Warga Bojong Koneng diedukasi kembangkan keripik jamur
Minggu, 28 November 2021 11:14 WIB
Ia menjelaskan bahwa jamur tiram memiliki kandungan protein yang tinggi, sehingga keripik jamur diharapkan mampu menjadi salah satu alternatif pemenuhan kebutuhan protein pada masyarakat sebagai pengganti daging. Selain, kaya akan protein, keripik jamur tiram ini juga memiliki nilai ekonomis yang tinggi untuk dijual dan dikonsumsi.
Dalam hal ini, tentunya terdapat proses dalam mengolah produk olahan jamur menjadi keripik jamur. Langkah awal dimulai dari mempersiapkan jamur yang telah dipanen dan sudah dibersihkan. Kemudian, jamur dicuci bersih dan dimasukkan masukkan jamur ke dalam air mendidih yang berisi bumbu-bumbu seperti garam, penyedap rasa, dan lain-lain.
Baca juga: Program seribu perempuan pengusaha Kota Depok percepat pulihkan ekonomi
Langkah terakhir adalah meniriskan jamur dan memasukkan jamur ke dalam adonan tepung yang sudah disiapkan untuk digoreng di goreng. Namun, untuk meningkatkan kerenyahan, jamur tiram dapat disimpan terlebih dahulu di dalam freezer.
Program pengabdian masyarakat ini, kata Retno Lestari, memberikan manfaat bagi masyarakat untuk meningkatkan produktivitas masyarakat, memberikan tambahan penghasilan, memberikan alternatif pangan yang terjangkau namun kaya protein, memanfaatkan lahan yang ‘idle’ serta mengoptimalkan limbah kayu di sekitar Desa Bojong Koneng.
Salah satu pengelola kumbung jamur di Desa Bojong Koneng adalah Hadi.
Ia mengatakan bahwa program tersebut menjadi alternatif di tengah pandemi COVID-19, saat permintaan jamur tiram segar menurun hingga 43,7 persen karena banyaknya rumah makan, café, dan hotel yang tidak beroperasi atau membatasi jam operasionalnya di masa Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) ini.
Baca juga: Nasi Padang jadi favorit kuliner Paviliun Indonesia Expo Dubai
Yeni sebagai salah seorang pegiat pembuatan keripik jamur juga menjelaskan bahwa kegiatan tersebut sangat bermanfaat bagi masyarakat desa. Ia berharap dari situ akan menambah pendapatan masyarakat setempat.
Mereka tidak hanya diberikan bekal cara memasak keripik jamur, tetapi juga melakukan sosialisasi tentang pengenalan branding product, serta pengemasan secara higienis dan menarik.