Bencana pergeseran tanah melanda wilayah Kampung Gunungbatu, Kedusunan Liunggunung, Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat yang mengakibatkan puluhan rumah dan beberapa lahan persawahan milik warga terkena dampak.
"Bencana pergeseran tanah di Kampung Gunungbatu yang berada di Desa Kertaangsana, Kecamatan Nyalindung ini menyebabkan 25 rumah milik warga rusak ringan seperti bagian dinding yang mulai retak, beberapa di antaranya juga sudah ada yang miring. Ditambah beberapa petak sawah milik warga terbelah," kata tokoh masyarakat Desa Kertaangsana Asep Has di Sukabumi, Minggu.
Informasi yang dihimpun, bencana pergeseran tanah ini sudah terjadi sejak 16 April 2019, awalnya tanah yang terbelah tersebut tidak terlalu luas, tetapi hingga kini pergerakannya semakin meluas bahkan ada tiga RT yakni RT 1, 2 dan 3 di RW 9 yang sudah terkena dampak bencana tersebut.
Tidak hanya rumah yang mengalami keretakan akibat pergeseran tanah itu, tetapi jalan di Provinsi Jabar juga ikut terkena dampaknya. Kejadian ini sudah sering terjadi di wilayah kampung tersebut karena di bawah tanah itu terdapat aliran air ditambah curah hujan tinggi sehingga mempercepat pergeseran tanah.
Karena itu, katanya, pihaknya sudah berkoordinasi dengan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Sukabumi agar bisa mengirimkan petugas Geologi untuk melakukan penelitian terkait pergeseran tanah ini.
Sebab, kata dia, semakin lama luas lahan dan permukiman warga yang terancam terdampak bencana tersebut semakin meluas. Apalagi kedalaman tanah yang bergeser ini cukup dalam dan khawatir bisa menyebabkan jatuhnya korban jiwa.
"Ada 115 rumah yang dihuni 125 kepala keluarga yang terancam bencana ini, maka dari itu perlu penanganan cepat, karena khawatir dampaknya semakin meluas. Apalagi jalan raya pun sudah terkena imbas dengan kondisi terbelah," katanya.
Asep mengaku sudah menyampaikan imbauan kepada masyarakat untuk selalu waspada, bahkan dari hasil pantuannya dan BPBD rumah yang rusak tersebut kondisinya sudah banyak yang miring dan perlahan amblas dan temboknya sudah retak-retak khawatir sewaktu-waktu bisa ambruk.
Baca juga: Sopir mengantuk diduga penyebab kecelakaan bus pelajar di Sukabumi
Baca juga: Pabrik pembuat kasur di Sukabumi terbakar
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2019
"Bencana pergeseran tanah di Kampung Gunungbatu yang berada di Desa Kertaangsana, Kecamatan Nyalindung ini menyebabkan 25 rumah milik warga rusak ringan seperti bagian dinding yang mulai retak, beberapa di antaranya juga sudah ada yang miring. Ditambah beberapa petak sawah milik warga terbelah," kata tokoh masyarakat Desa Kertaangsana Asep Has di Sukabumi, Minggu.
Informasi yang dihimpun, bencana pergeseran tanah ini sudah terjadi sejak 16 April 2019, awalnya tanah yang terbelah tersebut tidak terlalu luas, tetapi hingga kini pergerakannya semakin meluas bahkan ada tiga RT yakni RT 1, 2 dan 3 di RW 9 yang sudah terkena dampak bencana tersebut.
Tidak hanya rumah yang mengalami keretakan akibat pergeseran tanah itu, tetapi jalan di Provinsi Jabar juga ikut terkena dampaknya. Kejadian ini sudah sering terjadi di wilayah kampung tersebut karena di bawah tanah itu terdapat aliran air ditambah curah hujan tinggi sehingga mempercepat pergeseran tanah.
Karena itu, katanya, pihaknya sudah berkoordinasi dengan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Sukabumi agar bisa mengirimkan petugas Geologi untuk melakukan penelitian terkait pergeseran tanah ini.
Sebab, kata dia, semakin lama luas lahan dan permukiman warga yang terancam terdampak bencana tersebut semakin meluas. Apalagi kedalaman tanah yang bergeser ini cukup dalam dan khawatir bisa menyebabkan jatuhnya korban jiwa.
"Ada 115 rumah yang dihuni 125 kepala keluarga yang terancam bencana ini, maka dari itu perlu penanganan cepat, karena khawatir dampaknya semakin meluas. Apalagi jalan raya pun sudah terkena imbas dengan kondisi terbelah," katanya.
Asep mengaku sudah menyampaikan imbauan kepada masyarakat untuk selalu waspada, bahkan dari hasil pantuannya dan BPBD rumah yang rusak tersebut kondisinya sudah banyak yang miring dan perlahan amblas dan temboknya sudah retak-retak khawatir sewaktu-waktu bisa ambruk.
Baca juga: Sopir mengantuk diduga penyebab kecelakaan bus pelajar di Sukabumi
Baca juga: Pabrik pembuat kasur di Sukabumi terbakar
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2019