Bandung (ANTARA) - Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat (Jabar) menyatakan hingga 31 Januari 2021, jumlah pendaftar Tim Puspa (Program Puskesmas Terpadu dan Juara) mencapai 4.321 tenaga kesehatan, sedangkan pendaftaran terus dibuka hingga 7 Februari mendatang di situs web jabarprov.go.id.
"Program Puspa mendorong keterpaduan antara dukungan sistem kesehatan, tenaga kesehatan, fasilitas kesehatan dengan modal sosial, silih asah, asuh, asih," kata Pelaksana Tugas Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Jabar Dewi Sartika seusai acara peresmian program Puspa di Puskesmas Cikarang, Cikarang Utara, Kabupaten Bekasi, Senin.
Dia menjelaskan dalam implementasinya, program ini akan memperkuat puskesmas dengan penambahan 500 orang, 300 orang seleksi terbuka dan 200 orang dari internal puskesmas yang bekerja di tim interprofesi, diseleksi dan dilatih dengan komprehensif secara daring.
Ia menjelaskan tim terpilih akan melakukan penguatan 3T dan 3M serta mendukung program vaksinasi COVID-19 dan mempertahankan pelayanan kesehatan esensial puskesmas di Jabar.
"Terkait 3T, tugas Tim Puspa salah satunya meningkatkan akses tes baik 'rapid' (tes cepat) maupun PCR secara masif untuk kontak erat dan suspect. Pelaporan terintegrasi Pikobar," kata Dewi.
"Terkait vaksinasi, Tim Puspa mengedukasi dan mengampanyekan penerimaan dan pemahaman pentingnya vaksinasi COVID-19," ujarnya.
Peresmian program Puspa di Puskesmas Cikarang ditandai dengan penyerahan kotak alat pelindung diri (APD) kepada tiga orang perwakilan Tim Perintis Puspa yang terdiri atas epidemiolog, bidan, dan sanitarian.
Anggota Dewan Pertimbangan Presiden (Wantimpres) Arifin Panigoro yang memberikan sambutan secara virtual memuji langkah Gubernur Jabar Ridwan Kamil lewat program Puspa.
"Kita bicara sistem kesehatan bahwa reformasi sistem kesehatan menjadi prioritas. Di Jabar, penguatan 'primary health care' gayung bersambut karena gubernurnya merespons persis apa yang harus dikerjakan," ujarnya via konferensi video.
Ia menambahkan pandemi COVID-9 di Thailand lebih teratasi karena langkah preventif sungguh-sungguh dikerjakan di jaringan terbawah, yakni layanan kesehatan primer.
"Program Puspa di 100 puskesmas di Jabar ini baik di Jabar ditingkatkan juga secara nasional jadi percontohan. Ini sangat penting karena 'primary health care' sangat mendasar," katanya.
Pendiri Center for Indonesia’s Strategic Development Initiatives (CISDI) Diah Satyani Saminarsih yang juga Senior Advisor on Gender and Youth WHO menegaskan layanan kesehatan primer adalah kunci penguatan sistem kesehatan sebagaimana direkomendasikan oleh WHO dalam strategi penanganan pandemi COVID-19.
Beberapa negara, seperti Singapura, Thailand, Korea Selatan, katanya melalui konferensi video, dapat dengan sigap merespons pandemi dengan memperkuat layanan kesehatan primer.
"Selain itu, sifat puskesmas yang menjangkau orang banyak dan terdekat dengan komunitas menjadi karakter yang sangat berguna untuk dikapitalisasi tidak hanya sebagai platform penanganan wabah tempat bertemunya upaya 3T dan 3M, tapi juga sebagai titik pengecekan yang memastikan pelayanan kesehatan esensial lain tetap berjalan baik dan pada akhirnya menjadi hub untuk pelaksanaan program vaksinasi COVID-19," ujarnya.
Baca juga: Gubernur Jabar resmikan program "Puspa", Puskesmas Terpadu dan Juara
Baca juga: "Puspa" upaya Jawa Barat lawan COVID-19 melalui optimalisasi puskesmas
Baca juga: Gubernur: Jawa Barat harus punya 7.000-an puskesmas