ANTARAJAWABARAT.com, 31/10 - Warga Kampung Leuweung Kaleng, Desa/Kecamatan Katapang, Kabupaten Bandung, Jawa Barat, mengeluhkan tumpukan sampah yang berada di pinggir Jalan Raya Soreang, karena gunungan sampah itu sudah terjadi sejak enam bulan terakhir.
Warga khawatir tumpukan sampah di depan permukiman mereka itu akan menimbulkan berbagai macam penyakit. Terlebih sejak adanya tumpukan sampah di dekat permukiman mereka warga terganggu dengan banyaknya nyamuk demam berdarah dan bau busuk sampah yang menusuk hidung, kata Iwih Sumitra (48), seorang warga, kepada wartawan, Senin.
salah
"Di samping itu juga, adanya tumpukan sampah telah merusak keindahan kota. Karena posisi tumpukan sampah ini persis berada di lintasan menuju pusat pemerintahan Kabupaten Bandung dalam hal ini ada di Kecamatan Soreang," ujarnya.
Menurutnya, warga telah berulang kali menyampaikan keluhan tersebut kepada Dinas Permukiman Tata Ruang dan Kebersihan (Dispertasih) Kabupaten Bandung agar tidak menjadikan lahan kosong berukuran 5x5 meter tersebut sebagai tempat pembuangan sampah sementara (TPS).
"Memang setiap hari ada pengangkutan sampah yang dilakukan oleh petugas kebersihan. Tapi, pengangkutannya tidak pernah tunas. Jadi, sekarang ini permukiman kami sudah seperti TPS aja. Ini jelas sangat membahayakan kesehatan warga," ujarnya.
Hal yang sama disampaikan oleh Ali Yusuf. Menurutnya, selama ini, petugas kebersihan kampung dari RW 01 dan RW 02, membuang sampah di tempat tersebut. Lalu dari tempat ini diangkut dengan menggunakan truk dari Dinas Kebersihan. Padahal, di kampung ini sudah terdapat tempat pembuangan sampah sementara (TPS), yang berada di pinggir kampung. Namun entah kenapa petugas kebersihan lebih memilih menumpuk sampah di pinggir jalan, yang menjadi bagian dari utama menuju tempat wisata yang ada di Kabupaten Bandung seperti Ciwidey, pemandian air panas Cimanggu, Ciwalini, Kawah Putih dan Situ Patengan.
"Yang lebih kasihan lagi dari keberadaan tumpukan sampah itu adalah para pedagang yang ada di pinggir jalan dan berdekatan dengan tempat sampah. Kami sering mengeluh, tapi tak pernah ditanggapi sama pemerintah," katanya.
Saat akan dikonfirmasi ke Dispertasih Kabupaten Bandung, tidak ada satupun petugas yang bersedia memberikan keterangan mengenai keluhan warga akan tumpukan sampah tersebut.
Berdasarkan pantauan gunungan sampah di tepi jalan hingga melebar memasuki lahan kosong milik warga. Tak jauh dari situ sekitar 200 meter terpampang sebuah pelang berwarna hijau bertuliskan "Selamat datang di Kabupaten Bandung".
-hedi-