“Ketika cara bicara itu hampir sama persis, ini menimbulkan sebuah pertanyaan, bukan hanya karena ayahnya dianggap keren, tidak. Tapi, ada sebuah kepentingan yang dapat mempengaruhi pikiran manusia, ini seperti teknik NLP (Neuro Linguistic Programming) atau hipnoterapi,“ ujar Kirdi.
NLP merupakan salah satu teknik pengaturan pola pikir alam sadar seseorang yang berfokus agar pikiran bekerja sesuai dengan yang diinginkan. Teknik NLP juga bisa membuat seseorang memiliki pemikiran yang kokoh sehingga nantinya mampu membangun argumentasi dengan baik.
Kirdi menganalisis bahwa apa yang dilakukan Gibran tersebut merupakan upayanya untuk membuat publik merasa aman, seperti ketika dipimpin oleh Jokowi.
“Mungkin memang ada kesamaan gaya bicara, namun, ini sudah sama persis. Artinya dia mencoba menyalin figur Jokowi ke dirinya sehingga orang yang melihat dia itu seperti akan merasa aman, sama seperti ketika dibimbing Pak Jokowi. Memberikan kesan bahwa orang lain boleh saja mau melanjutkan misi Pak Jokowi, saya adalah Pak Jokowi,” Kirdi menjelaskan.
Mahfud MD
Setelah melakukan analisis debat kedua Pemilu Presiden (Pilpres) 2024, Pakar Mikro Ekspresi Kirdi Putra mengatakan calon wakil presiden (cawapres) nomor urut 3 Mohammad Mahfud MD pandai dalam mengendalikan ekspresi emosi di antara cawapres lainnya.
“Menurut saya Pak Mahfud ini penguasaan ekspresi emosinya bagus, ini perlu pujian, bila saat debat capres sebelumnya saya pernah mengatakan bahwa yang paling bisa mengendalikan ekspresi emosi, bukan mengendalikan emosi, ya, itu adalah Pak Anies, tapi yang kedua yang paling bagus itu Pak Mahfud,” ujar Kirdi saat dihubungi ANTARA, Jumat (22/12) malam.
Kirdi mengatakan bahwa secara keseluruhan, Mahfud juga mampu mengelola emosi dengan baik, meski beberapa kali sempat terlihat adanya kebocoran emosi yang ditampakkan.
Kondisi gugup pada menit-menit awal debat, menyebabkan Mahfud MD beberapa kali tidak berdiri tegap dan menggoyang-goyangkan tubuhnya, sebagaimana dikatakan Kirdi.