Tasikmalaya (ANTARA) - Tim medis dari Dinas Kesehatan Kota Tasikmalaya menelusuri dan memeriksa kondisi kesehatan seratusan santri untuk mendeteksi lebih dini kasus penularan wabah COVID-19 di lingkungan pondok pesantren Tasikmalaya, Jawa Barat.
"Hari ini kita penelusuran di pesantren itu kepada 125 orang untuk mengetahui tingkat penularannya," kata Kepala Dinas Kesehatan Kota Tasikmalaya, Uus Supangat kepada wartawan di Tasikmalaya, Selasa.
Ia menuturkan, kasus terkonfirmasi positif COVID-19 di Kota Tasikmalaya bertambah sebanyak 23 orang dari klaster pondok pesantren jadi seluruhnya menjadi 100 orang yang saat ini masih menjalani perawatan medis dan sebagian dinyatakan sudah sembuh.
Ia berharap, upaya pemeriksaan kesehatan terhadap orang di lingkungan pesantren itu agar bisa diketahui tingkat penularannya, kemudian dilakukan penanganan medis secara cepat apabila menemukan kasus positif.
"Ada 22 kasus dari klaster pesantren yang lama, dan satu kasus dari pesantren lainnya, mudah-mudahan tidak jadi klaster baru," katanya.
Ia menyampaikan, tim survailans Dinkes Kota Tasikmalaya akan terus menelusuri orang yang pernah kontak fisik dengan pasien positif COVID-19 untuk selanjutnya dilakukan tes usap agar diketahui penularannya.
Selain itu, lanjut dia, tim medis di lapangan memisahkan kondisi pasien, bagi pasien kondisi kesehatannya sedang dan berat diisolasi di rumah sakit, sedangkan gejala ringan diisolasi di Rumah Susun Sewa (Rusunawa) Universitas Siliwangi (Unsil) dan tanpa gejala diisolasi di pondok pesantren.
"Kita keterbatasan fasilitas, ruang isolasi terbatas, mudah-mudahan tidak ada tambahan lagi," katanya.
Ia menyampaikan, sejumlah santri yang kondisinya sehat dan hasilnya negatif COVID-19 akan dipulangkan ke rumahnya agar tidak tertular lagi di lingkungan pesantren.
"Yang sehat kita pulangkan karena penambahan terus terjadi, jadi yang sehat kita izinkan pulang setelah melalui proses pemeriksaan," katanya.
Hasil laporan tim gugus tugas tercatat total kasus terkonfirmasi positif COVID-19 di Kota Tasikmalaya sebanyak 258 kasus, terdiri dari 70 kasus dinyatakan sembuh, 179 kasus menjalani isolasi, dan sembilan kasus meninggal dunia.
Baca juga: Pemkab Tasikmalaya tes usap santri untuk deteksi penyebaran COVID-19
Baca juga: Pemkot Tasikmalaya isolasi pasien positif COVID-19 dari klaster pesantren