Jakarta (ANTARA) - Lembaga Penerbangan dan Antarika Nasional (LAPAN) mengatakan helikopter buatan pemuda asal Sukabumi bisa menjadi objek studi bagi masyarakat sekitar dan daerah lain.
"Kami berharap bahwa setidaknya helikopter yang sudah dibuat itu bisa menjadi objek edukasi kalaupun nanti tidak terbang," kata Kepala LAPAN Thomas Djamaluddin di Kantor Lapan Pusat, Jakarta, Kamis.
Diberitakan, Jujun Junaedi, seorang pemuda asal Desa Darmareja, Kecamatan Nagrak, Kabupaten Sukabumi, mencoba merakit helikopter. Helikopter ini menggunakan mesin genset dua silinder 700 cc.
Terkait dengan produksi teknologi penerbangan oleh masyarakat, Thomas mengatakan Lapan mendukung semangat berinovasi warga.
Namun, untuk dapat terbang, pesawat atau wahana terbang memerlukan sertifikasi dari segi keselamatan sesuai peraturan yang berlaku.
"Kalau misalkan, itu tidak terbang, itu diharapkan bisa menjadi media edukasi, putaran baling-balingnya dibuat tidak terlalu cepat sehingga nanti di situ bisa menjelaskan ke publik yang hadir itu bagaimana prinsip kerja dari helikopter tersebut dan mungkin Lapan juga bisa membantu menyediakan material untuk edukasi terkait teknologi penerbangan," ujar Thomas.
Thomas mengatakan akan segera mengirimkan perwakilan dari Lapan untuk meninjau helikopter tersebut.
"Nanti kami akan menentukan dalam waktu dekat," ujarnya.
Sebelumnya, Menteri Riset dan Teknologi (Menristek)/Kepala Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Bambang PS Brodjonegoro telah meminta Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN) untuk meninjau helikopter buatan pemuda Sukabumi.
"Saya sudah perintahkan kepada Lapan melalui Pusat Teknologi Penerbangan untuk datang ke Sukabumi untuk meninjau langsung helikopter yang diciptakan tersebut bagaimana proses, standar dan kualitasnya," kata Bambang dalam pertemuan dengan media di Gedung BPPT, Jakarta, Rabu
Menristek Bambang menuturkan pemerintah Indonesia sangat mendukung lahirnya berbagai inovasi dan teknologi yang dapat bermanfaat bagi bangsa.
Dia mengatakan peninjauan langsung tersebut bertujuan untuk memastikan bentuk, kualitas dan proses pembuatan dari helikopter tersebut.
Baca juga: LAPAN siap-siap amati gerhana matahari cincin
Baca juga: Seluruh wilayah Indonesia bisa saksikan gerhana bulan sebagian pada Rabu