Bandung (ANTARA) - Partai Demokrat merilis sembilan nama kadernya yang berpeluang diusung untuk berlaga di Pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur Jawa Barat (Pilgub Jabar) Tahun 2024.
Informasi tentang daftar nama sembilan kader Partai Demokrat yang berpeluang diusung di Pilgub Jabar 2024 diutarakan oleh Kepala Badan Pemenangan Pemilu (Bappilu) Partai Demokrat, Andi Arief yang menuliskan melalui cuitan di akun twitter pribadinya @andiarief_.
Menyikapi hal tersebut, Ketua DPD Partai Demokrat Jawa Barat Irfan Suryanagara ketika dihubungi melalui telepon, Selasa menuturkan bahwa cuitan Andi Arief melalui akun twitternya tersebut menyatakan bahwa di Jawa Barat ada sejumlah kader Partai Demokrat yang memiliki nama besar yang siap tempur untuk diusung dalam Pilgub Jabar selanjutnya.
"Jadi beliau (Andi Arief) selaku Ketua Bappilu Partai Demokrat kan beliau punya anak buah di daerah-daerah untuk meninjau, dan saya pikir kader-kader itu juga layak memang diusung. Bu Cellica, Pak Azis, Pak Erwan, yang pengalaman menjadi kepala daerah. Juga Dede Yusuf, Herman Khaeron, Anton Suratto, dan lainnya sudah pengalaman di DPR RI. Saya mah nomor sembila atuh jauh," kata Irfan.
Kesembilan nama kader Partai Demokrat yang berpeluang diusung di Pilgub Jabar 2024 ialah Cellica Nurrachadiana (Bupati Karawang) Dede Yusuf (Anggota DPR RI), Herman Khaeron (Anggota DPR RI dan Ketua BPOKK Demokrat), Nashrudin Azis (Wali Kota Cirebon), Mohamad Muraz (Anggota DPR RI), Anton S Surrato (Anggota DPR RI), Erwan Setiawan (Wakil Bupati Sumedang), Agung B Santoso (Anggota DPR RI) dan Irfan Suryanagara (Anggota DPRD Jabar dan Ketua DPD Partai Demokrat Jabar)
Menurut Irfan, kesembilan nama tersebut akan menjalani penjaringan dan pengukuran elektabilitas, terlebih penyelenggaraan Pilgub Jabar 2024 masih beberapa tahun lagi.
Mantan Ketua DPRD Jawa Barat ini menggarisbawahi bahwa Partai Demokrat di Jabar tidak bisa mengusung sendiri calonnya, melainkan harus membentuk koalisi.
Dia menuturkan selama ini Partai Demokrat di Jabar telah menjalin silaturahmi yang baik dengan semua partai politik.
"Kemarin koalisi Demokrat dekat dengan PKS di Pilkada 2020, kami menang di lima daerah. Demokrat juga dekat dengan Partai Golkar yang sama-sama mengusung calon pada Pilgub Jabar sebelumnya. Dengan PDIP dan Gerindra juga dekat," katanya.
Lebih lanjut ia mengatakan pelajaran dari Pilgub Jabar 2018 Partai Demokrat harus lebih berhati-hati, khususnya dalam pengusungan dan penyelamatan suara di detik-detik terakhir.
"Pembelajaran berharga dari Pilgub Jabar sebelumnya, kami tentunya akan hati-hati. Dulu kami mengusung Pasangan Deddy Mizwar dan Ahmad Syaikhu, kemudian di detik-detik terakhir berubah lagi pasangannya. Kemudian suara kami di detik-detik terakhir dari 49 persen, seakan-akan lari ke kiri dan kanan. Kami akan lebih banyak mendengar konstituen dari bawah," katanya.
Oleh karena itu, kata Irfan, saat ini menjadi momentum bagi Partai Demokrat mengukur diri dan memacu kemampuan mesin partai untuk bergerak maksimal dengan kadernya sendiri.
"Momentum Pilgub Jabar adalah hajat besar yang harus betul-betul direncanakan dan dilaksanakan," kata dia.
Baca juga: Demokrat pecat enam anggota terkait GPK-PD & satu langgar etika
Baca juga: AHY: Gerakan dorong KLB Partai Demokrat tak terkait Presiden Jokowi