Bandung (ANTARA) -
Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Jawa Barat menyiapkan sejumlah strategi untuk mengatasi masalah regenerasi perajin sepatu Cibaduyut, Kota Bandung.
Disperindag Jawa Barat mencatat jumlah perajin sepatu di Kawasan Sentra Cibaduyut tersisa 50 orang dan tidak adanya regenerasi membuat jumlah perajin sepatu Cibaduyut semakin menurun.
"Kami sedang menyiapkan dokumen perencanaan untuk pengembangan industri kecil menengah (IKM) di Jabar. Tak hanya Cibaduyut, tapi juga untuk 61.000 IKM yang tercatat di Jabar. Ini akan diproyeksikan dapat meningkat dalam jangka waktu target 20 tahun ke depan," kata Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan Jawa Barat Iendra Sofyan ketika dihubungi, Rabu.
Iendra menuturkan dokumen perencanaan untuk pengembangan IKM di Jawa Barat tersebut mencakup berbagai aspek IKM dari hulu sampai hilir.
"Selama ini Jawa Barat itu punya komoditas apa, kita punya bahan baku apa, punya kemampuan apa, sisi lain marketing maunya apa. Ini yang akan disiapkan ke depan," kata dia.
Dia menuturkan keberadaan 50 perajin sepatu Cibaduyut tersebut ternyata sebagai pengusaha baru dan salah satu kendala yang membuat mereka tidak berkembang ialah masalah bahan baku yang diimpor dari China.
Iendra mengatakan berkurangnya jumlah perajin sepatu di Cibaduyut karena kurangnya generasi penerus industri sepatu di sana.
Menurut dia, banyak usaha sepatu yang sebelumnya dijalankan para orang tua atau generasi leluhurnya, namun sekarang tidak dilanjutkan oleh anak-anaknya.