Garut (ANTARA) - Dinas Pertanian (Dispertan) Kabupaten Garut menyampaikan salah satu penyebab harga cabai rawit naik di pasaran sejak sepekan lalu karena pasokan dari petani minim sehingga tidak mampu memenuhi kebutuhan pasar untuk komoditas tersebut.
"Terutama yang cabai rawit atau inul meski produksinya bisa tanam sepanjang tahun tapi serangan hama penyakit juga tinggi, produksi turun itu salah satunya harga menjadi naik," kata Kepala Dinas Pertanian Beni Yoga di Garut, Selasa.
Ia menuturkan Kabupaten Garut merupakan penghasil cabai, salah satunya jenis cabai rawit dan biasa memasok ke sejumlah daerah di kota besar seperti Bandung dan Jakarta.
Adanya kenaikan cabai di pasaran itu, kata dia, penyebabnya karena stok dari petani kurang akibat banyak tanaman cabai di Garut diserang hama dan juga faktor cuaca dengan curah hujan yang tinggi.
"Produksi berkurang ini karena hama, curah hujan tinggi, jadi produksinya turun, hampir semua lokasi," katanya.
Ia mengungkapkan jumlah penurunan produksi cabai itu diperkirakan sekitar 15 sampai 20 persen, akibat penurunan itu petani hanya mampu memenuhi kebutuhan pasar lokal di Garut.
"Penurunan produksinya tidak terlalu tinggi hanya 15 sampai 20 persen, tapi mengurangi kebutuhan pasar, saat ini pasokan untuk Garut tidak masalah, cuma jadi mahal," katanya.
Ia menyampaikan upaya mengatasi serangan hama pada tanaman cabai itu, jajarannya sudah melakukan gerakan penanggulangan hama dengan memberi contoh penggunaan obat hama ke beberapa kelompok tani.
"Ada Brigade Unit Reaksi Cepat Penanggulangan Hama, ada stok obat-obatan untuk gerakan saja bahwa penyakit ini bisa pakai jenis obat ini, selebihnya kita lakukan untuk mengedukasi supaya dilakukan secara mandiri," katanya.
Seorang petani cabai di Kampung Lengkong Kaler, Desa/Kecamatan Samarang, Asep Suyud mengatakan selama ini tanaman cabainya banyak diserang hama patek yang membuat cabai menghitam lalu membusuk.
Ia berharap adanya perhatian dari pemerintah untuk bisa mengatasi hama yang merusak tanaman cabai itu agar produksinya kembali normal dan memberikan keuntungan bagi petani.
"Sekarang produksinya memang turun karena diserang hama patek, yang biasanya bisa 1 kuintal sekarang menjadi 4,5 kiloan," kata Asep mengeluhkan hasil panennya.
Penjual sayuran di Pasar Induk Ciawitali, Garut, Iyang mengatakan harga cabai jenis inul saat ini dari distributor mencapai Rp95 ribu per kilogram atau terjadi kenaikan yang cukup tinggi dari harga normal Rp25.000 per kilogram.
"Harga cabai rawit merah menembus Rp95 ribu per kilogram di tingkat distributor sementara di tingkat pengecer bisa menembus harga Rp150 ribu per kilogramnya dari harga normal Rp25 ribu per kilo," kata Iyang.
Baca juga: 145 ton kopi dari Garut untuk ekspor tertunda karena COVID-19
Baca juga: DPRD Jabar minta Pemprov bentuk BUMD sektor pariwisata
Baca juga: RSUD Pameungpeuk harus jadi rujukan di selatan Jabar, kata Legislator
Harga cabai rawit di Garut naik akibat pasokan dari petani minim
Selasa, 9 Maret 2021 18:55 WIB