi sasaran kritik dua capres lainnya.
Keduanya, dalam sesi debat, menyampaikan secara terbuka penilaian mereka terhadap kinerja Prabowo sebagai menhan. Ganjar, misalnya, memberi skor 5 dari 10 untuk kinerja Prabowo, sementara Anies memberi skor 11 dari 100.
Terkait skor rendah itu, Prabowo selepas debat menyampaikan beberapa pencapaian Kementerian Pertahanan selama dipimpin oleh dirinya.
Oleh karena itu, dia menilai narasi yang dibangun dua capres lainnya, yaitu Anies Baswedan dan Ganjar Pranowo, saat debat tidak pas, karena beberapa narasi tidak berbasis data-data yang tepat.