Jakarta (ANTARA) - PT Pertamina (Persero) terus agresif mencari potensi hidrokarbon sebagai cadangan baru tambang minyak bumi melalui aktivitas eksplorasi dengan memakai pesawat terbang.
Direktur Eksplorasi Pertamina Hulu Energi Medy Kurniawan mengatakan survei eksplorasi minyak bumi melalui udara merupakan komitmen perseroan dalam mendukung program pemerintah untuk mewujudkan target produksi minyak 1 juta barel per hari pada 2030.
"Mengawali aktivitas eksplorasi harus didahului dengan survei geofisika untuk membantu mendapatkan gambaran bawah permukaan bumi," kata Medy dalam keterangannya di Jakarta, Jumat.
Pertamina menggunakan dua unit pesawat berupa Twin Otter dan Basler BT67 dalam survei airborne Full Tensor Gradiometry (FTG) untuk mencari hidrokarbon di wilayah kerja Jambi Merang maupun wilayah terbuka tersebut.
Pada tahun ini, perseroan melakukan survei FTG Cekungan Iwur - Akimeugah dan FTG Cekungan Bintuni - Salawati serta survei seismik dengan menggunakan vibroseis untuk memetakan potensi subvolcanic play di Pulau Jawa.
Keseluruhan survei FTG di daerah frontier tersebut akan memiliki panjang lintasan sejauh 54.000 kilometer dengan luas cakupan area kurang lebih 105.000 kilometer persegi.
Mekanisme kerja FTG adalah dengan mengukur laju perubahan gravitasi ke segala arah medan yang disebabkan oleh geologi bawah permukaan.
Survei itu akan memetakan informasi yang dihasilkan oleh kontras kepadatan yang dihasilkan dari stratigrafi dan grafis perubahan struktural tanah.
Teknologi FTG dapat memetakan secara regional struktur bawah permukaan dan membatu mengoptimalkan desain survei seismik dua dimensi yang diharapkan bisa memberikan manfaatkan data dalam mendukung ketahanan energi nasional.
‘’Survei Airborne & Processing FTG di wilayah terbuka merupakan yang pertama kali dilakukan oleh Pertamina," ungkap Medy.