"Dalam rantai ekosistem electric vehicle battery, Antam berkomitmen untuk menyuplai kebutuhan bahan baku," kata Kunto Hendrapawako dalam konferensi pers virtual di Jakarta, Rabu.
Sepanjang tahun 2021, Antam akan berupaya meningkatkan capaian produksi dan penjualan untuk semua komoditas inti, di antaranya yang menonjol adalah peningkatan produksi dan penjualan nikel.
Pembangunan ekosistem baterai kendaraan listrik dimulai dari pengolahan dan pemurnian nikel, kemudian pembuatan bahan baku baterai dalam bentuk prekursor dan katoda, hingga sel baterai dan paket baterai yang akan menjadi bagian dari rencana kerja konsorsium Indonesia Battery Corporation.
"Antam yakin IBC akan mampu memberikan dampak positif terhadap perekonomian negara dan masyarakat, terutama bagi terwujudnya komitmen hilirisasi industri mineral di Indonesia," kata Kunto
"Antam senantiasa terbuka terhadap peluang-peluang yang mendukung penguatan bisnis komoditas utama Antam dari hulu hingga hilir, serta dapat memperkuat pertumbuhan kinerja positif perusahaan dan berkontribusi kepada masyarakat," tambahnya.
Di tengah outlook nikel yang kian positif, perseroan memastikan akan segera menyelesaikan proses pembangunan smelter yang memiliki kapasitas 13.500 ton nikel dalam feronikel.
Saat ini progres smelter yang berlokasi di Halmahera Timur itu sudah mencapai 98 persen.
"Dengan beroperasinya pabrik ini nanti diharapkan total kapasitas portofolio feronikel Antam akan menjadi 40.500 ton di mana saat ini baru tercatat sebesar 27.000 ton," kata Kunto.
Tahun ini, Antam mengalokasikan belanja modal atau capital expenditure (Capex) senilai Rp2,84 triliun untuk pengembangan yang bersifat rutin dan pengembangan usaha dalam bentuk proyek-proyek.
Sumber pendanaan dari belanja modal itu, selain berasal dari kas internal, Antam juga menjajaki sumber eksternal yang memberikan cost of fund paling kompetitif bagi perseroan.
Baca juga: Pendiri Pasar Muamalah pesan dinar-dirham ke Antam
Baca juga: Antam catat produksi dan penjualan positif pada 2020
Tahun ini, Antam mengalokasikan belanja modal atau capital expenditure (Capex) senilai Rp2,84 triliun untuk pengembangan yang bersifat rutin dan pengembangan usaha dalam bentuk proyek-proyek.
Sumber pendanaan dari belanja modal itu, selain berasal dari kas internal, Antam juga menjajaki sumber eksternal yang memberikan cost of fund paling kompetitif bagi perseroan.
Baca juga: Pendiri Pasar Muamalah pesan dinar-dirham ke Antam
Baca juga: Antam catat produksi dan penjualan positif pada 2020