Sukabumi, Jabar (ANTARA) - Jenazah nelayan yang dihantam gelombang tinggi saat mancing di atas batu karang di perairan laut Karangdulang Citeureum, Kecamatan Ciracap, Kabupaten Sukabumi berhasil ditemukan tim SAR gabungan.
"Jenazah yang diketahui bernama Farid Maulana (30) warga Kampung Banjarsari, Desa Warnasari, Kecamatan Surade, Kabupaten Sukabumi yang hilang tenggelam perairan Karangdulang Citireum, Desa Gunung Batu ditemukan sekitar dua kilometer dari lokasi kejadian musibah," kata Ketua Forum Koordinasi SAR Daerah (FKSD) Kabupaten Sukabumi Okih Fajri di Sukabumi, Rabu.
Informasi yang dihimpun, nelayan tersebut hilang tenggelam pada Selasa, (26/5) saat sedang memancing di perairan laut Kecamatan Ciracap, saat kejadian gelombang cukup tinggi dan almarhum tetap nekat memancing di atas bebatuan karang meskipun sudah diimbau agar sementara tidak beraktivitas saat cuaca ekstrem seperti ini.
Saat sedang asik memancing, tiba-tiba datang ombak besar dan tinggi yang langsung menghantam tubuh korban serta langsung menyeretnya ke tengah laut, korban yang berusaha berenang kesulitan karena arus laut sedang deras ditambah tubuhnya terombang-ambing dan terbentur bebatuan karang yang akhirnya hillang tenggelam.
Tim SAR yang menerima laporan langsung terjun ke lokasi kejadian untuk melakukan pencarian dan penyisiran di sekitar bibir pantai tidak jauh dari lokasi kecelakaan laut tersebut. Pada hari pertama, pencarian tidak membuahkan hasil ditambah kondisi gelombang tinggi, sehingga tidak memungkinkan untuk melakukan operasi di tengah laut karena mengancam keselamatan jiwa relawan kemanusiaan.
Di hari kedua atau tepatnya Rabu (27/5) pencarian bersama yang dilakukan unsur FKSD, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD), RAPI LOKAL 08, PAM Suakarsa, nelayan setempat dan pihak keluarga dengan menyisir pesisir pantai.
Sekitar dua kilometer dari tempat hilangnya korban, petugas melihat ada benda yang menyerupai tubuh manusia terombang ambing di pantai yang penuh dengan bebatuan karang tersebut. Setelah dipastikan bahwa benda itu merupakan jenazah, tim SAR langsung menuju lokasi dan mengevakuasi dengan dimasukan ke kantong jenazah.
Kondisi tempat penemuan yang cukup jauh, relawan kemanusiaan ini harus menggotong jenazah korban hingga tujuh kilometer hingga ke mobil ambulans dan langsung dibawa ke puskesmas yang ada di sekitar tempat kejadian untuk dilakukan visum.
"Dari hasil pemeriksaan terhadap jenazah korban, tidak ditemukan adanya luka bekas akibat penganiayaan hanya saja luka yang ada pada tubuh pria tersebut akibat terbentur bebatuan karang, karena seperti diketahui tempat kejadian musibah merupakan daerah berkarang," tuturnya.
Seperti diketahui, Okih menyebutkan saat ini perairan laut Kabupaten Sukabumi tengah mengalami gelombang pasang yang ketinggian gelombang mencapai enam meter. Selain itu, akibat kondisi cuaca seperti ini puluhan kapal nelayan, warung dan rumah yang berdiri di pesisir pantai rusak.
Maka dari itu, pihaknya mengimbau baik langsung kepada rukun nelayan maupun melalui media sosial agar tidak melaut dahulu karena cuaca cukup ekstrem yang bisa mengakibatkan kecelakaan laut.
Baca juga: Kejari Sukabumi awasi penyaluran bansos dan BLT
Baca juga: Objek wisata Sukabumi diserbu wisatawan, PSBB tidak maksimal
Jenazah nelayan yang dihantam gelombang tinggi di perairan Sukabumi ditemukan
Rabu, 27 Mei 2020 23:18 WIB