Sekretaris Daerah Provinsi Jawa Barat Iwa Karniwa mengatakan perlu ada penghubung antara jalur kereta dalam kota dari Tegalluar, Kabupaten Bandung ke Stasiun Bandung, untuk memudahkan penumpang usai naik Kereta Cepat Bandung-Jakarta yang akan melakukan aktivitas di Kota Bandung, terlebih
proyek kereta cepat tersebut akan rampung pada Juni 2021.
"Saat ini, progres pembangunan trase Tegalluar-Stasiun Bandung telah sampai pada tahap sinkronisasi rencana trase dan penyusunan studi kelayakan," kata Iwa Karniwa di Bandung, Kamis.
Dia menjelaskan proyek trase Tegalluar-Stasiun Bandung ini dilaksanakan menggunakan pola business to business, karena dinilai dapat dirampungkan lebih cepat.
PT Kereta Api Indonesia (PT KAI) dipilih sebagai ketua konsorsium bersama dengan WIKA LRT, PT Pilar Sinergi BUMN Indonesia (PSBI), dan PT Kereta Cepat Indonesia China (KCIC).
“Kereta api cepat Jakarta-Tegalluar insyallah itu akan selesai di Juni 2021. Tentu tidak cukup selesai sampai di situ saja, tetapi jugaconnectivity perlu kita selesaikan lebih awal dibandingkan dengan selesainya kereta api cepat,” mata dia.
“Ketua konsorsiumnya yaitu PT KAI, karena yang bersangkutan yang memiliki aset. Kita akan menggunakan jalan eksisting kereta api, dengan demikian akan lebih cepat (rampung),” lanjut dia.
Iwa menyebutkan, pada hasil rapat tersebut ditargetkan proses studi kelayakan akan selesai pertengahan Juli 2019.
Dengan demikian pengajuan trase sepanjang 15 kilometer ini ke Kementerian Perhubungan dapat dilanjutkan sesuai dengan rencana.
Iwa menambahkan Pemerintah Provinsi Jawa Barat sudah mengusulkan pergeseran stasiun ke Cimekar, Gedebage ke PT KAI. Penggeseran lokasi stasiun mempertimbangkan tingkat keramaian dan rencana kepindahan pusat pemerintahan Jawa Barat ke daerah Gedebage.
“Ada usulan dari Bapak Gubernur yang tadi kita bahas secara spesifik, yaitu salah satu jalan yang dilewati mendekati danau Gedebage, SOR Bandung Lautan Api, dan juga dimungkinkannya terjadinya perpindahan pusat pemerintahan ke Gedebage," kata dia.
"Maka arahan Pak Gubernur stasiun digeser mendekati itu, supaya lebih optimal secara pemanfaatan maupun secara ekonomi. Ini juga menjadi bagian kajian untuk dilakukan proses evaluasi oleh pihak PT KAI”, lanjut Iwa.
Iwa menegaskan, trase Tegalluar-Stasiun Bandung ini akan membantu mengurai kemacetan di Kota Bandung.
Selain karena kereta api tidak menggunakan jalan raya yang sudah penuh, kereta api juga memiliki daya tampung yang lebih besar dalam sekali angkut, sehingga perpindahan orang dan barang akan semakin cepat.
Baca juga: Pembebasan lahan kereta cepat Jakarta-Bandung sudah 94 persen
Baca juga: Pembangunan LRT Bandung Raya akan gunakan skema KPBU
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2019
proyek kereta cepat tersebut akan rampung pada Juni 2021.
"Saat ini, progres pembangunan trase Tegalluar-Stasiun Bandung telah sampai pada tahap sinkronisasi rencana trase dan penyusunan studi kelayakan," kata Iwa Karniwa di Bandung, Kamis.
Dia menjelaskan proyek trase Tegalluar-Stasiun Bandung ini dilaksanakan menggunakan pola business to business, karena dinilai dapat dirampungkan lebih cepat.
PT Kereta Api Indonesia (PT KAI) dipilih sebagai ketua konsorsium bersama dengan WIKA LRT, PT Pilar Sinergi BUMN Indonesia (PSBI), dan PT Kereta Cepat Indonesia China (KCIC).
“Kereta api cepat Jakarta-Tegalluar insyallah itu akan selesai di Juni 2021. Tentu tidak cukup selesai sampai di situ saja, tetapi jugaconnectivity perlu kita selesaikan lebih awal dibandingkan dengan selesainya kereta api cepat,” mata dia.
“Ketua konsorsiumnya yaitu PT KAI, karena yang bersangkutan yang memiliki aset. Kita akan menggunakan jalan eksisting kereta api, dengan demikian akan lebih cepat (rampung),” lanjut dia.
Iwa menyebutkan, pada hasil rapat tersebut ditargetkan proses studi kelayakan akan selesai pertengahan Juli 2019.
Dengan demikian pengajuan trase sepanjang 15 kilometer ini ke Kementerian Perhubungan dapat dilanjutkan sesuai dengan rencana.
Iwa menambahkan Pemerintah Provinsi Jawa Barat sudah mengusulkan pergeseran stasiun ke Cimekar, Gedebage ke PT KAI. Penggeseran lokasi stasiun mempertimbangkan tingkat keramaian dan rencana kepindahan pusat pemerintahan Jawa Barat ke daerah Gedebage.
“Ada usulan dari Bapak Gubernur yang tadi kita bahas secara spesifik, yaitu salah satu jalan yang dilewati mendekati danau Gedebage, SOR Bandung Lautan Api, dan juga dimungkinkannya terjadinya perpindahan pusat pemerintahan ke Gedebage," kata dia.
"Maka arahan Pak Gubernur stasiun digeser mendekati itu, supaya lebih optimal secara pemanfaatan maupun secara ekonomi. Ini juga menjadi bagian kajian untuk dilakukan proses evaluasi oleh pihak PT KAI”, lanjut Iwa.
Iwa menegaskan, trase Tegalluar-Stasiun Bandung ini akan membantu mengurai kemacetan di Kota Bandung.
Selain karena kereta api tidak menggunakan jalan raya yang sudah penuh, kereta api juga memiliki daya tampung yang lebih besar dalam sekali angkut, sehingga perpindahan orang dan barang akan semakin cepat.
Baca juga: Pembebasan lahan kereta cepat Jakarta-Bandung sudah 94 persen
Baca juga: Pembangunan LRT Bandung Raya akan gunakan skema KPBU
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2019